Cara Memakai Prinsip Kanban dalam Proses Produksi

cara_memakai_prinsip_kanban_dalam_proses_produksi

Kebanyakan dari kita berpikir bahwa dalam industri manufaktur atau yang lebih sering disebut dengan pabrik, di dalam proses pembuatan suatu produk merupakan sebuah proses produksi yang terus mengalir tanpa putus / henti yang biasanya dimulai dari proses desain suatu produk, proses produksi produk, proses distribusi produk, proses penjualan suatu produk ke supplier-supplier atau vendor-vendor yang ada serta proses pemasaran suatu produk tersebut ke pasaran global maupun internasional.Namun, di zaman teknologi yang canggih seperti sekarang ini, sebagian besar dari organisasi atau proses produksi perusahaan manufaktur tersebut dapat dikendalikan secara mudah dengan sistem kanban. Sistem kanban pertama kali ditemukan oleh Toyota pada tahun 1940-an. Pada tahun itu, Toyota menemukan proses rekayasa yang dapat digunakan untuk mengelola aliran arus proses produksi pada perusahaan manufaktur yang terus mengalir tanpa henti. Proses rekayasa atau sistem yang ditemukan tersebut kemudian dikenal dengan nama sistem kanban. Kanban dalam bahasa jepang dapat diartikan sebagai “papan penanda” atau “signboard”. Pada dasarnya, kanban memiliki definisi yaitu suatu metode atau sistem manajemen pada suatu perusahaan (umumnya diterapkan oleh perusahaan manufaktur) yang digunakan untuk memvisualisasikan komunikasi dan pengendalian serangkaian aliran aktivitas pada proses produksi sehingga para karyawan dalam suatu perusahaan tersebut dapat melihat aliran aktivitas proses produksi dan kemudian menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pada awalnya, sistem kanban dikembangkan sebagai metode untuk memberikan sinyal pada persediaan bahan-bahan dalam proses produksi (bahan baku maupun bahan jadi) yang berada di sistem inventory Just In Time (JIT) atau sistem persediaan tepat waktu dimana bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses produksi dapat dipasok dan tiba pada waktunya (tidak mengalami keterlambatan) sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan ketika stok bahan baku sudah tinggal sedikit atau terkadang bisa terjadi hal yang tidak terduga seperti tingkat permintaan konsumen yang meningkat secara signifikan. Dengan menerapkan sistem kanban, maka perusahaan dapat mengurangi biaya penanganan dan biaya penyimpanan barang serta dapat mempercepat laju produksi barang yang ada dikarenakan sistem kanban ini dapat mengetahui secara otomatis persediaan mana yang stoknya sudah semakin menipis dan kemudian sistem ini akan memberikan sinyal bahwa persediaan tersebut harus di restock kembali dan hal ini membuat perusahaan tidak perlu khawatir akan terjadinya kelebihan stok persediaan atau bahan baku.Sistem kanban memiliki beberapa manfaat dalam penerapan konsepnya pada setiap perusahaan terutama perusahaan manufaktur. Berikut adalah beberapa manfaat pada sistem kanban itu sendiri:

  1. Penerapan sistem kanban membuat aliran proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
  2. Sistem kanban merupakan sistem penyedia informasi yang cepat dan akurat di dalam menyajikan informasi tentang stok barang yang harus dipasok atau disiapkan secepatnya ketika stok barang sudah mulai menipis.
  3. Dalam aliran proses produksi sebuah perusahaan manufaktur tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang bisa terjadi beberapa kesalahan dalam proses produksi yang ada. Namun, dengan adanya sistem kanban maka perubahan yang ada dapat diantisipasi dengan cepat sehingga perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya kesalahan yang terjadi. 
  4. Sistem kanban dapat membatasi kelebihan kapasitas dalam proses produksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan.
  5. Penerapan sistem kanban dapat menghindarkan perusahaan dari kelebihan produksi akan suatu barang / produk yang nantinya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena inventory atau persediaan berlebih sehingga perusahaan harus menyewa gudang baru lagi dan hal itu membutuhkan modal yang besar.
  6. Sistem kanban dapat meminimalisir pemborosan pada perusahaan seperti biaya penyimpanan barang berlebih dan biaya penanganan atas barang berlebih tersebut.
  7. Sistem kanban juga bisa digunakan untuk menjaga kendali atas proses stok barang dalam suatu perusahaan.
  8. Dengan adanya sistem kanban, maka setiap karyawan dalam suatu perusahaan memiliki tanggung jawab masing-masing atas pekerjaannya pada garis produksi (pekerjaan yang dipegang tidak multitasking atau setiap karyawan memiliki pegangan pekerjaan masing-masing).
  9. Dengan diterapkannya sistem kanban, maka transfer informasi yang dilakukan hanya memerlukan biaya yang relatif rendah. 

Lantas, bagaimana cara memakai prinsip kanban dalam proses produksi dalam perusahaan manufaktur / pabrik? Sebelum menerapkan prinsip kanban, ada syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan manufaktur yang ingin menggunakan prinsip kanban itu sendiri. Syarat tersebut adalah sebuah perusahaan harus mengetahui dan memiliki data yang valid mengenai seberapa besar kapasitas produksi masing-masing work center perusahaan itu sendiri. Jika suatu perusahaan sudah memenuhi syarat tersebut maka perusahaan tersebut baru bisa menerapkan prinsip kanban yang ada. Kemudian, prinsip kanban tersebut dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam proses produksinya dengan cara masing-masing work center hanya akan melakukan proses produksi saat terdapat kebutuhan dari proses setelahnya. Tidak peduli ada berapa banyak bahan baku yang tersedia dalam inventory, proses produksi tetap tidak akan dilakukan jika tidak ada pesanan dari para konsumen. Dengan memakai prinsip seperti ini, maka dapat membuat proses perpindahan barang bergerak menjadi lebih cepat sehingga menghindari terjadinya stok menumpuk yang terlalu banyak. Berikut terdapat beberapa aturan yang harus diikuti oleh perusahaan yang menerapkan sistem kanban, antara lain sebagai berikut:

  1. Perusahaan hanya boleh mengambil barang (bahan baku) yang dibutuhkan saja sesuai dengan ketentuan prinsip kanban.
  2. Perusahaan hanya boleh memproduksi jumlah barang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen yang tertera dalam ketentuan prinsip kanban. 
  3. Di dalam proses produksi suatu barang, tidak boleh ada barang yang dipindahkan atau digunakan tanpa sepengetahuan sistem kanban.
  4. Perusahaan tidak boleh mengirimkan barang / produk yang rusak ataupun jumlah barang yang tidak sesuai dengan permintaan konsumen ke proses selanjutnya.
  5. Jumlah dari kanban itu sendiri dapat ditambah ataupun dikurangi sesuai dengan kebutuhan proses produksi dalam suatu perusahaan.
  6. Sistem kanban harus diterapkan secara konsisten pada semua barang atau item yang sedang diproduksi. 

Demikian penjelasan mengenai cara memakai prinsip kanban dalam proses produksi pada perusahaan manufaktur. Semoga dengan adanya artikel ini, banyak perusahaan yang mulai beralih memakai sistem kanban yang dapat dikatakan memberikan keefisienan dalam proses produksi suatu barang.


You Might Also Like