7 Cara Jitu Pengendalian Bahan Baku pada Proses Produksi Perusahaan Manufaktur

7_cara_jitu_pengendalian_bahan_baku_pada_proses_produksi_perusahaan_manufaktur

Banyak perusahaan-perusahaan baik perusahaan dari skala kecil, menengah, maupun besar yang sudah mulai berkembang dan berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi baru pada produk atau jasa yang mereka berikan kepada masyarakat yang menikmati produk atau jasa mereka, baik itu dari jenis perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Pada perusahaan manufaktur dimana kegiatan utamanya yaitu menghasilkan produk atau barang jadi, pasti di dalam proses produksinya membutuhkan yang namanya bahan baku sebagai bahan awal sebelum diubah menjadi sebuah produk atau barang jadi. Bahan baku dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan dalam proses atau kegiatan produksi dengan tujuan untuk memperlancar proses produksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan manufaktur. Secara umum, bahan baku dibagi menjadi dua kelompok yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung memiliki pengertian yaitu bahan baku yang biayanya langsung dibebankan dalam kelompok biaya bahan baku. Sedangkan bahan baku tidak langsung memiliki pengertian yaitu bahan baku yang biayanya langsung dibebankan dalam biaya overhead pabrik. Bahan baku merupakan bahan yang sangat penting bagi perusahaan manufaktur karena bahan baku itu sendiri yang menentukan kelancaran proses produksi yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian terhadap bahan baku untuk memastikan apakah bahan baku yang tersedia di perusahaan manufaktur mencukupi atau tidak untuk kegiatan produksi pada tahun berjalan. Jangan sampai bahan baku yang tersedia kelebihan karena jika hal tersebut terjadi, maka biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan akan semakin besar untuk membayar biaya penyimpanan gudang dan juga jangan sampai pula bahan baku yang tersedia terjadi kekurangan karena hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan pada sebuah perusahaan atas penjualan produk pada periode tersebut. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur wajib melakukan yang namanya pengendalian atas bahan baku yang tersedia yang nantinya akan digunakan untuk proses atau kegiatan produksi. Pengendalian terhadap bahan baku tersebut dilakukan agar bahan baku dapat tersedia pada waktu yang tepat serta jumlah, kualitas, dan harga bahan baku yang ada sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan adanya pengendalian terhadap bahan baku pada proses produksi adalah agar proses produksi berjalan dengan lancar dan biaya atas bahan baku yang digunakan dapat lebih efisien sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan manufaktur nantinya. Berikut terdapat 7 cara atau metode yang dapat digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk melakukan pengendalian atas bahan baku pada proses produksi yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut: 

  1. Metode Order Cycling

Merupakan metode pengendalian bahan baku yang dilakukan dengan cara melakukan review secara periodik atas bahan baku yang tersedia misalnya satu bulan sekali atau tiga bulan sekali. Jangka waktu untuk me-review bahan baku sebaiknya disesuaikan dengan jenis bahan baku tersebut. Bahan baku yang cepat kadaluarsa dapat dilakukan review secara sering atau dalam jangka waktu pendek misalnya dalam jangka waktu setiap dua minggu sekali atau setiap satu bulan sekali. Untuk bahan baku yang dapat bertahan lama, dapat dilakukan review setiap tiga bulan sekali. Sewaktu melakukan review pada bahan baku, perusahaan juga dapat membuat daftar pemesanan bahan baku sehingga bahan baku yang dipesan akan sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga hal tersebut akan menghemat biaya bahan baku yang dikeluarkan nantinya. 

  1. Metode The Mix-Max

Merupakan metode pengendalian bahan baku yang persediaan bahan bakunya terbagi menjadi dua tingkat yaitu tingkat minimum dan tingkat maksimum. Perusahaan harus dapat menentukan bahan baku mana saja yang termasuk pada tingkat minimum dan mana yang berada pada tingkat maksimum. Jika sudah ditentukan, maka pada saat persediaan bahan baku sudah berada pada tingkat minimum, perusahaan dapat melakukan pemesan ulang atas bahan baku sehingga nantinya bahan baku akan menuju pada tingkat maksimum.

  1. Metode The Two-Bin

Metode The Two-Bin diterapkan untuk jenis bahan baku yang harganya relatif murah. Metode ini membagi bahan baku menjadi dua bagian yaitu yang pertama adalah bahan baku yang akan dipakai selama masa periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan bahan baku dilakukan, dan yang kedua adalah bahan baku yang akan dipakai selama masa periode saat pemesanan dan pengiriman bahan baku dilakukan. Pemesanan ulang bahan baku akan dilakukan pada saat bahan baku pada bagian pertama sudah habis digunakan. 

  1. Metode The Automatic Order System

Metode The Automatic Order System disebut juga dengan metode pemesanan otomatis. Metode ini merupakan metode pengendalian bahan baku yang dilakukan secara otomatis dengan bantuan komputer. Pada metode ini, pemesanan ulang bahan baku akan dilakukan secara otomatis jika persediaan bahan baku yang ada sudah mencapai limit atau jumlah tingkat pemesanan kembali.

  1. Metode ABC (The ABC Plan)

Metode ABC kebanyakan digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan skala besar yang memiliki jumlah persediaan yang banyak dan dengan nilai yang berbeda-beda. Metode ini membagi persediaan menjadi 3 kelompok yaitu:

  • Kelompok A – Kelompok dengan persediaan yang memiliki nilai tinggi. Pengendalian bahan bakunya memiliki karakteristik yaitu: jumlah persediaan berskala kecil, sering melakukam review, tingkat pemesanan dan pengawasan tinggi, dan membutuhkan pencatatan yang rinci.
  • Kelompok C – Kelompok dengan persediaan yang memiliki nilai rendah. Pengendalian bahan bakunya memiliki karakteristik yaitu: jumlah persediaan berskala besar, review yang dilakukan tidak terlalu sering, tingkat pemesanan dan pengawasan rendah, dan tidak membutuhkan pencatatan yang rinci.
  • Kelompok B - Kelompok dengan persediaan yang memiliki nilai sedang. Pengendalian persediaan dapat berjalan dengan lancar jika jumlah persediaan yang ada sesuai dengan jadwal produksi dan jadwal penjualan.   
  1. Metode Continuous Review

Merupakan metode dimana posisi barang-barang yang ada di dalam gudang dianggap sama dengan posisi persediaan barang dalam sistem deterministik (dimana permintaan terhadap barang telah diketahui secara pasti). Pada metode ini, pemesanan ulang bahan baku dilakukan dalam jumlah per lot dengan pesanan yang sama dan periode pemesanan pada metode ini tidaklah tetap. 

  1. Metode Periodic Review

Merupakan metode dimana jarak waktu antara dua pesanan dalam pengendalian persediaan adalah tetap. Jumlah pemesanan ulang bahan baku tergantung pada sisa persediaan dalam gudang pada saat masa akhir periode pemesanan. Pada metode ini, periode pemesanan dilakukan secara periodik dan ukuran lot pada barang pesanan akan selalu berbeda. Demikian penjelasan mengenai 7 cara jitu pengendalian bahan baku pada proses produksi perusahaan manufaktur. Semoga artikel ini memberikan pengetahuan lebih mengenai bagaimana cara mengendalikan bahan baku sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih efisien.


You Might Also Like