10 Prinsip Dasar Akuntansi yang Penting Dipahami

10_prinsip_dasar_akuntansi_yang_penting_dipahami

Menurut Warren Buffet, “Accounting is language of bussiness.” Sebagaimana bahasa yang mempunyai kaidah agar komunikasi antara komunikator dan komunikan dapat menangkap maksud yang sama. Akuntansi pun memiliki prinsip agar seluruh pengguna informasi akuntansi mendapat kesamaan maksud dalam membaca laporan keuangan.Prinsip dasar akuntansi adalah rambu-rambu umum yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan keuangan. Penerapan prinsip ini tidak hanya sebagai bahasa untuk memberikan kesamaan pemahaman dalam membaca sajian laporan. Ragam manfaat dapat dinikmati ketika menerapkan prinsip dasar akuntansi antara lain:

  • Kerapian dalam membuat laporan keuangan.
  • Kemudahan mulai dari membaca, menganalisa hingga menetapkan keputusan berdasarkan sajian laporan keuangan.
  • Penetapan nilai-nilai aset perusahaan dalam nominal dan periode umur aset. 

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) adalah badan yang melakukan regulasi terhadap penetapan prinsip membuat laporan keuangan yang sesuai dengan administrasi di Indonesia. Ada 10 prinsip dasar akuntansi yang perlu dipahami antara lain:

Prinsip Entitas Ekonomi

Entitas ekonomi adalah pengakuan terhadap pencatatan akuntansi usaha itu berdiri sendiri. Dalam pelaporan keuangan terkait posisi harta dan juga kewajiban (utang) perusahaan tidak tercampur dengan badan lain ataupun keuangan pribadi pemilik. Prinsip entitas ini akan memberikan gambaran kondisi keuangan yang sebenar-benarnya dari pencapaian perusahaan. Dari prinsip ini para pihak yang berkepentingan dari laporan keuangan dapat mengambil kebijakan yang tepat.

Prinsip Periode

Prinsip periode ini mengatur terkait kurun waktu pembuatan laporan keuangan. Dalam penentuan periode tergantung kebijakan pemilik atau perusahaan dalam membuat laporan. Apakah akan menggunakan prinsip periode bulanan, triwulan atau tahunan?Pengguna akuntansi dapat membaca prinsip periode laporan keuangan dari yang tertera pada kop laporan. Contoh penulisannya di bagian atas format laporan seperti per 31 Desember 2021.

Prinsip Kesinambungan

Pencatatan keuangan dalam prinsip periode dibatasi kurun waktu. Pembatasan periode tersebut bukan berarti setelah berakhir periode maka usaha berhenti atau hasil laporan keuangan tidak digunakan lagi. Dalam prinsip akuntansi, selain menganut prinsip periode, laporan keuangan juga menganut prinsip kesinambungan. Prinsip kesinambungan ini dalam laporan akuntansi berfungsi menjadikan hasil akhir laporan keuangan periode sebelumnya menjadi input/kondisi awal pada laporan di periode selanjutnya. Sebagai contoh laporan neraca pada akhir bulan Juli 2021 menjadi Neraca Saldo pada awal Agustus 2021.

Prinsip Konsistensi

Prinsip konsistensi dalam Akuntansi adalah mengatur kesamaan terkait metode, sistem, periode, dan lain-lain ketika membuat laporan. Prinsip ini akan memberikan informasi kepada pengguna laporan untuk membandingkan bagaimana kondisi keuangan yang sekarang dengan kondisi pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, pembuatan laporan keuangan jika di periode sebelumnya menggunakan sistem accrual basis, di periode selanjutnya harus menggunakan sistem yang sama. Tidak mengubah sistem pembuatan laporan keuangan menggunakan cash basis. Tidak konsisten dalam menggunakan sistem maka akan mengalami kesulitan membandingkan laporan. 

Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pembuat laporan harus memahami perbedaan antara pendapatan dan pengakuan terhadap pendapatan. Pendapatan adalah perolehan perusahaan dari aktivitas transaksi penjualan barang dagang, pemberian jasa serta penjualan aktiva perusahaan.Pengakuan pendapatan adalah mengakui perolehan perusahaan yang terjadi apabila entitas/perusahaan telah menyelesaikan pekerjaannya baik ketika pembayaran sudah diterima (pendapatan tunai) atau yang bayarannya belum di bayar oleh klien/konsumen (piutang).

Prinsip Beban Historis

Dalam melakukan pembelian suatu aktiva biasanya terjadi proses tawar menawar. Contohnya adalah ketika membeli kendaraan untuk akomodasi usaha. Harga awal yang ditawarkan senilai 15 juta. Dari proses negosiasi yang dilakukan kendaraan dibeli seharga 12 juta. Dalam pencatatan akuntansi sesuai dengan prinsip beban historis maka yang dicatat adalah harga perolehan yaitu 12 juta.Penerapan prinsip beban historis ini juga dilakukan terhadap harga perolehan maupun nilai akuisisi dari aset yang dibeli, kewajiban yang harus dibayarkan (nilai pinjaman, bunga, dan biaya administrasi) dan biaya-biaya lainnya. 

Prinsip Mempertemukan

Prinsip mempertemukan adalah proses menyamakan antara apa yang didapat dan apa yang keluar. Sebagai gambaran apabila perusahaan menerima pembayaran dari barang yang dijual maka akan mempertemukan kas yang bertambah dan juga pendapatan yang bertambah. Mengacu pada prinsip dasar akuntansi perihal Aset bertambah di posisi debit dan Pendapatan bertambah di posisi kredit membuat hasil mempertumakan tersebut sama hasil antara posisi debit dan kredit.Apabila ditemukan kondisi yang tidak sama dalam proses pencatatan dapat dipecahkan dengan membuat jurnal penyesuaian untuk mempertemukan kesamaan nilai. Termasuk setelah laporan keuangan telah dibuat, ada neraca koreksi untuk mempertemukan perbedaan nilai dalam laporan keuangan.

Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip pengungkapan penuh adalah menyajikan secara penuh segala informasi keuangan. Tidak ada laporan yang tidak disampaikan. Pengungkapan penuh dimulai dengan malaporkan dengan satuan nilai mata uang. Sayangnya, tidak semua informasi keuangan bisa dinominal.Apabila ada informasi yang tidak dapat dimuat dalam laporan keuangan, pembuat laporan bisa menggunakan catatan kaki, lampiran atau juga membuat laporan keuangan berupa catatan atas laporan keuangan. Sebagai contoh untuk menginformasikan kondisi ekonomi makro yang mempengaruhi pencapaian hasil di laporan keuangan dengan membuat catatan atas laporan keuangan.

Prinsip Satuan Moneter

Prinsip satuan moneter ini hanya melaporkan transaksi yang bisa dinyatakan dalam mata uang. Sehingga proses pencatatannya sangat terbatas yang mempunyai nilai nominal. Penilaian kualitas (mutu produk, prestasi perusahaan/karyawan dan penilaian kualitas lainnya yang tidak bisa dijadikan satuan mata uang) dalam Akuntansi tidak perlu dimuat dalam laporan keuangan. Sebagai contoh menerapkan satuan moneter yaitu dalam mencatat kepemilikan aset gedung tidak dinyatakan bahwa bangunan tersebut dibangun satu atau dua lantai. Melainkan dikurs ke nilai rupiah yang setiap periodenya mengalami penyusutan nilai.

Prinsip Materialitas

Prinsip material adalah pengakuan terhadap aset yang dimiliki oleh perusahaan memiliki harga atau nilai jual. Prinsip materialitas pada umumnya digunakan untuk mengakui nilai dari aktiva tetap seperti peralatan, kendaraan, bangunan dan juga tanah yang dimiliki perusahaan. Penetapan prinsip material setiap perusahaan akan berbeda-beda. Tergantung besar-kecilnya skala perusahaan. Terutama untuk nilai material peralatan. Pembelian alat senilai Rp. 1.000.000,- di perusahaan dengan omset bisnis kecil akan nilai material, sedangkan untuk perusahaan besar akan tidak bernilai dan menganggap sebagai perlengkapan.


You Might Also Like