Apa itu pengembalian modal investasi alias ROIC? Adalah nilai yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan modal investasi perusahaan dari laba yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai pengembalian modal investasi ini akan memberikan rasio ROIC yang tinggi. 


Rasio ROIC ini seringkali menjadi bahan pertimbangan sebelum melakukan investasi. Setiap investor tentu menginginkan laba investasi yang tinggi, dan menghindari resiko yang terlalu besar. Untuk melakukan preventif terhadap resiko yang dihadapi, investor akan melakukan riset dan pertimbangan matang atas performa perusahaan selama beberapa tahun. Salah satu data analisis performa perusahaan yang meyakinkan untuk diberi investasi, adalah nilai return on invested capital (ROIC). 


Setiap perusahaan besar, maupun yang sedang merintis, pasti melakukan perhitungan ROIC ini karena beberapa manfaat yang diberikannya. Apa saja manfaat perhitungan ROIC itu sehingga akan sangat disayangkan jika tidak dimaksimalkan. 


Nilai Penting Return On Invested Capital (ROIC)

Menghitung return on invested capital ini sangat bermanfaat, terkhusus untuk perusahaan yang berada pada persaingan tinggi dengan perusahaan lain di mata investor. Nilai ROIC ini memang ditujukan untuk internal perusahaan dan investor maupun calon investor. 


Setidaknya ada tiga manfaat yang diberikan ROIC yang menjadi nilai penting rasio ini dalam bisnis Anda :

  1. Mengukur Daya Saing Perusahaan Dibanding Kompetitor

Nilai return on invested capital ini memberikan nilai konkret bagaimana kekuatan dan kemampuan perusahaan memberikan nilai pengembalian modal yang tinggi kepada investor. Setiap perusahaan akan mati-matian berusaha meningkatkan performa bisnisnya agar bisa menjaga dan meningkatkan nilai ROICnya. Nilai ROIC ini bisa menjadi salah satu indikator untuk membandingkan performa antar perusahaan. Perusahaan yang lebih baik dan lebih menjanjikan adalah perusahaan yang memiliki nilai pengembalian modal investasi paling tinggi diantara perusahaan lainnya. 


  1. Sebagai Daya Tawar Perusahaan Mencari Investor Terbaik

Nilai ROIC ini dapat menjadi nilai jual yang menjanjikan dan terpercaya untuk menggaet calon investor dan menjaga kepercayaan investor lama agar tetap berinvestasi. Setiap investor tentu menginginkan nilai pengembalian investasi yang tinggi namun mereka tidak mau berinvestasi pada perusahaan dengan resiko tinggi. Namun, setiap perusahaan pasti memiliki resiko. Sehingga untuk menarik banyak investor, perusahaan akan berusaha keras menaikkan nilai ROICnya dan menurunkan resiko investasi. 


  1. Sebagai Tolak Ukur Perusahaan Untuk Mengukur Profitabilitas

Nilai ROIC ini juga bisa digunakan sebagai sumber data untuk mencari tahu kemampuan perusahaan mendapatkan laba yang tinggi. Semakin tinggi nilai ROICnya, berarti semakin banyak pula laba bersih yang dihasilkan.


Variabel Perhitungan ROIC

  1. Laba

Variabel pertama yang mempengaruhi perhitungan pengembalian modal investasi adalah laba. Laba menjadi pembilang yang akan dibagi dengan modal yang dipunyai perusahaan. 


Laba adalah pendapatan perusahaan selama satu periode akuntansi atau satu tahun yang telah dikurangkan dengan pengeluaran-pengeluaran wajib sebelumnya. Pengeluaran wajib itu seperti biaya dan beban yang menjadi kewajiban perusahaan, pajak, gaji karyawan dan pembayaran utilities lainnya. Jadi laba disini adalah pendapatan bersih yang akan menjadi kekayaan atas keuntungan proses bisnis. 


Ada dua jenis penggunaan laba dalam penghitungan pengembalian modal investasi atau ROIC ini. Kelompok pertama cenderung menggunakan perhitungan laba bersih setelah dikurangi dengan seluruh biaya dan beban yang wajib dibayar. Kelompok pertama ini lebih menyukai menggunakan laba bersih karena dianggap hasil perhitungan lebih presisi dan lebih bagus.


Perusahaan telah menyelesaikan seluruh kewajibannya dan pemegang saham telah mendapat pengembalian investasinya. 


Pada kelompok kedua, perhitungan laba yang digunakan bukan laba bersih. Ada istilahnya EBIT (earning before interest and tax) dan NOPAT (net operating profit after tax). Sesuai dengan istilahnya, untuk jenis EBIT ini laba yang dihitung adalah laba sebelum dikurangi untuk membayar pajak dan beban bunga lainnya. Sedangkan NOPAT adalah perhitungan laba inti setelah dikurangkan pajak. 


  1. Modal yang Diinvestasikan 

Ada dua jenis modal yang diinvestasikan. Yang pertama adalah investasi berupa dana pinjaman, yaitu modal yang statusnya adalah hutang perusahaan. Yang kedua, berupa ekuitas atas nama perusahaan. Keduanya dijumlahkan dan akan menjadi penyebut untuk membagi laba. 


Cara Menghitung ROIC

Untuk menajamkan pemahaman kita tentang return on invested capital ini, mari kita bahas mengenai satu contoh kasus beserta cara menghitung ROICnya. Sebelum masuk ke contoh kasusnya, ini adalah rumus yang bisa kita gunakan untuk menghitung ROIC.


Pengembalian modal investasi = laba/ total modal yang dimiliki (ekuitas+hutang) 


Jadi, nilai ROIC adalah hasil bagi dari nilai laba yang dimiliki perusahaan dengan total modal yang bersumber dari ekuitas maupun hutang. 


Contoh soal:

Injae company ingin meluaskan skala bisnisnya tahun depan karena tahun ini berhasil memperoleh laba 2x lipat dari tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan skala bisnisnya, Injae company membutuhkan tambahan modal dari investor. Agar bisa mendapatkan investor sesuai yang dibutuhkan, injae company harus menghitung rasio ROICnya sebagai salah satu daya tawar perusahaan kepada investor. 


Tahun ini Injae company berhasil meraup laba bersih sebesar 10 Milyar dengan total modal yang dimiliki 5 Milyar di awal tahun. Berapa nilai return on invested capitalnya? 


ROIC Injae company= laba (10 Milyar) / modal (5 Milyar) = 2 Milyar


Artinya, setiap 1 rupiah yang diinvestasikan, Injae company dapat memberikan pengembalian modal investasi sebesar 2 rupiah.


Interpretasi Hasil Perhitungan ROIC

Semakin tinggi nilai return on invested capital yang dihasilkan oleh perusahaan, perusahaan itu memiliki daya saing yang tinggi diantara perusahaan kompetitor lainnya. Nilai ROIC yang tinggi ini tidak cukup hanya dilihat dari satu periode akuntansi saja, tapi kita butuh melihat kecenderungan nilainya dari tahun ke tahun untuk memastikan bahwa nilai ROIC benar. 


Ini seperti memastikan konsistensi performa perusahaan sekaligus melihat apakah ada perbaikan performa perusahaan atau justru menurun. Dengan menganalisis konsistensi ROIC selama beberapa tahun sebelumnya, akan menghindarkan kesalahan analisis karena data outliers. 


Bagi internal perusahaan, data ROIC ini dapat menjadi tolak ukur untuk mempertahankan daya saing dan nilai jual perusahaan dari tahun ke tahun. Perusahaan harus mampu mempertahankan nilai pengembaliannya agar terus di atas rata-rata sehingga mudah dan dipercaya oleh investor.