banner iklan

Apa itu Break Event Point (BEP)?

apa_itu_break_event_point

Jika anda masuk ke dalam ranah perusahaan khususnya di perusahaan manufaktur, maka anda akan mengenal istilah Break Event Point (BEP). Analisis yang satu ini pada dasarnya dilakukan tidak hanya untuk mengetahui titik impas produksi tapi juga untuk memberikan informasi pada manajemen perusahaan tentang berbagai tingkat volume penjualan hingga hubungan dengan kemungkinan perolehan lama menurut tingkat penjualan barang.

Apa Itu BEP Dalam Akuntansi?

Dalam akuntansi sendiri Break Event Point merupakan titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan jumlah biaya itu sama atau seimbang (balance). Dengan BEP berarti tidak terdapat keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan.

Sedangkan menurut Darsono (2008), BEP (Break Event Point) merupakan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit.

Perlu anda ketahui bahwa Break Event Point ini berfungsi untuk menganalisis proyeksi jumlah unit barang yang akan diproduksi. Selain itu BEP juga digunakan untuk menganalisis seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa sampai di titik impas atau kembalinya modal perusahaan.

Komponen Penghitungan Dasar Break Event Point

Nah, setelah tahu tentang pengertian dari Break Event Point, maka langkah selanjutnya anda harus mengetahui tentang komponen penghitungan dasar dari BEP ini. Pada dasarnya ada tiga hal yang menjadi komponen penghitungan dasar BEP yaitu seperti yang dijelaskan berikut ini:

  1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap merupakan biaya yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi oleh unit yang diproduksi. Jadi komponen yang satu ini konstan ada atau muncul saat produksi berlangsung ataupun saat produksi tidak dilakukan oleh perusahaan. Beberapa contoh biaya tetap pada perusahaan adalah biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, biaya sewa gedung, premi asuransi dan lain sebagainya.

  2. Biaya Variabel (Variable Cost) Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar nilainya tergantung pada kuantitas unit atau barang yang diproduksi. Jadi komponen yang satu ini merupakan biaya per unit yang sifatnya tidak tetap atau berubah-ubah sesuai dengan tindakan produksi yang berlangsung. Jadi misalkan saja jika produksi berhenti maka biaya variabel menurun atau tidak ada dan jika produksi meningkat maka biaya variabel juga akan ikut meningkat. Beberapa contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya listrik, dan lain sebagainya.

  3. Harga Jual (Selling Price) Lalu apa yang dimaksud dengan harga jual? Jadi komponen yang satu ini merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan. Harga jual ini perlu untuk diketahui karena termasuk dalam rumus penghitungan Break Event Point.

Rumus Break Event Poin

Setelah tahu tentang pengertian mengenai Break Event Point dan komponen penghitungan BEP, maka selanjutnya kita akan masuk ke dalam pembahasan mengenai rumus Break Event Point itu sendiri. Pada dasarnya ada dua rumus yang digunakan untuk menganalisis BEP yaitu:

  1. Rumus Berdasarkan Unit Penghitungan Break Even Point menggunakan rumus berdasarkan unit ini digunakan untuk mengetahui berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi oleh perusahaan untuk bisa mendapatkan titik impas ini. Sebagai informasi berikut ini adalah rumus Break Even Point berdasarkan unit:

Keterangan:

  • FC adalah Fixed Cost atau Biaya Tetap

  • P adalah Price Per Unit atau Harga per unit

  • VC adalah Variable Cost atau Biaya Variabel

  1. Rumus Berdasarkan Penjualan Penghitungan Break Even Point menggunakan rumus berdasarkan penjualan ini digunakan untuk mengetahui berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk bisa mendapatkan titik impas ini. Sebagai informasi berikut ini adalah rumus Break Even Point berdasarkan penjualan:

Keterangan:

  • FC adalah Fixed Cost atau Biaya Tetap

  • P adalah Price Per Unit atau Harga per unit

  • VC adalah Variable Cost atau Biaya Variabel

Sebagai informasi tambahan, penghitungan seperti ini biasa disebut dengan Margin Konstribusi Per Unit.

Diketahui PT. XYZ memiliki usaha di bidang alat elektronik dengan data sebagai berikut:

  • Total biaya tetap senilai Rp. 80 juta

  • Total biaya variabel per unit senilai Rp. 75 ribu

  • Harga jual barang per unit senilai Rp. 200 ribu

Jadi penghitungan BEP berdasarkan unit adalah sebagai berikut: BEP = FC/(P-VC) BEP = Rp. 80.000.000/(Rp. 200.000-Rp. 75.000) BEP = 640

Dari perhitungan di atas bisa dilihat bahwa perusahaan sampai pada titik impas atau Break Even Point saat mampu memproduksi barang sebanyak 640 unit.

Semoga informasi tentang Break Even Point di atas bermanfaat untuk anda semua.


You Might Also Like