Apa Itu Jurnal Koreksi dan Contoh Cara Mudah Membuatnya

apa_itu_jurnal_koreksi_dan_contoh_cara_mudah_membuatnya

Bagi Anda yang menekuni bidang administrasi atau keuangan, pasti tak asing dengan istilah jurnal koreksi. Karena memang jurnal ini jadi salah satu yang sangat sering dipakai. Khususnya untuk mengoreksi kesalahan pencatatan di bagian jurnal sebelumnya. 

Kesalahan yang Sering Terjadi?

Mungkin sebagian bertanya tentang kesalahan seperti apa yang sering terjadi dalam pencatatan jurnal, hingga kemudian dibuatkan jurnal khusus untuk mengoreksinya. Berikut ini kami paparkan beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pencatatan jurnal :

  • Akuntan sudah membuat jurnal umum tapi kemudian ia menyadari ada kesalahan. Jika ia menyadarinya sebelum jurnal tersebut belum diposting, maka untuk mengoreksinya tak dibutuhkan jurnal koreksi. Akuntan tersebut bisa langsung mempostingnya ke buku besar. 
  • Akuntan salah memasukkan nominal pada transaksi yang sudah disusun di jurnal umum, tapi catatan itu belum masuk ke buku besar. Kasus ini juga tak membutuhkan jurnal koreksi. 
  • Di lain kasus, akuntan melakukan kesalahan yang sama pada jurnal umum, dan ia masih tak menyadari kesalahan itu hingga saat memposting ke buku besar. Alhasil, apa yang sudah ditulis di buku besar juga keliru. Maka saat inilah, akuntan tersebut membutuhkan jurnal koreksi untuk merevisinya. 
  • Jika akuntan lupa mencatat transaksi di jurnal umum tapi sudah memposting terlebih dulu di buku besar, tak perlu menggunakan jurnal koreksi. Transaksi itu bisa ditambahkan pada jurnal  umum dengan keterangan khusus. Sehingga nantinya yang membaca laporan tersebut bisa memahaminya. 

Penggunaan Jurnal Koreksi 

Jadi dari paparan beberapa jenis kesalahan di atas, Anda bisa memahami bahwa jurnal koreksi hanya perlu digunakan jika kesalahan baru disadari setelah transaksi sudah diposting di buku besar. Lebih baik hal itu dilakukan saat periode laporan keuangan tersebut masih berjalan. Memang dalam beberapa kasus, kesalahan itu baru disadari setelah terlanjur masuk di periode berikutnya, tak apa. Jurnal koreksi tetap bisa dibuat, supaya kesalahan tidak berdampak lebih jauh ke laporan-laporan berikutnya. Khususnya selama perusahaan belum tutup buku. Tapi perlu dipahami bahwa jurnal koreksi tak perlu dilakukan jika kesalahan tidak berpengaruh terhadap nilai dalam laporan neraca. Misalnya itu terjadi dalam laporan laba rugi, yang nilai akun-akunnya telah menjadi nol, tak perlu direvisi dengan jurnal koreksi. Karena juga tak berpengaruh terhadap laporan keuangan periode berikutnya. Mungkin ada orang yang bertanya kenapa proses koreksi tak menggunakan alat koreksi seperti dicoret misalnya. Karena memang pencoretan tak dibenarkan dalam proses penyusunan laporan keuangan. Baik itu yang dilakukan dengan menulis manual maupun menggunakan software akuntansi. Pencoretan dalam penyusunan laporan keuangan justru bisa memunculkan kecurigaan. Akuntan bisa dianggap tak profesional atau bahkan lebih parahnya, menyembunyikan penyimpangan tertentu. Karenanya dibuat jurnal khusus untuk koreksi, sebagai solusi untuk mengatasi jika terjadi kesalahan. 

Contoh dan Cara Menggunakan Jurnal Koreksi

Setelah kita memahami bagaimana penggunaan jurnal koreksi dalam penyusunan laporan keuangan, mari kita bahas bagaimana cara menggunakannya. Berikut ada dua contoh penerapan jurnal koreksi untuk merevisi kesalahan nominal dan merevisi kesalahan klasifikasi akun. 

Kesalahan Nominal 

Contoh Kasus :Perusahaan membayar perbaikan mesin untuk periode bulan ini dengan total biaya sebesar Rp. 110.000.000. Uang yang digunakan untuk membayarnya adalah uang kas perusahaan. Akuntan mencatat transaksi itu, namun baru menyadari ketika sudah masuk ke buku besar. Bahwa ia salah mencatat nominalnya menjadi Rp. 10.000.000.Berikut ini adalah tahapan menyusun jurnal koreksi :

  • Deteksi Kesalahan 

Tentu saja tahap pertama yang perlu dilakukan adalah mencari letak kesalahan pencatatan. Karena itulah masalah yang akan kita selesaikan dengan jurnal koreksi. 

  • Membuat Jurnal Pembalik

Ketika kesalahan sudah ditemukan, maka tahap berikutnya adalah membuat jurnal pembalik. Hal ini dilakukan untuk membuat nominal transaksinya kembali menjadi nol (0). Dilakukan dengan membalik posisi akun berikut dengan nominalnya. Berdasarkan studi kasus di atas, maka berarti akuntan mencatat ke dalam jurnal seperti berikut : Perbaikan Mesin Rp. 10.000.000Kas Rp. 10.000.000Ketika dibalik, maka akan menjadi seperti iniKas Rp. 10.000.000Perbaikan Mesin Rp. 10.000.000

  • Mencatat Transaksi yang Benar

Jika pembalikan jurnal sudah dilakukan, Anda bisa menulis transaksi sebenarnya ke dalam jurnal seperti biasa. Perbaikan Mesin Rp. 110.000.000Kas Rp. 110.000.000Dengan begini, transaksi sudah berhasil Anda koreksi. 

Kesalahan Klasifikasi Akun

Contoh kasus :Perusahaan membayar perbaikan mesin untuk periode bulan ini dengan total biaya sebesar Rp. 110.000.000. Uang yang digunakan untuk membayarnya adalah uang kas perusahaan. Akuntan mencatat transaksi itu dengan akun Perawatan Mesin Rutin, namun baru menyadari ketika sudah masuk ke buku besar. Bahwa ia salah dalam klasifikasi akun. Karena perbaikan mesin tersebut berbeda dengan perawatan rutin. Sebab hanya dilakukan ketika mesin mengalami masalah. Berikut ini adalah tahapan menyusun jurnal koreksi :

  • Deteksi Kesalahan 

Tentu saja tahap pertama yang perlu dilakukan adalah mencari letak kesalahan pencatatan. Karena itulah masalah yang akan kita selesaikan dengan jurnal koreksi.

  • Membuat Jurnal Pembalik

Ketika kesalahan sudah ditemukan, maka tahap berikutnya adalah membuat jurnal pembalik. Hal ini dilakukan untuk membuat nominal transaksinya kembali menjadi nol (0). Sama seperti pada kasus kesalahan yang pertama.  Berdasarkan studi kasus di atas, maka berarti akuntan mencatat ke dalam jurnal seperti berikut : Perawatan Rutin Rp. 110.000.000Kas Rp. 110.000.000Ketika dibalik, maka akan menjadi seperti iniKas Rp. 110.000.000Perawatan rutin Rp. 110.000.000

  • Mencatat Transaksi yang Benar

Jika pembalikan jurnal sudah dilakukan, Anda bisa menulis transaksi sebenarnya ke dalam jurnal seperti biasa. Akun yang digunakan adalah Perbaikan Mesin. Perbaikan Mesin Rp. 110.000.000Kas Rp. 110.000.000Dengan begini, transaksi sudah berhasil Anda koreksi. Jadi sekarang Anda sudah memahami apa itu jurnal koreksi dan bagaimana penggunaannya. Bagi Anda yang melakukan kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan, tak perlu berkecil hati jika harus menggunakan jurnal ini. Karena dengan menggunakan jurnal ini, justru akan membuat perusahaan tampak profesional. Mengoreksi kesalahan tanpa berusaha menutupi kesalahan sebelumnya. Semoga artikel ini bermanfaat!


You Might Also Like