Dalam dunia bisnis, laba atau untung adalah hal yang pasti dicari dan diharapkan untuk keberlangsungan bisnis bersangkutan. Meskipun dalam berbisnis laba tersebut juga tak selalu didapat, tetapi roda bisnis yang berjalan harus tetap bisa dikelola agar kedepannya kerugian serupa tidak lagi terjadi.
Tapi yang juga perlu diwaspadai oleh para pengusaha adalah kekeliruan dalam proses perhitungan laba. Kerap kali, perhitungan seolah menunjukkan usaha yang dijalankan mendapatkan keuntungan secara angka, tetapi sebenarnya mengalami kerugian. Hal tersebut umumnya terjadi karena ada elemen-elemen yang tidak dimasukkan dalam perhitungan. Bagi pengusaha kecil, mungkin elemen tersebut bisa dengan mudah ditelusuri karena aspek perhitungannya sedikit. Tapi bagaimana jika yang dimaksud adalah perusahaan besar seperti perusahaan dagang?
Sebelum membahas lebih jauh soal cara menghitung laba perusahaan dagang, ada baiknya kita samakan dahulu persepsi tentang perusahaan dagang itu sendiri. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan pembelian barang dari supplier dan kemudian dijual kembali kepada konsumen. Hal ini berarti, pendapatan kotor yang didapat dari perusahaan dagang adalah dari penjualan barang tersebut.
Komponen Perhitungan Laba Perusahaan Dagang
Terkait dengan perhitungan laba, antara perusahaan dagang dan perusahaan lain sebenarnya tidak berbeda jauh. Namun memang ada beberapa komponen yang khas seperti perlunya perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Berikut 4 komponen perhitungan laba perusahaan dagang:
Pendapatan (income), yang berarti bentuk arus masuk atau peningkatan dari aset serta penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan modal. Pendapatan yang termasuk dalam perhitungan laba yaitu pendapatan usaha, yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penjualan/dagang, serta pendapatan dari luar usaha seperti pendapatan sewa gedung, pendapatan bunga, penjualan aktiva, dan sebagainya.
Beban (expenses), yang diakui sebagai penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk penurunan aset atau terjadinya liabilitas (utang) yang menyebabkan penurunan ekuitas. Beban yang termasuk dalam perhitungan laba ini yaitu :
Harga Pokok Penjualan
Biaya Pemasaran, yang menjadi beban perusahaan untuk meningkatkan penjualan seperti iklan, sewa toko, perlengkapan toko, penyusutan peralatan toko, komisi penjualan, dan sebagainya.
Beban administrasi umum, seperti beban gaji karyawan kantor, beban sewa kantor, beban perlengkapan kantor, beban penyusutan peralatan kantor, dan beban administrasi lain.
Beban lain yang timbul di luar usaha pokok perusahaan, seperti biaya bunga dari peminjaman uang di bank.
Pendapatan Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income), yaitu total penghasilan yang dikurangi beban.
Harga Pokok Penjualan (HPP), yaitu biaya yang timbul akibat memproduksi suatu barang dan dijual dalam kegiatan bisnis. Hal ini meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Cara Menghitung Laba Perusahaan Dagang
Konsep laba adalah selisih antara pendapatan dengan beban dengan syarat pendapatan jumlahnya lebih besar dari beban. Jika sebaliknya, maka hal tersebut dikenal dengan sebutan rugi.
Untuk menghitung Laba pada Perusahaan dagang, berikut langkah yang harus dilakukan.
Langkah 1 : Menghitung Laba Kotor
Perlu diketahui juga bahwa sebelum mendapatkan laba bersih, kita harus mencari dahulu laba kotornya. Laba kotor ini merupakan selisih dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang. Rumusnya adalah
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Penjualan bersih = penjualan – potongan penjualan – retur penjualan
Penjualan bersih ini tidak selalu berupa kas tetapi juga bisa dalam bentuk piutang. Hal ini karena penjualan dilakukan tidak selalu dalam bentuk tunai, namun juga bisa secara kredit dan tetap diakui sebagai penjualan.
Sedangkan Harga Pokok Penjualan (HPP) perhitungannya adalah sebagai berikut.
HPP = Persediaan awal – Pembelian bersih – Persediaan akhir
Pembelian bersih = Pembelian + ongkos angkut + retur pembelian – Potongan pembelian
Langkah 2 : Menghitung Laba Bersih
Secara sederhana, Laba Bersih adalah Laba Kotor yang dikurangi dengan semua biaya yang sudah dikeluarkan, mau biaya operasional pun non-operasional. Biaya operasional contohnya adalah biaya administrasi, biaya pemasaran, gaji, sewa, dan biaya penyusutan. Sedangkan biaya non-operasional contohnya adalah pajak dan biaya bunga.
Rumus Laba bersih secara utuh pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Laba bersih = Laba Kotor – Beban usaha
Beban Usaha = Beban Operasional + Beban Non-Operasional
EBITDA (Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortization atau Laba sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi) = Laba Kotor – Biaya Operasional
EBIT (Earning before Interest and Tax atau Laba sebelum Bunga dan Pajak) = EBITDA – Biaya Penyusutan dan Amortisasi
EBT (Earning before Tax atau Laba sebelum Pajak) = EBIT – Beban Bunga + Pendapatan Bunga
Laba Bersih = EBT (Earning before Tax atau Laba sebelum Pajak) – Beban Pajak
Contoh Perhitungan Laba pada Perusahaan Dagang
Berikut adalah contoh sederhana dari perhitungan Laba pada Perusahaan Dagang yang tergambar dari tabel laporan laba.
Date 01/01/2018-30/06/2018 | |
Pendapatan | |
Pendapatan dari Penjualan | |
Penjualan | Rp 300.000.000 |
Diskon Penjualan | -Rp 6.000.000 |
Retur Penjualan | -Rp 4.000.000 |
Total Pendapatan dari Penjualan | Rp 290.000.000 |
Harga Pokok Penjualan | |
Harga Pokok Penjualan | Rp 120.000.000 |
Diskon Pembelian | -Rp 20.000.000 |
Total Harga Pokok Penjualan | Rp 100.000.000 |
Laba Kotor | Rp 190.000.000 |
Biaya Operasional | |
Iklan dan Promosi | Rp 10.000.000 |
Biaya Kantor | Rp 500.000 |
Fasilitas/utilitas | Rp 7.500.000 |
Upah/Gaji | Rp 12.000.000 |
Total Biaya | -Rp 30.000.000 |
Pendapatan Bersih Operasional | Rp 160.000.000 |
Pendapatan Lainnya |
|
Pendapatan Pengiriman dan Pengangkutan | Rp 200.000 |
Total Pendapatan Lainnya | Rp 200.000 |
Biaya Lainnya | |
Pengeluaran Lainnya | Rp 10.000 |
Biaya Penyusutan | Rp 1.000.000 |
Penyesuaian Persediaan Barang | -Rp 11.010.000 |
Total Biaya Lainnya | -Rp 10.000.000 |
Laba Bersih | Rp 150.200.000 |
Total Pendapatan Komprehensif | Rp 150.200.000 |
Seperti yang sudah diungkap di awal, perhitungan laba acap kali keliru karena ada elemen-elemen yang terlewat. Apalagi bagi perusahaan dagang dengan nilai usaha yang sudah besar, perhitungan menjadi lebih rumit dan harus teliti. Beruntung di zaman sekarang kita sudah terbantu dengan teknologi. Software akuntansi juga sangat tepat dijadikan pilihan untuk membantu kerja perhitungan ini. Salah satunya yang disediakan oleh Ukirama.
Ukirama menyediakan software akuntansi secara online sehingga dapat membantu memudahkan perhitungan laba-rugi perusahaan termasuk laporannya. Data cukup dimasukkan ke dalam sistem dan secara otomatis bisa diolah kapan saja dan dimana saja.