Barang Komplementer : Ciri-ciri dan Contohnya

barang_komplementer_-_ciri-ciri_dan_contohnya

Apakah Anda sering mendengar istilah barang komplementer? Ternyata, istilah ini sering digunakan di dunia ekonomi. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, manusia tak lepas dari pemanfaatan berbagai macam barang. Barang-barang tersebut terbagi menjadi beberapa jenis. Nah, dalam istilah ekonomi, barang-barang yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan barang lainnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu barang komplementer dan barang substitusi.

Apa itu barang komplementer?

Barang komplementer (complementary goods) atau kerap juga disebut sebagai barang pelengkap, merupakan produk yang sering digunakan bersamaan dengan barang pasangannya. Produk yang masuk dalam kategori barang komplementer tidak akan berfungsi sempurna tanpa barang utama. Dengan kata lain, sebuah barang disebut sebagai komplementer, apabila mempunyai hubungan yang menguntungkan jika digunakan bersamaan dengan barang lain. Karenanya, barang komplementer perlu digunakan bersamaan dengan barang pasangannya agar berfungsi atau memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Saking pentingnya, maka jika barang komplementer tidak ada, barang utama pun tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Bahkan, selain karena nilai dan manfaatnya, penggunaan barang komplementer bersamaan dengan barang pasangannya dapat meningkatkan permintaan kedua barang tersebut. 

Ciri-ciri barang komplementer

Apabila Anda masih merasa bingung memposisikan barang komplementer dengan barang utama, maka ada ciri-ciri yang bisa membedakan keduanya, yaitu:

  1. Memiliki nilai yang lebih kecil

Perbedaan antara barang komplementer dan barang utama adalah barang komplementer memiliki nilai yang lebih kecil. Seperti yang telah dicontohkan pada pasangan sepatu dan kaus kaki sebelumnya. Nilai dari kaus kaki umumnya lebih kecil dibanding dengan sepatu. Namun, nilai barang komplementer lebih kecil jika digunakan secara terpisah. Nah, apabila barang komplementer digunakan bersama dengan barang utama atau pasangannya, maka nilai barang tersebut dapat meningkat. Jika nilai produknya telah meningkat, maka barang komplementer tersebut telah digunakan dengan baik. 

  1. Memiliki keterkaitan fungsi dengan barang lain

Salah satu ciri barang komplementer adalah mempunyai keterkaitan dalam hal fungsi dengan barang lainnya. Oleh karena itulah, barang komplementer juga sering disebut sebagai barang yang berpasangan.

  1. Tidak bisa berfungsi sendiri

Keberadaan barang komplementer bersifat saling melengkapi. Dengan demikian, barang komplementer tidak dapat dipisahkan karena bergantung akan nilai guna dari barang utamanya. 

Contoh barang komplementer

Contoh penggunaan barang komplementer dan pelengkapnya adalah jam dengan baterai. Dari contoh ini, jam merupakan barang utama, sedangkan baterai menjadi barang komplementer. Manfaat penggunaan jam dengan baterai pun baru terasa maksimal apabila difungsikan secara bersamaan. Contoh lainnya adalah antena dan televisi. Konsumen tidak mungkin hanya membeli antena yang merupakan barang komplementer saja, tanpa memiliki televisi di rumahnya. Adapun contoh lainnya, yaitu:

  1. Kompor dan gas

Kedua barang tersebut merupakan produk yang cukup umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan saling melengkapi. Dalam contoh ini, kompor merupakan barang utama, sedangkan gas menjadi barang komplementer. Tanpa adanya gas, kompor tidak bisa digunakan, begitu pula sebaliknya. Karenanya, kompor dan gas baru dapat berfungsi maksimal apabila mereka digunakan secara bersamaan.Kedua barang tersebut,  jika digunakan secara bersamaan, maka akan berfungsi dengan maksimal. Bahkan, jika keduanya dipasarkan dalam satu paket, bukan tidak mungkin nilai keduanya akan meningkat.Smartphone dan paket dataPada zaman ini, keberadaan smartphone menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, smartphone tidak bisa berfungsi maksimal apabila tidak dilengkapi dengan paket data. Ini karena, hampir seluruh fitur pada smartphone mewajibkan pengguna terhubung dengan internet. Karenanya, keberadaan paket data menjadi pelengkap yang sangat penting dalam penggunaan smartphone. Lebih lanjut, jika kedua barang tersebut dimanfaatkan secara bersamaan, maka nilainya otomatis langsung meningkat. Pengguna pun bisa secara maksimal mendapatkan manfaat dari kedua produk itu. 

  1. Gula dan teh

Contoh lainnya adalah penggunaan gula dan teh. Anda ingin menikmati secangkir teh manis hangat. Untuk merealisasikan keinginan ini, Anda memerlukan setidaknya teh yang telah diseduh dan gula. Dalam kasus ini, teh merupakan barang utama, sedangkan gula merupakan barang komplementer. Mengapa demikian? Sebab, teh masih bisa dinikmati tanpa gula, meskipun mungkin rasanya menjadi tidak maksimal.Namun, Anda tidak mungkin menikmati gula tanpa menambahkannya ke minuman apa pun, bukan?Selain itu, nilai kedua barang tersebut pun terbilang kecil jika dipasarkan secara terpisah. Tetapi, apabila teh dan gula dijual bersamaan dalam satu kesatuan, sudah tentu nilai teh dan gula menjadi lebih tinggi. 

  1. Komputer desktop

Anda pasti mengerti bahwa sebuah komplementer desktop dirakit dari berbagai macam bagian, kan? Komputer desktop secara umum terbagi menjadi beberapa bagian utama, yakni CPU, monitor, keyboard dan mouse.Nah, dalam kasus ini, setiap perangkat yang menyusun komputer bekerja bersama dan saling terintegrasi. Apabila salah satu dari ketiga barang tersebut hilang, maka komputer akan mengalami penurunan fungsi. 

Beda Barang komplementer dan substitusi

Ketika mempelajari hal mengenai barang komplementer, tentu tak jauh dari pembahasan jenis barang lain, yakni barang substitusi. Jawabannya ada. Selain barang komplementer, dalam ilmu ekonomi dikenal pula istilah barang substitusi atau barang pengganti.Barang substitusi adalah produk yang cukup mirip sehingga kegunaannya bisa menggantikan barang yang lain. Sederhananya, barang substitusi adalah barang yang bisa menggantikan produk lain. Jenis barang ini menawarkan keuntungan yang lebih karena konsumen memiliki lebih banyak pilihan. Nah, jika dibandingkan dengan barang komplementer, barang substitusi memiliki beberapa perbedaan, yaitu:

  • Fungsi

Dari segi fungsi, barang komplementer berguna untuk melengkapi fungsi dari barang utama. Sementara barang substitusi berfungsi menggantikan barang utama dan menyediakan pilihan lain bagi konsumen.

  • Ketersediaan barang pokok

Perbedaan lainnya adalah dari segi ketersediaan barang pokok. Pada barang komplementer, ketersediaan barang pokok memiliki pengaruh yang besar. Sebabnya, barang pokok tidak bisa digantikan dengan produk lainnya. Lain halnya dengan barang substitusi. Ketersediaan barang pokok pada jenis barang ini tidak terlalu berisiko mempengaruhi ketersediaan barang substitusi, lantaran masih bisa dicarikan alternatif produk pengganti. 

  • Ketergantungan

Perbedaan lain yang mencolok dari kedua jenis barang tersebut adalah ketergantungan. Pada jenis barang komplementer, ketergantungan akan barang pokok atau barang pasangan sangat besar, karena kegunaannya yang saling melengkapi.Sedangkan hal sebaliknya terjadi pada barang substitusi yang tidak memiliki ketergantungan dengan barang pokok. Dari definisi dan penjelasan sebelumnya, barang komplementer memiliki nilai ekonomi yang tinggi bila dipasangkan dengan barang utama. Barang komplementer pun sudah tentu memiliki pasangan agar bisa berfungsi secara maksimal dan bisa dibilang merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kendati demikian, hal tersebut tidak bersifat mutlak. Sebab, barang komplementer bukanlah barang substitusi yang bisa menggantikan barang utama.


You Might Also Like