banner iklan

Berikut Ini Contoh-contoh Resiko Usaha dan Tips Mengatasinya

berikut_ini_contoh_contoh_resiko_usaha_dan_tips_cara_mengatasinya

Tidak sedikit yang merasa dirinya tidak cocok untuk bekerja untuk orang lain. Namun, masih lebih banyak orang-orang yang berprofesi sebagai seorang karyawan di perusahaan tertentu daripada mereka yang mengadu nasibnya sebagai seorang entrepreneur. Alasan yang paling banyak diungkapkan adalah menjadi seorang karyawan memiliki risiko yang lebih kecil dan gaji yang stabil membuat banyak orang merasa tenang menjalani hari-harinya.Sedangkan sudah menjadi rahasia umum kalau membangun bisnis sendiri membutuhkan tidak hanya pengetahuan yang luas dan keinginan untuk terus belajar, tetapi juga harus memiliki mental yang kuat. Pasalnya, perusahaan-perusahaan yang mungkin saat ini sering Anda lihat atau yang sekarang banyak dikenal pasti telah melalui berbagai macam cobaan dan rintangan yang hampir membuat perusahaan tersebut hampir atau malah sudah gulung tikar namun berhasil dibangkitkan kembali dengan modal baru. Berhubung manusia memiliki sifat natural yang takut akan ketidakpastian, hal ini membuat jumlah pengusaha dengan karyawan sangat signifikan. Dunia bisnis terkenal dengan sifat dinamisnya yang tidak dapat diprediksi secara pasti dan setiap orang yang berada di dalamnya dipastikan harus terus belajar mengikuti perkembangan yang ada. Tidak peduli apakah pengusaha tersebut telah terjun di dunia bisnis selama puluhan tahun, jika mereka tidak bisa mengikuti perkembangan tren di dunia bisnis, maka perusahaan akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan posisinya di pasar.Meskipun begitu, belakangan ini mendirikan sebuah startup atau bisnis sendiri semakin menjadi tren terutama dikalangan anak muda. Tidak sedikit yang menganggap bahwa mendirikan sebuah startup akan terlihat keren, berkilauan, dan memiliki kesempatan untuk menjadi dikenal oleh lebih banyak orang. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh pemberitaan media yang cukup masif mengenai startup-startup anak bangsa yang berhasil mencapai tahap Unicorn. Namun, dibalik berkilaunya mendirikan bisnis sendiri, belum banyak yang tahu risiko apa saja yang bisa terjadi di dunia bisnis. Berikut dibawah ini beberapa contoh risiko usaha yang perlu diketahui agar dapat mengantisipasinya di masa depan.

Resiko Usaha yang Perlu Diketahui

Apa yang dimaksud dengan risiko usaha? Risiko usaha biasanya mengacu pada ancaman terhadap kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai targetnya. Dalam dunia usaha atau bisnis, rencana perusahaan atau organisasi bisa jadi tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan semula atau bahkan mungkin tidak dapat memenuhi target yang harus dicapai akibat dari adanya risiko ini.Menjalankan sebuah bisnis memiliki banyak jenis risiko yang harus dihadapi. Tak jarang beberapa dari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh risiko-risiko tersebut dapat menghancurkan bisnis, sementara risiko lainnya bisa menyebabkan kerusakan serius yang memakan biaya dan waktu perbaikan yang tidak sedikit.Setidaknya ada 7 tipe risiko di dunia bisnis yang perlu Anda ketahui karena risiko-risiko ini tidak dapat dihindari :

  1. Risiko Ekonomi

Sama seperti dunia bisnis, perekonomian pun juga terus berubah karena pada dasarnya pasar berfluktuasi. Ada beberapa perubahan positif yang baik untuk ekonomi, yang menyebabkan pasar berkembang pesat, namun ada juga yang berdampak negatif yang dapat mengurangi penjualan. Sangat penting bagi para pelaku usaha untuk terus mengamati perubahan dan tren yang terjadi untuk dapat mengidentifikasi dan merencanakan kemerosotan ekonomi secara potensial.Untuk mengatasi risiko ekonomi ini, perusahaan harus menghemat uang sebanyak mungkin untuk menjaga agar arus kas tetap stabil. Selain itu juga, perusahaan harus beroperasi dengan anggaran ramping dengan overhead rendah melalui semua siklus ekonomi sebagai bagian dari rencana bisnisnya.

  1. Risiko Compliance

Salah satu yang menghambat meningkatnya jumlah pelaku usaha adalah karena birokrasi dan peraturan yang banyak. Pelaku bisnis harus menghadapi banyak hukum dan peraturan yang harus dipatuhi. Misalnya, perlindungan data pengguna dan juga kepatuhan pemrosesan pembayaran dapat mempengaruhi cara Anda menangani aspek tertentu dari operasional bisnis. Tetap patuhi undang-undang yang berlaku karena ketidakpatuhan dapat berakibat dikenakannya denda dan sanksi terhadap operasional bisnis.

  1. Risiko Keamanan dan Penipuan

Di zaman serba digital seperti saat ini, perlindungan data diri konsumen menjadi salah satu hal yang rentan dicuri. Tak sedikit berita yang bermunculan mengenai pelanggaran data, pencurian identitas, dan penipuan pembayaran yang menjadi contoh bagaimana jenis risiko ini tumbuh untuk bisnis. Risiko ini tidak hanya mempengaruhi kepercayaan dan reputasi, tetapi perusahaan juga bertanggung jawab secara finansial atas pelanggaran atau penipuan data apapun. Untuk mengatasi risiko ini, perusahaan harus fokus pada solusi keamanan, alat pendeteksi penipuan, serta mengedukasi karyawan dan pelanggan tentang cara mendeteksi potensi masalah-masalah tersebut.

  1. Risiko Finansial

Dalam menjalankan bisnis, tentu saja setiap pemiliknya ingin memiliki bisnis yang sukses dan berkembang. Salah satu cara untuk mengembangkan bisnis dengan lebih cepat adalah mendapatkan suntikan modal tambahan baik dari investasi maupun mendapatkan pinjaman. Risiko tipe ini mengacu pada kredit atau pinjaman modal yang diberikan untuk mengembangkan perusahaan Anda.Membuat penyesuaian pada rencana bisnis dapat membantu Anda untuk menghindari arus kas yang merugikan atau menciptakan kerugian yang tidak terduga. Jaga hutang seminimal mungkin dan buat rencana yang akan mulai mengurangi beban hutang tersebut secepat mungkin. Apabila Anda hanya mengandalkan semua pendapatan perusahaan hanya dari satu atau dua klien saja, risiko finansial bisa semakin besar ketika salah satu atau keduanya tidak lagi menggunakan layanan Anda.Mulailah memasarkan layanan Anda untuk mendapatkan lebih banyak sumber pendapatan sehingga ketika satu klien atau pelanggan hilang, pendapatan Anda tidak akan terpengaruh secara signifikan.

  1. Risiko Reputasi

Pernah mendengar perumpamaan ‘kita tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang’? Dalam dunia bisnis pun demikian. Akan selalu ada risiko dimana pelanggan atau klien Anda merasa tidak puas dengan produk atau layanan yang diberikan. Risiko ini juga meliputi tidak hanya pelanggan yang tidak puas, tetapi juga kegagalan produk, pemberitaan negatif, atau tuntutan hukum yang dapat berdampak buruk pada reputasi brand perusahaan Anda. Dan sayangnya, seperti halnya pedang bermata dua, media sosial pun dapat memperkuat kecepatan dan cakupan dari risiko reputasi tersebut. Hanya dengan satu postingan negatif di media sosial mampu menyebabkan pendapatan dan kepercayaan pelanggan lainnya menurun.Untuk dapat mempersiapkan akan risiko ini, manfaatkan strategi manajemen reputasi untuk memantau secara teratur apa yang dikatakan oleh orang lain tentang perusahaan Anda baik secara online maupun offline. Anda harus bisa menanggapi komentar negatif tersebut dengan bijak dan membantu mengatasi masalah apa pun yang muncul dengan segera. Jangan lupa untuk selalu pertahankan kualitas sebagai prioritas utama untuk menghindari tuntutan hukum dan kegagalan produk yang juga dapat merusak reputasi perusahaan Anda.

  1. Risiko Operasional

Jenis risiko yang satu ini bisa terjadi baik secara internal, eksternal maupun melibatkan kombinasi dari beberapa faktor yang ada. Sesuatu bisa saja terjadi secara tidak terduga yang dapat menyebabkan Anda kehilangan kelangsungan bisnis.Peristiwa tak terduga tersebut bisa berupa bencana alam atau kebakaran yang merusak atau menghancurkan bisnis Anda. Selain itu juga, risiko ini bisa saja melibatkan pemadaman server yang disebabkan oleh masalah teknis, orang, atau pemadaman listrik. Tak sedikit juga risiko operasional diakibatkan oleh manusia, misalnya seorang karyawan yang mungkin membuat kesalahan yang menghabiskan waktu dan uang.Entah kegagalan disebabkan oleh orang atau proses, risiko operasional dapat berdampak negatif pada bisnis dalam hal uang, waktu, dan reputasi. Potensi operasional ini harus ditangani melalui pelatihan dan rencana bisnis yang baik. Kedua taktik tersebut dapat memberikan cara untuk memikirkan apa saja yang bisa melenceng dari rencana dan membuat strategi cadangan atau tindakan proaktif untuk memastikan operasional bisnis tidak akan terpengaruh.

  1. Risiko Kompetisi

Pada tipe risiko yang satu ini, risiko usaha atau bisnis melibatkan pemimpin perusahaan yang sudah merasa sangat nyaman dengan kesuksesan yang dimiliki sehingga perusahaan tidak mencari cara untuk terus berinovasi atau memperbaiki diri sendiri. Meningkatnya persaingan yang dikombinasikan dengan keengganan untuk berubah dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggannya.Manajemen risiko perusahaan berarti perusahaan harus terus menilai kembali kinerjanya, menyempurnakan strategi, dan menjaga hubungan yang interaktif dengan pelanggannya. Selain itu juga sangat penting bagi perusahaan untuk mengawasi persaingan di industri secara berkala dan meneliti bagaimana kompetitor menggunakan platform media sosial dan online mereka.


You Might Also Like