Apa Itu Produksi Massal Dalam Bisnis Produksi?

apa_itu_produksi_masal_dalam_bisnis_produksi

Dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak kegiatan yang kita lakukan. Sebagai contoh, kita pergi bekerja setiap hari, dimana pada saat melaksanakan pekerjaan, kita menggunakan peralatan elektronik seperti komputer. Contoh lainnya, saat sedang bersantai di rumah, kita biasanya akan meluangkan waktu untuk menonton acara di televisi. Keberadaan alat-alat elektronik seperti komputer dan televisi di tangan para konsumen terjadi karena para produsen melakukan suatu kegiatan yang bernama produksi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara sederhana produksi adalah suatu proses membuat barang yang kemudian akan didistribusikan kepada konsumen.Ada beberapa jenis proses produksi. Jenis yang pertama, yang sudah sering kita dengar, adalah produksi massal. Jenis produksi ini dikenal juga dengan istilah aliran produksi atau produksi terus-menerus. Jika kita datang ke tempat produksi yang melakukan produksi massal, maka kita akan melihat aliran produk dari satu operasi ke operasi lainnya.Jenis yang kedua adalah proses produksi terputus-putus. Berbeda dengan proses produksi massal, arus proses pada produksi terputus-putus tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan tujuan dari proses ini adalah barang-barang dengan variasi yang tinggi. Produk yang dihasilkan pun dalam jumlah kecil. Meskipun dalam proses nya tetap menggunakan mesin, mesin-mesin tersebut tidak seluruhnya berjalan otomatis.Jenis yang ketiga adalah proses produksi campuran. Sesuai dengan namanya, proses produksi ini menggabungkan jenis proses produksi pertama dan kedua. Perusahaan menggunakan jenis produksi ini untuk memastikan bahwa seluruh kapasitas produksi yang tersedia dapat digunakan dengan maksimal.Yang akan kita bahas kali ini adalah mengenai produksi massal. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses produksi ini berlangsung seperti sebuah aliran. Yang berarti produksi berlangsung secara terus-menerus. Oleh karena itulah kuantitas barang yang dihasilkan pun dalam jumlah besar. Jenis proses produksi ini dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis produk. Cairan bahkan partikel-partikel dapat ditangani dalam jumlah besar. Contohnya adalah makanan, bahan bakar, dan bahan kimia. Proses pengencangan bagian-bagian yang padat dan kecil pun sangat memungkinkan. Sama halnya dengan perakitan bagian-bagian kecil pada berbagai jenis peralatan seperti peralatan rumah tangga dan mobil.Sekarang kita bisa membayangkan bagaimana proses produksi massal berlangsung. Pada area produksi ada sebuah jalur perakitan dimana suatu produk yang belum lengkap akan mengalir melalui jalur tersebut dari satu pekerja/operasi ke pekerja/operasi berikutnya dimana masing-masing bertanggung jawab atas satu langkah produksi. Dengan demikian proses produksi akan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan melimpahkan seluruh proses produksi dari awal sampai akhir per pekerja.Kita pasti bertanya-tanya “bagaimana caranya proses produksi massal dapat diterapkan pada cairan?” Proses produksi massal dapat dilakukan dengan menggunakan konveyor sekrup. Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan cairan baik secara horizontal maupun sedikit menanjak. Tidak hanya untuk menangani bahan-bahan bersifat cair, konveyor sekrup juga dapat digunakan untuk menangani olahan hasil pertanian, pulp kayu, bahan bangunan, dan limbah.Setelah mengetahui definisi dan gambaran umum dari produksi massal, sekarang kita akan mempelajari bagaimana ciri-ciri dari produk yang diproduksi secara massal. Berikut ini 5 (lima) ciri-ciri nya:

  1. Produk berjumlah besar

Pada umumnya, proses produksi massal diterapkan pada produk-produk yang harus dihasilkan dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan permintaan pasar yang juga besar sehingga produksi harus dilakukan secepat mungkin. Di sinilah produksi massal berperan penting untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar dalam waktu yang seefisien mungkin.

  1. Variasi produk rendah

Proses produksi massal tidak hanya dilakukan pada barang-barang yang perlu dihasilkan dalam jumlah besar tetapi juga sama. Yang berarti variasi produk rendah karena kondisi barang sudah terstandarisasi. Sebagai contoh, produksi massal  digunakan oleh para produsen mobil untuk memproduksi suatu tipe mobil secara besar-besaran. Seluruh mobil yang dihasilkan pasti sama (tidak bervariasi).

  1. Mempunyai alur pekerjaan

Jika kita melihat ke dalam industri atau pabrik yang menerapkan proses produksi massal, kita akan melihat adanya alur pekerjaan atau yang biasa disebut dengan product layout. Alur pekerjaan ini ditunjukkan dengan adanya urutan peralatan berdasarkan pekerjaan. Dengan adanya alur pekerjaan, tidak akan ada tahap produksi yang terlewati sehingga akan dihasilkan produk yang sesuai standar.

  1. Menggunakan mesin khusus

Proses produksi massal tentunya dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis mesin. Mesin-mesin tersebut bersifat khusus (special purpose machines). Dengan demikian, masing-masing mesin memiliki kekhususan pekerjaan yang akan saling melengkapi dalam seluruh alur pekerjaan.

  1. Operator tidak selalu dibutuhkan

Salah satu keunggulan dari proses produksi massal adalah seluruh mesin bekerja secara otomatis. Oleh karena itu peran operator dalam proses produksi sangat kecil. Jika dibutuhkan pun, operator tidak perlu memiliki suatu keahlian khusus dalam menjalankan perannya karena proses pekerjaan sudah dipenuhi oleh kerja mesin.

Keputusan untuk menghasilkan suatu barang melalui produksi massal tentu harus dibuat dengan penghitungan yang matang. Oleh karena itu, sebelum melakukan produksi massal ada dua hal yang harus diperhatikan:

  1. Konsep

Sebelum melakukan produksi suatu barang, kita pasti terlebih dahulu membuat suatu konsep. Pada saat membuat konsep, kita akan menuangkan semua gagasan dan inovasi yang kita miliki. Gagasan dan inovasi ini lah yang digunakan sebagai dasar dalam membuat rancangan pikiran. Dalam proses pembuatan konsep, harus dipastikan juga bahwa konsep tersebut dapat direalisasikan dan tentunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu, proses pembuatan konsep harus dipikirkan dengan baik. Desain berupa gambar atau blueprint harus dapat dihasilkan sehingga diperoleh gambaran atas ide dan inovasi yang ingin diwujudnyatakan.

  1. Prototipe

Setelah konsep dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat prototipe. Prototipe dapat dikatakan merupakan model paling awal sebagai wujud implementasi dari konsep yang sudah dibuat. Sebagai sampel, prototipe harus diuji. Bagaimana caranya?  Yaitu dengan “melempar” prototipe ke pasar. Reaksi pasar akan menunjukkan tingkat kesesuaian prototipe dengan permintaan konsumen. Jika ada hal-hal yang kurang sesuai, produsen dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada tahap ini.Tidak hanya bermanfaat bagi produsen, keberadaan prototipe juga menguntungkan bagi konsumen. dengan melihat adanya prototipe, sebagai contoh prototipe mobil, konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli/tidak membeli mobil tersebut. Jika konsep dan prototipe sudah dibuat serta sample sudah menjawab permintaan pasar, maka produksi massal dapat dilakukan.


You Might Also Like