Apa itu Minimum Order Quantity, Manfaat dan Cara Menghitungnya

apa_itu_minimum_order_quantity_manfaat_dan_cara_menghitungnya.png

Sebelum membahas lebih jauh tentang Minimum Order Quantity (MOQ), mari kita bahas beberapa realitas yang mewakili yang selama ini sering kita jumpai.Ketika berbelanja online pernahkah Anda menjumpai beberapa penjual yang mematok harga barangnya lebih murah dibanding penjual lainnya namun ada syarat minimal pembelian? Semisalnya barang tas spunbond yang biasanya digunakan untuk acara tasyakuran. Harga pasaran satuannya 5000 rupiah, namun ada penjual yang memberikan harga 2000 rupiah jika Anda memborong setidaknya 1000 pieces.Ada juga realitas yang kedua, biasa kita jumpai pada penjual agen yang memang menjual dalam jumlah besar. Agen yang tidak melayani pembelian eceran satuan, namun dalam jumlah satuan lusin, kodi dan lebih besar lagi. Harga yang mereka tawarkan bisa jadi memberikan selisih yang besar, sekalipun selisihnya sedikit, tetap akan lebih murah dibanding dengan membeli satuan karena akan dikenakan harga eceran.Realitas itulah kurang lebihnya gambaran sederhana dari pengertian MOQ atau minimum order quantity. Batas paling sedikit kita bisa membeli barang pada penjual tertentu. Atau kalau kita sebagai penjual, maka artinya, batas minimal jumlah yang boleh dijual dalam sekali pembelian.

Kenapa Penjual Menetapkan Minimum Order Quantity?

Kalau kita lihat dari kacamata pembeli, memang minimal pembelian ini agak merepotkan. Karena kita harus membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Yang mana tentu itu akan merogoh lebih banyak rupiah untuk barang yang sama. Namun kalau kita sebagai pembeli yang akan menjual barang itu kembali, sebenarnya ketentuan pembelian minimal ini juga tidak terlalu merugikan kita. Sebab adanya pembelian jumlah minimum juga berbanding lurus dengan selisih harga yang kita dapatkan. Harganya lebih murah.

Lalu Bagaimana Dari Sisi Penjual?

Sebenarnya ada beberapa kondisi yang melatar belakangi dibuatnya ketentuan pembelian batas minimal sekali order ini. Yang mana pada garis besarnya untuk menghindari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

Manfaat Penjual Menetapkan Minimum Order Quantity

  1. Cepat Menghabiskan Stok

Penjual juga tertuntut membeli dalam jumlah besar dari pemasok atau produsen. Seperti halnya penjual, produsen juga mematok pembelian minimal untuk setiap agen yang membeli langsung dari produsen. Biasanya produsen akan mematok minimal pembelian yang besar sekali, meski tentunya harga yang diberikan selisih banyak dari pasaran. Produsen mematok pembelian minimal itu karena mereka juga harus mendapatkan keuntungan dari proses produksinya. Sehingga penjualan harus dalam jumlah besar agar stok produksi cepat habis sehingga produsen bisa mulai produksi selanjutnya.Demi mendapatkan barang berkualitas dengan harga murah itulah, agen penjual membeli dalam jumlah besar ke pabriknya langsung. Akhirnya penjual memiliki banyak stok yang ini harus segera terjual dengan cepat. Karena itulah penjual pertama biasanya juga menetapkan minimum order quantity. Karena memang teknik ini efektif untuk menghabiskan tumpukan stok. 

  1. Pengendalian Jumlah Stok

Untuk menjaga agar tidak ada barang slow moving dan mengendalikan stok penjual yang berani membeli langsung dari pabrik otomatis memiliki banyak stok barang. Jika tidak terjual dengan cepat, barang tersebut akan mengendap dan menjadi barang dengan status slow moving, atau istilah kasarnya susah laku. Jika terus seperti itu, stok akan menggunung dan keuntungan penjual terus menurun sebab nilai barang sudah tentu ikut turun jika terlalu lama disimpan alias tidak laku.Untuk mengantisipasi hal itu, penjual harus bisa menghabiskan stoknya dengan cepat dengan menetapkan minimal jumlah pembelian kepada konsumennya. Konsekuensinya memang, penjual harus menurunkan harga lebih murah dari harga eceran pasar. Karena kebanyakan pembeli yang membeli dalam jumlah partai juga akan kembali menjualnya dan mereka harus mendapatkan keuntungan juga.

  1. Melancarkan cash flow dan meningkatkan laba

Dengan terjualnya stok yang menggunung dengan cepat, akan berimbas pada perolehan laba penjual. Hasil laba yang terus mengalir akan melancaarkan alur cash flow. Sebab dengan terjualnya stok, penjual bisa melakukan pemesanan ulang kepada produsen untuk mendapatkan stok baru dan dengan model terbaru juga. Dengan begitu, penjual ini akan memiliki barang baru dan terus melakukan penjualan lagi. Arus penjualan yang cepat akan sangat membantu meningkatkan laba. Kurang lebihnya begitulah beberapa manfaat yang melatar belakangi penjual menetapkan jumlah pembelian minimum atau MOQ kepada konsumennya. Sebenarnya penetapan MOQ ini ada dua jenis. Ada MOQ yang bersifat lunak (soft) dan ada yang keras (hard). Apa bedanya?

  1. Soft MOQ

Sesuai namanya, lunak, berarti masih bisa tidak. Maksudnya, penetapan minimum order ini tidak kaku. Biasanya yang menetapkan pembelian minimal dari pembelinya sendiri dan pihak penjual tidak secara kaku harus memenuhi persyaratan tersebut. Atau ada hari-hari atau produk-produk tertentu dimana MOQ tidak berlaku. Dan biasanya soft MOQ ini masih bisa dinegosiasikan. Baik itu dari segi harga maupun jumlahnya.

  1. Hard MOQ

Kebalikan dari soft MOQ, untuk jenis ini penetapan minimum order quantitynya sudah baku dan tidak bisa diganggu gugat. Kalau tidak bisa membeli dalam jumlah tersebut, maka penjual tidak bisa diajak negosiasi oleh pembelinya.

Cara Menghitung Minimum Order Quantity

Nah, satu hal lagi yang perlu dibahas disini adalah bagaimana cara menghitung minimum order quantity dalam sekali order agar perusahaan tetap untung? Tidak hanya tetap untung, namun juga mampu mengendalikan stok. Dan dari sisi produsen, juga berfungsi sebagai acuan agar tidak terlalu banyak menimbun stok ataupun bahan baku produksi.Untuk menghitungnya, digunakan rumus economic order quantity (EOQ). Berikut ini rumusnya:EOQ =2XRXSPXIKeterangan :R: jumlah barang yang dibutuhkan untuk melakukan order. Jika masih belum melakukan perhitungan pasti dan setiap tahun jumlahnya hampir sama, maka untuk kebutuhan jumlah tahun ini bisa digunakan asumsi kebutuhan tahun sebelumnya. S: biaya yang dibutuhkan untuk sekali memesan. Misalnya biaya kurir, biaya pengangkutan dan sebagainyaP: harga beli setiap unitnya. Jadi yang dihitung satuan unit. I: biaya yang akan dibutuhkan dalam proses penyimpanan barang tersebut setelah dilakukan order. Untuk biaya ini dihitung prosentase setiap barangnya (%)Contoh perhitungan:PT Aditama membutuhkan barang sejumlah 240.000 pieces. Harga setiap unitnya Rp 2000. Untuk memesannya, dibutuhkan biaya sebesar Rp 150.000 dan biaya penyimpanannya 25% per barangnya. EOQ=2x240.000x150.0002000x25%EOQ=144.000.000= 12.000 unitJadi, jumlah minimal untuk satu kali order yang dilakukan adalah 12.000 unit.


You Might Also Like