Cara dan Contoh Metode Penyusutan Garis Lurus dan Saldo Menurun Sesuai dengan Ketentuan Pajak Indonesia

cara_dan_contoh_metode_penyusutan_garis_lurus_dan_saldo_menurun

Dalam ilmu ekonomi, kita mengenal dengan yang namanya penyusutan. Penyusutan atau yang bisa disebut juga dengan Depresiasi memiliki definisi yaitu pemindahan biaya ke beban yang dilakukan secara berkala dan sistematis selama masa kegunaannya. Setiap perusahaan perlu menghitung yang namanya nilai penyusutan. Hal tersebut dikarenakan seiring berjalannya waktu, aset tetap (misalnya seperti gedung, peralatan kantor, serta kendaraan) akan kehilangan kemampuan untuk memberikan jasanya atau kehilangan nilainya. Oleh karena itu, biaya perolehan aktiva tetap harus dipindahkan ke akun beban oleh perusahaan-perusahaan yang ada.Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemampuan aktiva tetap untuk memberikan jasanya (nilainya) mengalami penurunan. Berikut dua faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap:

  • Penyusutan fisik – Penyusutan fisik biasanya disebabkan oleh faktor cuaca.
  • Penyusutan fungsional – Penyusutan fungsional biasanya terjadi ketika aset tetap tidak dapat lagi memberikan jasanya pada tingkat yang diharapkan selama masa waktu tertentu atau dapat juga dikatakan aset tetap telah kehilangan nilainya. 

Di antara kedua faktor tersebut, faktor yang paling mempengaruhi penurunan kemampuan aktiva tetap adalah faktor penyusutan fungsional. Contoh dari penyusutan fungsional itu sendiri misalnya seperti saat kita membandingkan komputer keluaran tahun 1980-an dengan tahun ini, 2019. Dimana komputer pada tahun 1980-an belum dilengkapi dengan layanan bluetooth dan Wi-Fi sedangkan untuk komputer-komputer keluaran terbaru pada tahun 2019 sudah dilengkapi dengan bluetooth dan Wi-Fi serta fasilitas teknologi lainnya yang semakin mempermudah pekerjaan manusia. Penyusutan yang terjadi tidak akan mempengaruhi arus kas pada suatu perusahaan. Tetapi, beban penyusutan akan dikurangkan untuk menghitung laba bersih pada suatu perusahaan. Berikut terdapat faktor-faktor yang menentukan di dalam menghitung jumlah beban penyusutan:

  • Biaya awal aktiva tetap
  • Masa kegunaan aktiva tetap yang diharapkan
  • Estimasi nilai aktiva tetap pada akhir masa kegunaannya

Perusahaan-perusahaan yang ada, perlu untuk menerapkan sistem metode penyusutan. Perusahaan-perusahaan tersebut dianjurkan untuk menerapkan salah satu metode penyusutan yang ada secara konsisten, tidak mengubah-ubah sistem metode penyusutan yang diterapkannya dengan terlalu sering. Terdapat dua metode penyusutan yang sering digunakan oleh banyak perusahaan yaitu metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) dan juga metode penyusutan saldo menurun (Declining Balance Method). Berikut akan dibahas mengenai metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) dan metode penyusutan saldo menurun (Declining Balance Method) yang sering diterapkan oleh kebanyakan perusahaan. 

  1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) memiliki pengertian yaitu metode perhitungan penyusutan aset tetap yang akan menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama selama masa kegunaan aset tersebut untuk setiap periode pembukuan yang terjadi pada suatu perusahaan. Metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) merupakan suatu metode penyusutan yang sederhana untuk digunakan oleh perusahaan sehingga metode penyusutan garis lurus ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang bisnis atau perdagangan. Alasan mengapa banyak perusahaan yang menerapkan metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) adalah karena adanya biaya pemeliharaan dan perbaikan di dalam setiap masa periode dengan jumlah yang relatif stabil, dan biaya yang ada tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau tidak dipengaruhi oleh penyimpangan efisiensi. Metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method) sangat cocok untuk diterapkan oleh perusahaan untuk menghitung jenis aktiva tetap yang dilandasi oleh masa waktu tertentu yang terus berjalan (perjalanan waktu), dan bukan dipengaruhi oleh tingkat pemakaian yang ada oleh suatu perusahaan. Lantas bagaimana cara menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus atau Straight Line Method? Berikut rumus persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus (Straight Line Method):Nilai penyusutan Depresiasi= HP-NSnKeterangan:HP: Biaya perolehan aset tetapNS: Nilai residun: Estimasi masa kegunaan Nilai penyusutan atau disebut juga dengan depresiasi dapat diperoleh dengan mengurangi biaya perolehan aset tetap dengan nilai residunya kemudian dibagi dengan jumlah estimasi masa kegunaan. Nilai penyusutan dengan metode garis lurus juga dapat dihitung dengan menggunakan persentase. Berikut rumus persamaan untuk menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus (Straight Line Method) dengan persentase: Nilai penyusutan Depresiasi= Persentase Penyusutan x Biaya Perolehan Aset Tetap-Nilai ResiduEstimasi Masa KegunaanContoh soal untuk menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus yaitu sebagai berikut:Sebuah perusahaan membeli sebuah unit mesin di awal tahun dengan harga Rp. 45.000.000 dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000. Mesin tersebut telah digunakan selama 5 tahun lamanya. Berapa nilai penyusutan untuk sebuah unit mesin tersebut per tahunnya?Nilai penyusutan per tahun= HP-NSn45.000.000-5.000.0005=Rp.  8.000.000

  1. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode penyusutan saldo menurun (Declining Balance Method) merupakan metode penurunan beban penyusutan yang memakai tingkat penyusutan (digambarkan dalam bentuk persentase) yang merupakan perkalian dari metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method). Tingkat penyusutan dalam metode penyusutan saldo menurun (Declining Balance Method) bersifat tetap dan diterapkan oleh banyak perusahaan untuk mengurangi nilai pembukuan di setiap akhir tahun. Pada metode penyusutan saldo menurun (Declining Balance Method), nilai sisa atau nilai residu tidak dikurangkan oleh biaya perolehan aset tetap di dalam perhitungan nilai penyusutan atau depresiasi. Berdasarkan metode penyusutan saldo menurun (Declining Balance Method) yang diterapkan oleh banyak perusahaan, biaya penyusutan atau depresiasi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun berdasarkan masa pemakaian aktiva tetap yang berlaku. Hal tersebut dikarenakan perhitungan penyusutan atau depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku yang menurun (Declining Book Value) dimana biaya perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi depresiasi atau penyusutan dari aktiva tetap yang bersangkutan. Dengan kata lain, harga depresiasi atau penyusutan adalah tetap sama dari tahun ke tahun, hanya saja nilai bukunya yang selalu mengalami penurunan. Bagaimana cara menghitung nilai penyusutan dengan metode penyusutan saldo menurun? Berikut rumus persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dengan metode saldo menurun:Nilai penyusutan (Depresiasi) = {(100% / umur ekonomis) x 2} x nilai buku/biaya perolehan aset tetapContoh soal untuk menghitung nilai penyusutan dengan metode saldo menurun adalah sebagai berikut:CV Raden Jaya membeli peralatan kantor pada tanggal 5 Januari 2008 dengan total harga Rp. 45.000.000 dengan nilai sisa sebesar 5% dari biaya perolehan. Umur ekonomis peralatan tersebut berumur 5 tahun. Berapa nilai penyusutan untuk peralatan kantor tersebut? (Nilai sisa tidak digunakan dalam perhitungan pada metode saldo menurun)Nilai penyusutan (Depresiasi) = {(100% / 5) x 2} x Rp. 45.000.000 = Rp. 18.000.000Demikian penjelasan mengenai cara dan contoh metode penyusutan garis lurus dan saldo menurun. Semoga pembahasan kali ini memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi Anda semua.


You Might Also Like