Bisnis kontraktor menjadi salah satu bisnis yang paling pesat perkembangannya saat ini. Mengingat betapa kencangnya laju pembangunan di Indonesia, tidak aneh rasanya jika arus pesanan jasa dari bisnis kontraktor ini terus padat. Pelaksanaan bisnis kontraktor biasanya dilakukan oleh sebuah perusahaan konstruksi. Perusahaan konstruksi sebagai pelaksana usaha akan mengatur sedemikian rupa agar perusahaan bisa menjalankan fungsinya semaksimal mungkin.


Tugas dari perusahaan konstruksi yang harus dilakukan dengan baik salah satunya adalah dalam hal membuat laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan konstruksi adalah laporan yang berisi seluruh informasi transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan bidang usahanya. Itulah sebabnya, menyusun laporan keuangan yang baik menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan konstruksi manapun.


Permasalahannya sudah tahukah Anda bagaimana cara untuk membuat laporan keuangan perusahaan konstruksi atau kontraktor ini? Kebanyakan orang tidak mengetahuinya secara menyeluruh dan tepat. Banyak yang bahkan tidak mengetahui perbedaan laporan keuangan pada bidang usaha konstruksi dengan bidang usaha lainnya. Mungkin Anda juga salah satu yang tidak memahami mengenai cara membuat laporan keuangan ini. Namun tenang saja karena bagian berikutnya akan membantu Anda untuk memahaminya lebih mudah.

Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Konstruksi dengan Perusahaan Lain

Agar Anda lebih mudah untuk membuat laporan keuangan dari perusahaan konstruksi Anda, maka cobalah untuk mempelajari perbedaannya di bawah ini. Berbagai perbedaan dalam membuat laporan keuangan perusahaan konstruksi perusahaan ini bisa menjadi stAndar bagi Anda dalam memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan konstruksi Anda sudah dilakukan dengan baik!

  • Ada Hasil Pembangunan yang Menjadi Target Analisis

Sesuai dengan namanya, suatu laporan keuangan dari perusahaan konstruksi akan melakukan banyak analisis. Bedanya pada bidang usaha konstruksi, objek analisis pada laporan keuangan ini adalah hasil pembangunan itu sendiri.


  • Tidak Hanya Mencatat Data Keuangan Saja

Lebih lanjut, jika kebanyakan laporan keuangan di perusahaan lain hanya berisi catatan data keuangan saja, maka berbeda laporan keuangan pada perusahaan konstruksi. Anda bisa menemukan tidak hanya data keuangan tetapi rekomendasi-rekomendasi yang sangat berguna.


  • Ada Rekomendasi Pengambilan Keputusan Berdasarkan Hasil Analisis

Satu lagi yang cukup menjadi pembeda juga dalam laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan konstruksi dengan yang tidak, ada pada rekomendasi pengambilan keputusan. Baiknya, setiap rekomendasi ini membuat tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan semakin mendekati.

  • Gambaran Keuangan yang Diberikan Jelas dan Menyeluruh 

Sebagai suatu laporan keuangan dari bidang usaha konstruksi, biasanya gambaran keuangan yang muncul adalah gambaran keseluruhan dan jelas. Tidak akan ada informasi yang membingungkan apalagi menyulitkan untuk Anda dalam pengambilan keputusan dengan jelas.

Analisa dalam Laporan Keuangan Perusahaan Konstruksi

Setelah memahami apa saja perbedaan antara laporan keuangan perusahaan konstruksi dengan perusahaan di bidang lain, kini Anda juga akan mempelajari mengenai apa saja informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan tersebut. Pastinya ada analisa-analisa yang dilakukan untuk menyampaikan informasi sesuai dengan laporan keuangan yang ada setiap bulannya. Silahkan Anda simak penjelasan di bawah ini mengenai apa saja analisis yang perlu ada dalam laporan keuangan perusahaan konstruksi.

  1. Analisis neraca keseimbangan saldo

  2. Analisis aset dan ekuiditas perusahaan

  3. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian

  4. Neraca saldo penutup

  5. Neraca saldo jurnal balik

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Konstruksi

Jika mempelajari langsung dari contoh salah satu laporan keuangan perusahaan konstruksi, maka pemahaman terkait cara membuat laporan keuangan perusahaan konstruksi ini mungkin akan lebih mudah dilakukan. Namun anda mungkin masih tidak terlalu banyak tahu mengenai contoh laporan keuangan perusahaan konstruksi ini. Atau memang sangat sedikit sekali sumbernya. Jadi silahkan simak pembahasan di bawah ini untuk mengetahui bagaimana contoh laporan keuangan perusahaan konstruksi sebaiknya dibuat.

Tabel Laporan Keuangan:

Berikut ini adalah contoh laporan keuangan dari sebuah perusahaan konstruksi per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.

ASET

Catatan

Maret 2011 (Rp)

Desember 2010 (Rp)

Aset Lancar




Kas dan Setara Kas

2.c,2.e,2.ad,3

199,765,714,186

603,659,042,070

Surat Berharga

2,f,2.ad,4

5,250,000,000

5,400,000,000

Piutang Usaha

2.g,2.ad,5



Pihak Berelasi

2.d,38

9,254,614,156

24,064,766,539

Pihak Ketiga


235,052,688,073

340,294,573,021

Piutang Retensi

2.h,2.ad,6



Pihak Ketiga


3,991,877,460

5,063,865,720

Tagihan Bruto ke Pemberi kerja

2.i,2.ad,7



Pihak Berelasi

2.ad,8

57,870,289,924

52,215,863,182

Pihak Ketiga


299,409,595,646

274,497,474,623

Piutang Lain-lain

2.d,38



Pihak Berelasi


19,960,023,747

21,334,993,347

Pihak Ketiga


2,428,373,810

2,704,515,770

Persediaan

2.j,9

260,428,216,279

100,105,612,595

Uang Muka Proyek Kerjasama Operasi

2.k,10

25,088,298,734

16,724,080,136

Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka

2.l,11

57,484,333,134

39,758,303,916

Pajak Dibayar Dimuka

2.aa,20.a

80,659,208,290

61,142,360,145

Biaya Kontrak Ditangguhkan

2.m,12

5,401,994,157

9,803,384,681

Jumlah Aset Lancar


1,272,045,227,596

1,556,768,835,745

Aset Tidak Lancar




Aset Pajak Tangguhan

2.z,20.d

11,182,571,247

10,956,707,528

Penyertaan Saham

2.n,13

87,810,575,340

81,850,506,527

Aset Tetap

2.o,2.p,2.q,14

265,111,375,571

62,224,230,352

Goodwill

2.r,15

5,135,682,040

25,135,682,040

Aset Lain-lain 

2s,2.ad,16

15,427,799,861

16,042,277,324

Jumlah Aset Tidak Lancar


404,668,004,059

396,209,403,771

TOTAL ASET


1,676,713,231,655

1,952,978,239,516

LIABILITAS DAN EKUITAS

Catatan

Maret 2011 (Rp)

Desember 2010 (Rp)

Liabilitas Lancar




Hutang Bank

2.ad,17

210,385,871,464

324,051,670,603

Hutang Usaha

2.ad,18



Pihak Berelasi

2.d,38

2,580,989,565

5,139,719,612

Pihak Ketiga


136,764,090,643

158,597,425,254

Hutang Proyek

2.ad,19

14,510,399,158

8,944,163,767

Hutang Pajak

2.aa,20.b

5,914,548,257

21,314,027,981

Kelebihan Penagihan atas Pengakuan Pendapatan




Kontrak Konstruksi

2.t,21

5,801,107,061

3,609,767,417

Hutang Lain-lain

2.ad,22



Pihak Berelasi

2.d,38

43,985,444,320

47,401,459,234

Pihak Ketiga


14,237,428,724

20,887,701,221

Pendapatan Diterima Dimuka

2.u,23



Pihak Berelasi

2.d,38

1,442,947,375

1,406,795,000

Pihak Ketiga


58,333,894,010

53,589,586,667

Beban yang Masih Harus Dibayar

2.ad,24

372,483,686,848

498,894,872,632

Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun




Hutang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

2.ad,25

1,694,444,456

2,111,111,100

Hutang Sewa Guna Usaha

2.q,2.ad,26

5,581,064,186

6,807,675,725

Jumlah Liabilitas Lancar


873,715,916,067

1,152,755,976,213

Liabilitas Tidak Lancar




Liabilitas Manfaat Kesejahteraan Karyawan – Pesangon

2.v,2.ac,35

27,980,014,092

27,711,300,048

Liabilitas Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun




Hutang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

2.ad,25

666,666,664

2,585,313,848

Hutang Sewa Guna Usaha

2.q,2.ad,26

5,786,297,237

6,736,942,677

Laba Ditangguhkan

2.q,27

2,222,998,791

2,762,011,394

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar


36,655,976,784

39,795,567,967

TOTAL LIABILITAS


910,371,892,851

1,192,551,544,180

Ekuitas yang Dapat Didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk




Modal Saham – nilai nominal per 31 Mar 2011 dan  31 Des 2010: Rp100 per Saham




Modal Dasar Sebesar 6.000.000 saham




Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Sebesar 2,935,533,575 saham

28

293,553,357,500

293,553,357,500

Tambahan Modal Disetor

2.ab,29

179,728,566,051

179,728,566,051

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

2.x



Selisih Nilai Transaksi Perubahan Entitas Perusahaan Anak


(42,251,427,715)

(42,251,427,715)

Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya


58,710,671,500

58,710,671,500

Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya


253,817,627,215

248,435,544,168



748,339,906,769

742,957,823,722

Kepentingan Non Pengendali

2.w

18,001,432,035

17,468,871,614

Total Ekuitas


766,341,338,804

760,426,695,336

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS


1,676,713,231,655

1,952,978,239,516


Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan Perusahaan Konstruksi

Bagian terakhir kali ini akan menjadi panduan untuk Anda yang ingin membuat laporan keuangan perusahaan konstruksi. Simak penjelasan tahapannya dengan baik mengenai bagaimana sebuah laporan keuangan perusahaan konstruksi dapat dibuat. Pastikan untuk memahami seluruh prosesnya dan segera buat laporan keuangan perusahaan konstruksi Anda sebaik mungkin. Jadi seluruh analisa hasil konstruksi yang sudah dilakukan oleh perusahaan Anda bisa dirasakan dengan signifikan apa kegunaannya.

  • Mulai dengan Menyusun Neraca Saldo

Langkah awal dalam membuat laporan keuangan harus diawali dengan penyusunan neraca saldo. Penyusunan neraca saldo ini merupakan tahapan di mana Anda mendaftar seluruh saldo debit dan kredit perusahaan pada periode tertentu dalam buku besar.

  • Membuat Jurnal Penyesuaian dari Neraca

Jika sudah lengkap seluruh informasi debit dan kredit yang ada dalam perusahaan, Anda kemudian bisa membuat jurnal penyesuaian dari neraca. Jurnal ini akan mengalokasikan seluruh pendapatan serta pengeluaran perusahaan pada periode-periode waktu yang terbagi dengan jelas.

  • Menyusun Neraca Lajur (Worksheet)

Tahapan membuat laporan keuangan ini kemudian berlanjut lagi ke penyusunan neraca lajur. Nerca lajur adalah seperti lembar kerja di mana Anda harus melengkapinya agar lebih mudah menyusun laporan keuangan dari perusahaan Anda di tahap berikutnya. 

  • Membuat Laporan Keuangan

Sampailah kemudian Anda ke tahapan dalam pembuatan laporan keuangan itu sendiri. Pada tahapan ini Anda akan melaporkan keuangan perusahaan, laporan mengenai laba rugi, ataupun laporan-laporan lain yang sudah dipersiapkan menggunakan informasi pada tahapan-tahapan bahunya.

  • Menyesuaikan di Buku Besar

Selesai menyusun laporan keuangan sebelumnya, kini Anda harus melakukan penyesuaian saldo terbaru pada buku besar. Jadi, untuk sementara rekening nominal Anda tidak perlu dipermasalahkan dan lanjutkan bagaimana informasi yang diberikan terkait laba dan rugi dari pembuatannya.

  • Menutup Rekening

Sama seperti yang sudah disebutkan di atas, selesai seluruh data disesuaikan dengan yang diperintahkan Anda bisa menutup rekening. Penutupan rekening diketahui dilakukan sementara untuk membantu proses analisis dan mengetahui laba atau rugi yang Anda dapatkan akibat dari pembuatan manfaat konsumsi menutup rekening.

  • Menyusun Neraca Saldo Penutupan

Terakhir, karena sudah dilakukan penutupan rekening pada periode tertentu, maka Anda sudah bisa menyusun neraca saldo penutupan. Neraca saldo penutupan ini dibuat untuk mengetahui keseimbangan debit dan kredit yang ada pada rekening corporate  Jika tidak ada masalah, maka artinya pembuatan laporan sudah sampai di tahap ini.


Jadi demikianlah tadi penjelasan lengkap dan menyeluruh mengenai bagaimana cara membuat laporan keuangan perusahaan konstruksi (kontraktor) untuk Anda pahami. Ternyata selain informasi mengenai cara membuatnya, Anda juga masih harus membutuhkan informasi mengenai perbedaan laporan keuangan ini dengan laporan pada bidang usaha lain. Anda juga harus tahu apa saja analisa dalam laporan keuangan ini yang perlu dilakukan.


Bagi Anda yang sudah menguasai seluruh informasi yang diberikan, pastinya akan lebih mudah untuk mendapatkan kegunaan dari membuat laporan keuangan perusahaan konstruksi ini dengan baik dan tepat. Jadi berikan pengawasan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan konstruksi Anda ya. Semoga dengan ini Anda bisa lebih mudah dalam mengembangkan perusahaan konstruksi Anda ke arah yang lebih baik lagi!