Apa Perbedaan Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan?

apa_perbedaan_beban_penyusutan_dan_akumulasi_penyusutan

Dalam pencatatan laporan keuangan perusahaan, terdapat beberapa aset yang habis dihitung dari masa pakainya, bukan dari wujud asetnya yang habis. Aset-aset seperti mesin-mesin, transportasi perusahaan atau peralatan kantor seperti komputer dan laptop termasuk aset-aset yang memiliki masa pakai tetapi wujudnya masih sama. Untuk menghitung nilai dari aset-aset yang secara fisik masih utuh tetapi menurun secara kinerja ini digunakanlah metode depresiasi atau penyusutan . Karena walaupun secara fisik aset-aset tersebut masih utuh, namun terus mengalami penurunan nilai seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini akan berpengaruh kepada nilai aset perusahaan yang terus menurun, sehingga berdampak pada laporan laba rugi perusahaan ketika penurunan aset-aset ini terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan metode penyusutan, untuk mengkalkulasi aset yang dimiliki perusahaan ketika melakukan perhitungan laba rugi. 

Beban Penyusutan

Penyusutan salah satu jenis pengeluaran untuk mendapatkan manfaat dari aset-aset berwujud yang masa pakainya lebih dari satu tahun. Pengeluaran untuk menjaga dan mendapatkan manfaat dari aset itu dalam akuntansi harus dicatat sebagai beban. Karena hal ini akan berpengaruh pada perhitungan laba dan rugi perusahaan, ditambah akan menjadi pengurang dan penambah pajak nantinya. 

Cara Menghitung Penyusutan

Untuk menghitung biaya penyusutan terdapat beberapa metode yang diperbolehkan dan diatur dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 ayat satu. Tetapi sebelumnya, perlu diingat bahwa metode penyusutan aset ini tidak berlaku untuk menghitung penyusutan bangunan dan tanah. Karena setiap tahunnya nilai dari kedua aset tersebut bukan mengalami depresiasi melainkan mengalami peningkatan nilai. Metode untuk menghitung penyusutan itu antara lain:

  1. Straight-Line Method

Umumnya, perusahaan menggunakan metode garis lurus ini untuk menghitung penyusutan pada aset-aset yang ada. Metode ini paling sering digunakan karena kepraktisannya. Setiap periodenya, aset mengalami penyusutan dengan besaran penyusutan yang sama. Misalnya jika Anda memiliki komputer seharga Rp 5.000.000 dan memiliki menggunakan metode penyusutan garis lurus selama 5 tahun dengan nilai penyusutan Rp 1.000.000/tahun. Artinya pada tahun kedua Anda mencatat komputer yang sama dengan nilai yang sudah dikurangi penyusutannya. Begitupun tahun kedua Anda mengurangi nilai penyusutan sebesar Rp 1.000.000 sama dengan tahun pertama. Hingga pada akhirnya, nilai computer akan habis pada tahun kelima.

  1. Declining-Balance Method 

Berbeda dengan metode garis lurus pada metode saldo menurun perusahaan menentukan terlebih dahulu tarif penyusutan untuk setiap periodenya. Biasanya tarif penyusutan akan disesuaikan dengan nilai sisa pada catatan akhir. Kemudian, baru nilai sisa buku akan disusutkan pada akhir periode. Misalnya, dengan menggunakan contoh aset yang sama komputer namun Anda menentukan nilai penyusutan yang berbeda setiap tahunnya. Pada periode pertama Anda menghitung penyusutan sebesar Rp 2.500.000 kemudian tahun kedua Rp 2.000.000 dan tahun ketiga Rp 500.000. Masing-masing periode memiliki nilai penyusutan yang berbeda. Sehingga dengan menggunakan metode tersebut, pada tahun pertama nilai komputer Anda sudah mengalami penyusutan sebesar Rp 2.500.000. Kemudian tahun kedua sudah mengalami penyusutan Rp 4.500.000 dan tahun ketiga nilai computer Anda habis setelah dikurangi nilai penyusutan terakhir. 

Beberapa Harta yang Tidak Boleh Disusutkan

Contoh yang Ukirama sebutkan diatas adalah beberapa aset yang umum untuk memperoleh nilai penyusutan. Tetapi, menurut ketentuan fiskal, terdapat aset yang tergolong ke dalam aset yang harus disusutkan tetapi tidak boleh disusutkan. Contohnya adalah kendaraan atau rumah dinas yang ditinggali dan dikuasai oleh karyawan. Contoh kedua aset tersebut tidak boleh untuk dihitung penyusutannya. Langkah-langkah Membuat Permohonan Penetapan Masa Manfaat Aset Bukan Untuk PenyusutanKarena terkait dengan PPh dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009, maka untuk mengakui aset-aset yang menyusut ini terdapat langkah-langkahnya, yaitu:

  1. Siapkan satu formulir Direktur Jenderal Panjak No 20/PJ/2014
  2. Jelaskan secara terperinci tentang aktiva yang akan diakui penyusutannya 
  3. Jelaskan spesifikasi aktiva dari produsen 
  4. Prediksi masa manfaat ekonomi (berdasarkan penilai public)
  5. Keputusan penetapan kelompok-kelompok harta berwujud yang bukan bangunana untuk kebutuhan penyusutan yang sudah berjalan.

Akumulasi Penyusutan

Akumulasi penyusutan adalah seluruh akumulasi nilai beban penyusutan dalam satu periode. Dalam menghitung akumulasi penyusutan aset terdapat tiga jenis penyusutan aktiva tetap. Hal yang membedakan dari masing-masing jenis ini adalah objeknya. Apakah tergolong kedalam aset yang wujud atau tidak berwujud secara fisik, ada juga aset yang berwujud dan habis. Jenis-jenis penyusutan aktiva tersebut yaitu:

  1. Depreciation 

Depresiasi merupakan metode yang umum dilakukan dan metodenya sama dengan metode straight-line beban penyusutan. Caranya adalah melakukan penjumlahan sistematik dibagi dengan periode manfaatnya. Depresiasi biasanya diterapkan pada aset-aset yang wujud secara fisik seperti komputer, mobil dinas dan aset-aset lainnya.

  1. Amortization 

Berbeda dengan depresiasi, metode amortisasi ini diterapkan pada aset-aset yang tidak berwujud seperti patent, trademark, franchise hingga goodwill. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) masa manfaat dari aset-aset yang terkena amortisasi tidak boleh lebih dari 20 tahun. Alasannya adalah, waktu 20 tahun merupakan periode yang cukup panjang sehingga kemungkinan aset yang bernilai pada periode ini tidak memiliki nilai keekonomian pada 20 tahun berikutnya.

  1. Depletion

Jika pada penjelasan jenis penyusutan sebelumnya dijelaskan antara aset yang berwujud dan tidak berwujud. Pada jenis penyusutan deplesi,  aset mengalami penurunan berwujud yang habis secara manfaat dan fisiknya. Salah satu contoh aset yang mengalami deplesi adalah sumber daya alam milik perusahaan. Dalam perhitungan akuntansi aset berupa sumber daya alam mengalami penyusutan nilai dan pada periode yang sama secara fisik aset ini terus mengalami penurunan.

Perbedaan Beban Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan

Setelah dijelaskan mengenai beban penyusutan, metode perhitungan hingga jenis-jenis akumulasi penyusutan Anda sudah bisa menebak bahwa hal yang membedakan keduanya adalah periode. Akumulasi penyusutan adalah seluruh akumulasi dari beban penyusutan selama satu periode atau satu tahun. Sifat dari akun ini adalah pengurang, pada tahun pertama besar akumulasi penyusutan sama dengan beban penyusutan aset perusahaan selama setahun. Tetapi, untuk periode kedua atau tahun kedua, akumulasi penyusutan diperoleh dari akumulasi penyusutan tahun pertama ditambah akumulasi penyusutan tahun kedua. Anda tinggal mencatat dalam akun kontranya saja apakah aset berupa alat-alat kantor, transportasi atau aset lainnya yang mengalami penyusutan.


You Might Also Like