banner iklan

Berbagai Macam Jenis Nota dalam Bukti Transaksi Bisnis

berbagai_macam_jenis_nota_dalam_bukti_transaksi_bisnis

Jika kita berbicara tentang nota, tentu itu bukan istilah yang asing bukan? Kita sering menemui realitas nota dalam sehari-hari. Seperti ketika kita selesai berbelanja dan membayarnya, umumnya kita akan mendapatkan nota dari pelayan toko atau penjaga kasir. Sebagai bukti transaksi yang telah kita lakukan dalam proses belanja tersebut.Tapi tahukah Anda bahwa nota memiliki banyak jenis? Khususnya nota yang digunakan untuk bukti transaksi bisnis. Karenanya akan kami ulas di dalam artikel ini, jadi orang-orang (terutama para pebisnis) bisa memahami masing-masing jenisnya dengan baik.

Nota Kontan

Jenis pertama nota yang biasanya digunakan dalam transaksi bisnis adalah nota kontan. Jenis ini dibuat untuk menjadi bukti transaksi pembelian barang atau jasa yang dilakukan secara tunai. Nota ini akan dibuat oleh pihak penjual, seandainya tidak dibuat pun, pembeli berhak untuk meminta dibuatkan oleh penjual.Nota kontan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian nota yang asli dan bagian tembusan (di belakangnya). Pembeli akan mendapatkan lembar pertama (bagian yang asli) dan lalu penjual akan mendapatkan lembar berikutnya (bagian yang tembusan). Jika ada pihak lain yang membutuhkannya, lembar tembusan biasanya dibuat lebih dari satu.

Nota Kredit

Jenis nota kedua yang juga umum digunakan sebagai bukti transaksi dalam bisnis adalah nota kredit. Nota ini akan dibuat ketika ada barang yang kualitasnya kurang atau barang yang dikembalikan. Jika kualitas barang terbukti kurang sesuai dengan perjanjian, maka biasanya akan diberikan pengurangan harga. Sedangkan jika barang tersebut dikembalikan, maka itu akan mengurangi nilai piutang usaha.Bentuk nota kredit secara umum hampir serupa dengan nota kontan dan juga dibuat oleh pihak penjual. Biasanya pembeli akan mendapatkan lembar pertama yang asli dan pembeli akan menyimpan lembar tembusan di belakangnya.

Nota Debet

Kalau sebelumnya nota kredit mengurangi piutang, sebaliknya untuk nota jenis ini mengurangi utang. Disebut dengan nota debet, yang dibuat ketika ada penurunan harga barang atau pengembalian barang, sehingga secara otomatis mengurangi jumlah utang.Bagian dari nota debet juga serupa dengan nota kredit maupun nota kontan, terdiri dari dua bagian. Bagian pertama (asli) akan diberikan kepada perusahaan sebagai pembeli, sedangkan bagian lembar berikutnya (tembusan) akan disimpan oleh penjual barang sebagai bukti.

Kuitansi

Ini juga menjadi salah satu jenis bukti transaksi yang digunakan dalam bisnis. Sekilas secara bentuk, akan mirip dengan nota, khususnya untuk tipe kuitansi tembusan. Tapi akan sangat berbeda untuk konten di dalamnya dan jenis kwitansi bonggol.Meskipun sama seperti nota kontan, yakni digunakan sebagai bukti transaksi jual beli, tapi keterangan yang ditampilkan berbeda. Karena kuitansi lebih menunjukkan bahwa telah terjadi penerimaan uang dari transaksi antara dua pihak. Selain itu juga untuk beberapa jenis kuitansi harus dilengkapi dengan materai.Pihak yang membayar umumnya akan diberikan bagian kuitansi yang asli dan pihak yang menerima uang akan mendapatkan bagian tembusannya atau bagian bonggol.

Invoice/Faktur

Invoice atau faktur digunakan sebagai bukti transaksi untuk pembayaran yang dilakukan secara kredit/cicilan. Biasanya hal itu difungsikan oleh pembeli untuk mengecek kembali barang atau jasa yang dibelinya, sebaliknya juga berfungsi sebagai media penjual untuk menagih pembayaran.Faktur atau invoice juga umumnya akan dibuat rangkap, satu untuk penjual dan satu untuk pembeli. Bagi pembeli itu akan menjadi bukti akan transaksi kredit yang dilakukannya, sebaliknya oleh penjual akan menjadi bukti atas proses penjualan barang atau jasa secara kredit.

Invoice/Faktur

Faktur atau invoice juga umumnya akan dibuat rangkap, satu untuk penjual dan satu untuk pembeli. Bagi pembeli itu akan menjadi bukti akan transaksi kredit yang dilakukannya, sebaliknya oleh penjual akan menjadi bukti atas proses penjualan barang atau jasa secara kredit.

Cek (Cheque)

Bukti transaksi yang satu ini cukup unik karena tidak hanya melibatkan dua pihak seperti halnya bukti transaksi yang sudah dibahas sebelumnya. Karena dalam bukti transaksi ini, bank juga terlibat, khususnya berperan sebagai pihak yang menyerahkan uang.Jadi cek bisa dibuat oleh seseorang yang memiliki simpanan uang di bank, untuk siapapun yang dia inginkan. Termasuk juga bisa digunakan ketika ia perlu membayar sesuatu. Misalnya ia harus membayar sebesar 50 juta rupiah, ia bisa membuat cek dengan nominal 50 juta, lalu menyerahkannya kepada pihak penjual.Setelah cek diserahkan, pihak penjual atau yang memegang cek bisa langsung ke bank penerbit cek, untuk mengambil uang. Nantinya dengan dilakukannya transaksi tersebut, saldo pihak yang membuat cek akan otomatis terpotong.

Bilyet Giro

Mungkin ini adalah jenis bukti transaksi yang tak sefamiliar bukti transaksi sebelumnya, tapi ini juga cukup digunakan. Fungsinya mirip seperti ketika kita transfer uang dari rekening kita ke rekening orang lain. Hanya saja untuk poin ini dilakukan dengan bukti pembayaran yang bernama bilyet giro.Jadi jika bukti transaksi ini dibuat, hal itu akan memindahkan sejumlah uang dari rekening salah satu pihak ke pihak lainnya. Hal itu bisa dilakukan baik keduanya memiliki rekening dari bank yang sama maupun berbeda.

Bukti Setoran Bank

Kalau untuk bukti transaksi satu ini, pastinya tak asing lagi dengan Anda. Karena kita sering menggunakannya ketika perlu menyetorkan sejumlah uang ke rekening kita ataupun rekening orang lain. Biasanya akan terdiri 2-3 lembar, pertama asli dan berikutnya tembusan.Bukti transaksi satu ini juga tentu saja digunakan dalam transaksi bisnis. Khususnya ketika perusahaan perlu menyetorkan sejumlah uang entah itu ke rekening perusahaan maupun ke rekening pihak lainnya. Ini adalah bukti yang sangat penting untuk disimpan, karena bisa digunakan untuk rekonsiliasi bank, khususnya ketika terjadi kesalahan pencatatan.

Bukti Kas

Satu lagi jenis bukti transaksi yang biasanya digunakan dalam bisnis adalah Bukti Kas Masuk (BKM) dan Bukti Kas Keluar (BKK). Sesuai dengan namanya, bukti ini dibuat setiap kali dilakukan transaksi yang berhubungan dengan kas perusahaan, entah itu transaksi masuk maupun keluar.Secara umum bentuknya akan terdiri dari beberapa lembar. Lembar asli biasanya akan digunakan sebagai bahan lampiran laporan keuangan perusahaan. Sedangkan lembar tembusan dibawa oleh pihak yang terkait dalam transaksi tersebut.


You Might Also Like