Cara Mengelola Barang Dagangan dengan Rotasi Stok (Stock Rotation)

cara_mengelola_barang_dagangan_dengan_rotasi_stok__stock_rotation

Merotasikan produk atau inventori dagangan artinya mampu mengatur siklus barang dagangan di gudang. Stock rotation atau rotasi stok adalah proses di mana barang dagangan yang lebih dulu ada bisa dijual sebelum barang baru sampai di gudang. Seperti contoh, sebuah toko grosir akan menaruh barang-barang yang sudah ada sejak lama di bagian depan, sedangkan barang-barang baru di taruh di belakang. Sangat penting untuk merotasi barang dagangan di segala area baik di gudang, pabrik dan lain-lain untuk mengurangi kerugian karena barang rusak atau tidak sempurna. Idealnya, ketika sebuah perusahaan merotasi stok dagangan, siklus yang digunakan adalah first-in, first out (FIFO). Barang yang pertama kali masuk, harus dikeluarkan paling pertama. Namun ada pula yang menerapkan last-in, last out (LILO) yang mana menggunakan asumsi biaya sehingga berbeda dari asumsi fisik barang yang mempertimbangkan kerusakan atau kadaluarsa. Khusus untuk barang dagangan yang berada di gudang, manajemen yang baik sangat perlu diimplementasikan. Gudang sebagai tempat untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang harus didata dengan baik sehingga barang dagangan bisa berotasi dengan sempurna. Namun, hal tersebut tidak semudah yang kita bayangkan. Ada berbagai trik khusus sehingga pengelolaan barang dagang berjalan baik. Untuk dapat melakukan rotasi stok barang dagangan dengan baik, sebuah perusahaan atau pabrik harus melakukan beberapa hal seperti memiliki data yang akurat, pencatatan yang sistematis, hingga pengecekan barang yang berkala. Untuk membantumu, berikut ini adalah 7 cara mudah yang bisa diterapkan dalam mengelola barang dagangan dengan stock rotation principle:

  1. Adanya Gudang Penyimpanan

Saat hendak mengelola barang dengan rotasi stok, pastikan bahwa di dalam gudang terdapat tempat penyimpanan khusus lainnya. Tak peduli ukuran besar kecilnya suatu usaha, penting untuk selalu menyiapkan tempat menimbun stok barang dagang. Alternatif lain yang bisa digunakan adalah etalase, rak gudang, atau kardus-kardus sehingga barang-barang bisa tertata dengan rapi. Untuk perusahaan besar, memiliki gudang penyimpanan adalah keharusan dan penempatan barang agar disesuaikan dengan tanggal masuk barang dagangan sehingga pihak manajemen bisa dengan mudah untuk mengelolanya. 

  1. Data Akurat dan Terukur

Mengelola barang dagangan sama saja dengan menerapkan manajemen gudang yang baik. Untuk melakukannya dengan rotasi stok, maka data barang dagangan harus dibuat seakurat mungkin. Ketika hendak mengelola barang, maka perusahaan harus mendelegasikan satu orang khusus yang bertanggung jawab atas segala barang di gudang. Tanggung jawab dalam hal pencatatan stok yang masuk dan keluar. Agar pencatatan lebih akurat maka bisa menggunakan aplikasi sehingga data-data dari periode sebelumnya juga bisa tercatat secara digital. Perusahaan distributor bahkan memanfaatkan teknologi untuk mengetahui angka persediaan di masa depan dengan sistem pre-order dan data pemesanan sebelumnya. Oleh karena itu, rotasi stok bisa berjalan dengan baik dan tidak ada kerusakan pada barang dagangan di gudang. 

  1. Adanya Estimasi Persediaan 

Data input atau data output barang yang sudah dicatat bisa digunakan sebagai landasan dalam membuat estimasi persediaan stok dan rotasinya. Hal ini akan sangat membantu perusahaan yang menjual berbagai macam persediaan sehingga barang dagangan di gudang sangat bervariasi. Namun, untuk menerapkannya jumlah per item harus jelas dan terintegrasi satu sama lain. Oleh karena itu, dengan adanya estimasi persediaan yang dibuat pada periode sebelumnya perusahaan akan terbantu dalam menentukan jadwal pembelian persediaan hingga kapan persediaan tersebut harus terjual. Rotasi stok pun dapat berjalan dengan baik bila forecast dibuat seakurat mungkin dengan data-data yang pas. 

  1. Memberikan Kode Barang

Pemberian kode setiap barang adalah hal sederhana namun sangat signifikan dampaknya. Bila perusahaan ingin mengelola barang dagangan dengan rotasi stok, mencatat kode barang sangat penting dilakukan. Pencatatan harus mengkombinasikan antara tanggal masuk, grouping, dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar perusahaan dan pembeli tidak kebingungan saat melakukan transaksi. Perusahaan yang menerapkan prinsip first-in, first-out harus mengetahui barang mana yang harus mereka berikan ke konsumen. Contohnya, sebuah sepatu kode 003 ada 10 pasang, tanpa pemberian kode tanggal masuk maka perusahaan bisa saja menjual sepatu kode 003 yang baru masuk ke toko. Sepatu lama jadi tidak terjual sehingga pengelolaan barang dagang dengan rotasi stok tidak berjalan baik. 

  1. Pengklasifikasian Stock Baru dan Lama

Cara lain yang bisa perusahaan lakukan adalah dengan langsung memisahkan stok barang lama dan barang baru. Mencampur aduk semuanya tentu akan membuat perusahaan kebingungan dan bisa saja menjual barang yang masih fresh. Itulah mengapa pemisahan barang sangat penting sehingga kamu bisa mengetahui berapa stok barang lama yang sudah terjual, berapa stok barang baru yang sudah terjual. Barang lama yang belum terjual bisa kamu kalkulasikan dan jual dengan harga lebih rendah sesuai pasar. Estimasi tidak bisa dilakukan bila sejak awal tidak ada pengklasifikasian stok barang dagangan. Penyediaan tempat khusus juga penting untuk memastikan agar stok lama tidak bercampur dengan stok barang baru.

  1. Cek Barang Berkala

Pengecekan barang sebaiknya dilakukan sebelum barang dimasukkan ke dalam rak. Hal ini bertujuan agar semua barang tercatat secara rapi. Double cross check adalah prinsip yang biasa dilakukan perusahaan-perusahaan besar dengan jenis barang dagangan yang heterogen. Pengecekan ini juga akan membantu karyawan dalam mencatat barang dagang yang cacat, salah produksi, hingga kesalahan lain sebelum disimpan di gudang. Pengecekan juga bertujuan agar stok barang dagang lama bisa segera terjual dan ditentukan cara menjualnya. 

  1. Pencatatan Rutin

Pencatatan secara rutin adalah langkah pasti dan awal yang harus dilakukan setiap barang masuk, pindah tempat, dan barang keluar. Khusus pada barang yang pindah tempat, terkadang terjadi kesalahan dan dianggap hilang yang kemudian menjadi stok lama yang tidak keluar gudang. Pengelolaan barang dagangan pun tidak berjalan dengan baik karena penghitungan barang dagangan item-per-item menunjukkan jumlah yang salah. Oleh karena itu, pencatatan secara berkala dan rutin wajib dilakukan agar stok barang dagang bisa diketahui dan dirotasi dengan baik oleh perusahaan. Itulah tujuh langkah mudah dalam mengelola stok barang dagang. Pada dasarnya, stock rotation bertujuan agar barang dagang tetap bisa dijual kepada pelanggan dalam keadaan utuh karena tidak rusak saat berada di gudang terlalu lama. Stock rotation di setiap perusahaan mungkin berbeda-beda, rotasi stok perusahaan makanan berbeda dengan rotasi stok perusahaan alat rumah tangga. Namun, tujuh cara di atas bisa dilakukan oleh perusahaan manapun baik besar maupun kecil sehingga stok barang bisa berotasi dengan baik. Semoga membantu ya!


You Might Also Like