Siapapun yang menjalankan bisnis, pasti perlu membuat laporan keuangan. Karena laporan itu yang nantinya mereka gunakan sebagai pijakan mengevaluasi bisnisnya. Mereka bisa tahu apakah bulan itu mereka telah untung atau rugi, dengan membandingkan berbagai biaya dan pendapatan yang diperoleh. Termasuk salah satunya dalam menjalankan perusahaan manufaktur. 


Itulah mengapa kami mengulas secara khusus tentang bagaimana cara membuat laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur beserta contohnya. Selengkapnya bisa Anda simak di bawah ini!

Apa itu Laporan Keuangan?

Jika Anda bertanya tentang apa itu laporan keuangan, yaitu semua dokumentasi terkait dengan data arus keuangan dalam periode tertentu, yang umumnya dibuat oleh organisasi atau perusahaan. Di dalamnya tercatat berbagai data transaksi seperti Laporan Arus Kas, Laporan Neraca, Laporan Perubahan Modal dan Laporan Laba Rugi. 


Memang terdengar rumit, tapi ini sangat penting untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan berbagai dokumen itu seorang manajer bisa tahu apakah perusahaannya itu sedang berkembang, stagnan atau sebaliknya mengalami penurunan, bahkan hampir bangkrut. Sehingga akhirnya dari sana manajer bisa merancang strategi yang paling tepat untuk meresponnya. 

Laporan Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Manufaktur adalah mereka yang memproduksi barang-barang mentah atau barang setengah jadi. Siapa yang akan membeli? Tentu saja bisnis yang membutuhkan produk itu untuk mengubahnya menjadi barang jadi dan siap pakai. Misalkan untuk membuat smartphone yang kita pakai sehari-hari, dibutuhkan dukungan perusahaan manufaktur khusus pembuat chip prosesornya. 


Jika kita membahas dari sisi laporan keuangannya, perusahaan manufaktur memiliki format yang secara umum berbeda dengan jenis perusahaan lain seperti dagang atau jasa. Perbedaannya dibandingkan perusahaan dagang, produknya cenderung lebih homogen dibanding perusahaan dagang yang sangat variatif. 


Umumnya laporan perusahaan dagang akan terdiri dari beberapa dokumen berikut :

  • Laporan persediaan barang

  • Laporan laba rugi

  • Laporan neraca

  • Laporan arus kas

  • Laporan perubahan modal 

  • Laporan hutang 


Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, laporan keuangannya lebih besar dan lebih detail khususnya pada bagian persediaan serta pembelian barang, terdiri dari laporan persediaan bahan baku, bahan pendukung, pembelian barang, persediaan saat produksi, persediaan barang jadi, harga pokok penjualan dan akuntansi biaya. 


Hal itu juga berbeda dengan perusahaan jasa yang produknya bukan berupa barang melainkan layanan. Di dalamnya tak ada harga pokok penjualan dan tentu saja tak ada laporan persediaan barang. Setiap kali terjadi pembelian pada layanan mereka, laporannya akan diinput sebagai perlengkapan atau peralatan. 


Berikut kami jelaskan lebih detail tentang beberapa laporan utama yang harus disiapkan sebelum membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur :

  1. Laporan Harga Pokok Produksi

Ini adalah salah satu komponen laporan keuangan yang membedakan antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan jenis dagang dan jasa. Yakni laporan harga pokok yang berfungsi untuk menginformasikan sisa persediaan yang belum dipakai dalam produksi selama satu periode. 


Laporan dari harga pokok ini yang nantinya dipakai untuk menetapkan harga awal produksi dari produk yang sudah jadi. Pada akhirnya tentu saja itu berpengaruh kepada nilai jualnya. Semakin banyak konsumen yang mencari produk itu, maka semakin tinggi juga harga jualnya. 


Berikut ini adalah contoh Laporan Harga Pokok Produksi sebuah perusahaan manufaktur :

Bahan Baku

001057

Pewarna Hijau 1 kg

2.295


001059

Serbuk kelapa sagon putih 500 gram

89.775


001075

Serbuk kelapa sagon hijau 500 gram

133.800


001076

Pisau plastik 25x100 pcs

15.961


001111

Blueband 15 kg

14.664


001112

Gula cair 25 kg

33.949


001113

Holman soft cream 

9.177


001118

Merry whip gold bullion 

8.148


Total Bahan Baku 

277.771

Biaya Tenaga kerja

Biaya Operasional

001023

Sponge Ori

485.630


Total biaya operasional 

485.630

WIP Terpakai

Barang Jadi

001310

Cake Pandawa

763.401


Harga Pokok Produksi

763.401


  1. Laporan Laba Rugi

Laporan bagian ini dibuat oleh setiap jenis bisnis, karena fungsinya untuk menginformasikan kondisi keuangan perusahaan berdasarkan produk yang sudah berhasil dijual ke pasar dan pengeluaran yang sudah dilakukan. 

Didalamnya akan tertulis besar total nilai pendapatan maupun besar total nilai pengeluaran perusahaan:

  • Jika lebih besar nilai pendapatan, maka perusahaan untung

  • Jika lebih besar nilai pengeluaran, maka perusahaan rugi

Berikut ini adalah contoh Laporan Laba Rugi untuk jenis perusahaan manufaktur :

Pendapatan 

4100-00-010

Penjualan produk 1

Rp. xxx


4100-00-020

Penjualan produk 2

Rp. xxx


4100-00-030

Penjualan produk 3

Rp. xxx


4100-00-040

Penjualan lain 

Rp. xxx


4100-00-050

Potongan penjualan 

Rp. xxx


4100-00-060

Pendapatan denda terlambat

Rp. xxx


4100-00-070

Pendapatan pengantaran

Rp. xxx


Total Pendapatan Usaha

Rp. xxx

Biaya Pendapatan

5100-00-010

Biaya 1

Rp. xxx


5100-00-020

Biaya 2

Rp. xxx


5100-00-030

Biaya 3

Rp. xxx


5100-00-040

Komisi penjualan 

Rp. xxx


5100-00-050

Potongan pembelian 

Rp. xxx


5100-00-060

Biaya pengiriman 

Rp. xxx


5100-00-070

Gaji proyek

Rp. xxx


Total Biaya produksi 

Rp. xxx

Biaya Operasional

6100-00-010

Listrik, air dan telepon

Rp. xxx


6100-00-020

Promosi 

Rp. xxx


6100-00-030

Administrasi

Rp. xxx


Total biaya operasional 

Rp. xxx

Laba/Rugi 

Rp. xxx


  1. Laporan Neraca

Ini juga sama seperti laporan laba rugi, digunakan oleh semua jenis usaha, baik manufaktur, dagang maupun jasa. Didalamnya berisi komponen pasiva dan aktiva. Pasiva untuk mewakili setiap modal dan hutang yang perusahaan miliki. Sedangkan aktiva untuk mewakili seluruh aset perusahaan dan sumber pendapatannya. Karenanya secara isi pun hampir sama dengan jenis perusahaan lain. 

Laporan Neraca


Aktiva



Aktiva Lancar



Kas Kecil


Rp. xxx



Kas


Rp. xxx



Piutang Dagang


Rp. xxx



Persediaan



Persediaan 1


Rp. xxx



Persediaan 2


Rp. xxx



Total Persediaan


Rp. xxx



Biaya Dibayar Dimuka


Rp. xxx



Total Aktiva Lancar


Rp. xxx



Aktiva Tetap



Tanah


Rp. xxx




Bangunan


Rp. xxx




Akumulasi Penyusutan Bangunan


(Rp. xxx)




Mesin


Rp. xxx




Akumulasi Penyusutan Mesin


(Rp. xxx)




Total Aktiva Tetap


Rp. xxx


Total Aktiva


Rp. xxx

Pasiva



Kewajiban



Hutang Usaha


Rp. xxx



Hutang Bank


Rp. xxx



Total Kewajiban



Rp. xxx



Modal



Modal A


Rp. xxx



Modal B


Rp. xxx



Total Modal



Rp. xxx


Total Pasiva


Rp. xxx


  1. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal ini dibuat untuk memberikan informasi tentang adanya perubahan nominal modal. Biasanya karena ada pembagian dividen kepada para pemegang saham, terutama untuk perusahaan manufaktur yang sudah besar, atau hal lain yang juga berkaitan dengan modal. 

Berikut ini adalah contoh laporan perubahan modal :

Laporan Perubahan Modal


Laba Ditahan Awal


Rp. xxx

Laba Bersih


Rp. xxx


Total Laba


Rp. xxx

Dividen yang Diumumkan



Saham Preferen


Rp. xxx



Saham Biasa

Rp. xxx


Total Dividen yang diumumkan


Rp. xxx

Laba Ditahan Akhir


Rp. xxx


  1. Laporan Arus Kas

Laporan ini dibuat untuk menginformasikan segala arus transaksi dari tiga aktivitas utama perusahaan, yakni operasional, investasi dan pendanaan. Sehingga dengan begitu bisa diketahui pendapatan kas, pembayaran kas dan lain sebagainya. Selain juga perusahaan bisa memprediksi apakah di periode berikutnya perusahaan bisa menghasilkan arus kas yang bersih atau tidak.


Untuk membuat laporan kas, dibutuhkan laporan laba rugi periode berjalan, data transaksi buku besar dan neraca. Berikut ini adalah contoh laporan kas perusahaan manufaktur :