Apa Itu Financial Asset (Aset Keuangan) dengan Real Asset (Aktiva) serta Perbedaannya

apa_itu_financial_asset__aset_keuangan_dengan_real_asset__aktiva_serta_perbedaannya.png

Kegiatan investasi kini semakin digemari. Khususnya investasi saham, bukan hanya kaum profesional, banyak juga orang awam yang belajar tentang cara investasi. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk mendapatkan modal balik yang lebih besar. Investasi bahkan juga dapat diartikan sebagai penempatan modal atau sejumlah dana saat ini dengan harapan untuk memperbesar modal tersebut dan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk berinvestasi, individu maupun entitas bisa melakukannya dengan memilih sarana investasi yang diinginkan. Terdapat dua bentuk atau sarana investasi yang bisa digunakan sebagai tempat penanaman modal yaitu real asset (aktiva) dan financial asset (aset keuangan). Nah, aset dapat dikategorikan dalam bentuk nyata (real), finansial, hingga tidak berwujud. Secara sederhana, aset keuangan bisa berbentuk valas, saham, hingga obligasi yang transaksinya terjadi di pasar uang dan pasar modal. Sedangkan aktiva atau real asset adalah aset-aset yang berwujud seperti bangunan, tanah, peralatan, dan mesin-mesin kantor. 

Real Assets

Real asset adalah aset berwujud dan dapat dilihat secara fisik dan memiliki nilai intrinsik terhadap bentuk dan manfaat yang diberikan. Beberapa contoh dari real asset adalah tanah, logam mulia, produk-produk komoditi, hingga sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai kekayaan bahkan diinvestasikan. Real asset dan financial asset memiliki korelasi yang sangat rendah sehingga aktiva mampu membuat portofolio perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi.Real asset memiliki bentuk fisik yang jelas dan bisa disentuh berbeda dengan hak cipta atau paten yang tidak berwujud. Real asset dinilai dari kualitas fisik dan bagaimana aset tersebut bermanfaat bagi si pemilik. Bukan hanya sumber daya alam, aset juga dapat diciptakan manusia seperti mesin dan bangunanan yang dimiliki. Setiap jenis usaha atau perusahaan pasti memiliki real asset seperti mobil, pabrik, dan peralatan canggih. Namun di saat yang bersamaan, perusahaan mungkin saja memiliki hak paten atas bentuk pabrik atau peralatan canggih yang diciptakan. Untuk hal kelebihan, real asset cenderung lebih stabil dan konsisten terhadap inflasi. Maksudnya, nilai riil aset tidak terlalu dipengaruhi oleh laju inflasi suatu mata uang. Bisa dibilang, pergerakan mata uang hingga aspek ekonomi makro lainnya tak bisa memengaruhi aset riil secara signifikan. Maka dari itu, real asset dikatakan sebagai sarana yang cocok bagi para investor untuk menanamkan modalnya di saat inflasi sebuah negara tak menentu. Bahkan, ketika inflasi terjadi, real asset akan mengungguli financial asset baik dari segi nilai dan konsistensi. Walau demikian, real asset tidak secair financial asset. Aset riil kurang likuid karena butuh waktu lama untuk menjualnya dengan biaya transaksi yang tinggi. Selain itu, aset riil lebih mahal dalam konteks penyimpanan. Perusahaan atau individu yang berinvestasi di real asset harus menggelontorkan dana perawatan dan penyimpanan untuk menjaga nilai dan kualitas aset yang dimiliki. Contohnya adalah emas batangan. Emas batangan bila tak disimpan di tempat yang baik akan menurunkan kualitas sehingga diperlukan fasilitas penyimpanan pihak ketiga, asuransi, dan sewa bulanan yang cukup mahal. Bila disimpulkan, real asset memiliki kelebihan dalam diversifikasi portofolio, melindungi kekayaan individu atau perusahaan terhadap inflasi, dan dapat digunakan sebagai revenue stream. Sedangkan kekurangannya, tidak mudah dijual dengan biaya lain-lain yang cukup tinggi seperti biaya penyimpanan dan biaya perawatan. 

Financial Assets

Aset keuangan atau financial asset dikenal dengan likuiditas yang tinggi. Nilai dari aset keuangan didapatkan dari hak kontrak dan klaim kepemilikan seperti uang tunai, saham, obligasi, reksadana hingga deposito bank. Aset keuangan lebih mencerminkan kondisi di pasar terkait permintaan dan penawaran bukan dalam wujud fisik yang melekat. Walau terkadang, beberapa aset keuangan memiliki bentuk fisik namun nilai intrinsik yang dimilikinya jauh lebih bernilai. Aset biasanya dalam bentuk real, finansial, dan tidak berwujud dan financial assets berada di antara keduanya. Artinya, aset keuangan bisa saja berwujud atau tampak tidak berwujud dengan hanya menunjukkan nilai yang dinyatakan seperti uang kertas atau nilai yang tertera di layar komputer. Walau begitu, nilai yang diwakili oleh kertas tersebut adalah klaim atas kepemilikan suatu entitas. Contoh dalam situasi bisnis sesungguhnya adalah ketika nilai yang ditunjukkan pada sebuah cek merupakan klaim hak kontraktual atas pembayaran sewa perusahaan. Berdasarkan definisi dari IFRS (International Financial Reporting Standards), beberapa contoh dari aset keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Uang Tunai
  2. Instrumen Ekuitas yang menyatakan kepemilikan seperti sertifikat saham
  3. Hak kontraktual yang menyatakan hak atas aset keuangan entitas lain
  4. Hak kontraktual yang menyatakan hak untuk menukar aset keuangan atau hutang dengan pihak lain secara menguntungkan

Selain itu, aset keuangan juga menjadi lebih diminati oleh para investor karena terdapat jenis lain yang lebih likuid seperti saham, obligasi atau surat utang, dan sertifikat deposito (Certificate of Deposit). Saham adalah aset keuangan yang tidak memiliki masa berlaku sehingga dapat digunakan kapanpun. Ketika investor membeli sejumlah saham perusahaan, maka mereka termasuk pemilik perusahaan tersebut sesuai dengan persentase besarnya saham yang dimiliki. Sedangkan obligasi adalah surat utang yang dimiliki pemberi pinjaman dengan informasi seputar uang yang terhutang, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo. Untuk CD atau Certificate of Deposit, adalah kondisi di mana seseorang atau perusahaan menyetor uang di bank dalam jangka waktu tertentu dengan bunga yang terjamin.

Financial Assets vs Real Assets dalam Investasi?

Dalam dunia investasi, kedua jenis aset ini memiliki ciri yang berbeda. Berinvestasi di sektor riil tidak memerlukan perantara mutlak. Hal ini karena aset bisa dilihat secara langsung. Kualitas aset dapat dinilai misalnya bangunan yang bisa dinilai dari kualitas bahannya, bentuknya, hingga lokasinya yang strategis. Sedangkan, pada investasi aset keuangan diperlukan kepercayaan dan melibatkan profesi. Aset keuangan yang sangat populer dalam dunia investasi adalah saham yang mana terjadi melalui perantara pialang dan dilakukan di sistem perdagangan saham atau bursa efek. Investor harus percaya karena tidak lagi melihat saham secara fisik melainkan hanya melalui laporan pialang tentang perubahan saham yang dimiliki dan nilainya. Itu dia ulasan mengenai real asset dan financial asset. Pada intinya, real asset memiliki nilai yang lebih stabil dan tidak terpengaruh faktor ekonomi makro. Sedangkan, financial asset memiliki nilai yang tidak stabil dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Keduanya memang memiliki manfaat tersendiri dan setiap perusahaan dapat dipastikan memiliki kedua jenis aset ini untuk menunjang kondisi keuangan serta kelancaran bisnisnya. Semoga artikel ini bermanfaat ya!


You Might Also Like