Apa itu matriks BCG? Matriks BCG adalah sebuah diagram yang dibuat oleh Bruce D. Henderson. Bruce menciptakan diagram ini adalah untuk membantu perusahaannya di dalam melakukan analisa maupun mengelola unit usaha serta lini produknya. BCG merupakan singkatan dari Boston Consulting Group yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan manajemen yang berdiri pada 1963.


Perusahaan ini mempunyai 87 kantor yang tersebar di 47 negara, termasuk juga di Indonesia. Adapun fungsi dari adanya matriks BCG terhadap manajemen perusahaan yaitu digunakan sebagai acuan di dalam alokasi dana, menjual, maupun memproduksi produknya. Matriks ini berhubungan dengan product life cycle atau siklus hidup produk. Hal ini membuatnya juga dinamakan sebagai matriks portofolio produk atau product portfolio matrix


Selain itu, matriks BCG juga memiliki nama lainnya seperti Boston Box, BCG Growth-Share Matrix atau Matriks Pertumbuhan serta Pangsa Pasar BCG, dan juga Diagram Portofolio atau Portfolio Diagram. Perlu diperhatikan bahwa matriks BCG berbeda dari strategi pemasaran STP. STP digunakan pada pemasaran melalui 3 tahapan yaitu segmenting, targeting, serta positioning. Sementara itu, matriks BCG dilihat berdasarkan market share atau penjualan dibandingkan dari pertumbuhan produk tersebut.


Fungsi Matriks BCG

Kegunaan dari matriks BCG yaitu membantu perusahaan di dalam mengambil keputusan berkaitan dengan alokasi sumber daya dengan berdasarkan pertumbuhan bisnis serta pangsa pasar. Matriks juga akan menampilkan dua variabel yang nantinya akan ditempatkan pada:

  • Sumbu vertikal yang juga dinamakan sumbu y dan digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan pasar atau market growth

  • Sumbu horizontal yang juga dinamakan sumbu x dan digunakan untuk menunjukkan pangsa relatif atau market share


Cara Membuat Matriks BCG

Lalu bagaimana cara membuat matriks BCG? Sebelum Anda mencoba menerapkan matriks BCG, maka Anda perlu mengetahui dan menentukan seperti apa pangsa produk yang paling akurat. Hal ini karena Anda sudah salah dalam menentukan pasar, maka posisi pada portofolio pun juga akan salah serta klasifikasi produk menjadi buruk.


Kita ambil contoh, jika Anda berpendapat bahwa Ferrari merupakan merek mobil untuk kalangan menengah ke bawah, maka merek tersebut akan berakhir dengan Dogs. Dengan kata lain, produk tersebut akan menjadi pangsa pasar tidak tumbuh. Hal ini karena market share-nya rendah namun akan berubah menjadi Cash Cow jika merek tersebut masuk ke dalam kategori mobil mewah.


Contoh lain di dalam mengelompokkan produk secara akurat di dalam matriks BCG adalah sebagai berikut:

  • Perusahaan Grab dengan Gojek

  • Telkomsel dengan provider yang menjadi pesaingnya seperti XL, Indosat, dan 3

  • Perusahaan Unilever dengan diversifikasi produknya terhadap saingannya masing-masing

  • Perusahaan otomotif Honda yang memiliki pesaing seperti Yamaha, Suzuki, dan lain-lain


Jika Anda sudah menentukan klasifikasi produk secara tepat, maka langkah di dalam menggunakan matriks BCG adalah seperti di bawah ini.

  1. Mengukur Market Growth atau Tingkat Pertumbuhan Pasar

TPP atau tingkat pertumbuhan pasar (market growth) bisa Anda temukan dengan menghitung seperti apa laju pendapatan rata-rata dari perusahaan. Tingkat pertumbuhan pasar tersebut diukur di dalam persentase dengan menggunakan rumus:

TPP= VP N -VP N-1VPN- 1 x 100%

Keterangan:

TPP = tingkat pertumbuhan pasar
VP N = Volum penjualan pada tahun terakhir
VP N-1 = Volume penjualan pada tahun sebelumnya


  1. Mengukur Relative Market Share atau Pangsa Pasar Relatif

PPR atau pangsa pasar relatif berguna dalam membandingkan penjualan produk perusahaan terhadap pesaing terbesar dengan penjualan produk yang sama. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

PPR= VP NVPP N

Keterangan:

PPR = Pangsa pasar relatif
VP N = Volume penjualan pada tahun terakhir
VPP N = Volume penjualan pada tahun sebelumnya


  1. Membuat Matriks BCG

Setelah Anda selesai melakukan penghitungan terhadap PPR dan TPP, maka sekarang Anda sudah bisa membuat matriks BCG. Cara yang harus Anda lakukan adalah dengan memasukkan PPR dan juga TPP tersebut ke matriks BCG. Tujuannya untuk mengetahui posisi perusahaan Anda terdapat di kuadran mana. Untuk posisi dalam pengklasifikasian kuadran yaitu:

  • Bintang atau stars: untuk kuadran ini, nantinya perusahaan mempunyai peluang jangka panjang yang paling baik terhadap pertumbuhan yang menjanjikan serta bisa digunakan sebagai salah satu sumber di dalam mendapatkan keuntungan

  • Sapi perah atau cash cow: sebuah kuadran yang nantinya akan memberi informasi perusahaan seperti sapi perah dikarenakan perusahaan tersebut menghasilkan arus kas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibutuhkan

  • Tanda tanya atau question mark: sebuah kuadran yang memberikan informasi bahwa posisi perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang kecil di dalam pasar yang pertumbuhannya cepat

  • Dogs: sebuah posisi kuadran yang akan menunjukkan bahwa produk yang dijual oleh perusahaan tersebut mempunyai pangsa pasar yang relatif rendah atau bahkan tidak tumbuh


Strategi Pasca Melakukan Analisis Menggunakan Matriks BCG

Ketika Anda sudah mengetahui posisi dari bisnis maupun produk perusahaan Anda, maka sekarang Anda harus menerapkan strategi yang cocok dengan kondisi pasar serta tingkat persaingannya. Terdapat empat strategi yang bisa Anda terapkan terhadap produk maupun bisnis unit yang ada di dalam matriks BCG.

  • Membangun atau build: meningkatkan investasi unit bisnis maupun produk agar pangsa pasar juga ikut naik. Strategi ini dilakukan agar dapat mendorong produk yang masuk ke dalam kategori question marks berubah menjadi strars serta pada akhirnya akan menjadi cash cow

  • Mempertahankan atau hold: strategi yang digunakan agar produk-produk tersebut agar tetap berada di kategori yang sama. Strategi ini biasanya diterapkan pada stars

  • Memanen atau harverst: strategi yang digunakan agar bisa mengurangi investasi serta berusaha untuk memperoleh cash atau uang tunai semaksimal mungkin maupun meningkatkan keuntungan secara keseluruhan. Strategi ini biasanya diterapkan pada produk yang termasuk cash cow

  • Melakukan divestasi atau divest: sebuah strategi yang digunakan untuk menutup usaha maupun likuidasi terhadap produk serta unit bisnis yang rugi maupun produk yang mempunyai pangsa pasar rendah. Strategi ini biasanya akan diterapkan pada unit bisnis maupun produk yang masuk dalam kategori dogs


Contoh Cara Menggunakan Matriks BCG

Tabel 1 merupakan Data dari Penjualan perusahaan PT. Indah Jaya untuk merek dagang Oto A

No.

Bulan

Tahun 2020

Tahun 2021

1

Januari

280.000.000.000

350.000.000.000

2

Februari 

285.000.000.000

400.000.000.000

3

Maret

290.000.000.000

450.000.000.000

4

April

300.000.000.000

450.000.000.000

5

Mei

290.000.000.000

400.000.000.000

6

Juni

300.000.000.000

350.000.000.000

7

Juli

290.000.000.000

400.000.000.000

8

Agustus

305.000.000.000

410.000.000.000

9

September

310.000.000.000

450.000.000.000

10

Oktober

300.000.000.000

430.000.000.000

11

November

300.000.000.000

450.000.000.000

12

Desember

350.000.000.000

450.000.000.000


Total

3.900.000.000.000

4.990.000.000.000


Lalu untuk menghitung TPP pada produk tersebut yaitu:

TPP = (penjualan tahun 2021 – penjualan 2020) / (penjualan 2020) x 100%

TPP = (4.990.000.000.000 - 3.900.000.000.000) / (3.900.000.000.000) x 100%

TPP = 27,9% (28%)

Maka tingkat penjualan dari perusahaan PT. Indah Jaya yaitu 28%.


Sementara itu, berdasarkan data dari ketiga pesaing perusahaan PT. Indah Jaya bisa Anda lihat melalui tabel di bawah ini.

No.

Nama Perusahaan

Merek Dagang

Volume Penjualan

1

PT. Jaya Indah

Oto B

2.708.821.440.000

2

PT. Asia Jaya

Oto C

5.256.600.000.000

3

PT. Indonesia Jaya

Oto D

5.570.100.000.000

Total


13.535.521.440.000


Melalui tabel 2 kita bisa mengetahui bahwa total dari penjualan pesaing di tahun 2021 adalah 13.535.521.440.000 yang nantinya akan digunakan sebagai pembagi terhadap jumlah volume dari penjualan Oto A di tahun 2021 sehingga bisa diketahui pangsa pasar relatif dari Oto. Dengan begitu, pangsa pasar relatifnya bisa Anda hitung menggunakan cara seperti berikut.

PPR = volume penjualan Oto A tahun 2021 / volume penjualan pesaing tahun 2021

PPR = 4.990.000.000.000 / 13.535.521.440.000

PPR = 0,368 < 1


Dari hasil tersebut maka kita bisa mengetahui bahwa perbandingan pasar relatif Oto A dengan produk pesaing adalah 0,368. Hal ini mengindikasikan bahwa pangsa pasar dari Oto A lebih rendah jika dibandingkan dengan pesaing dikarenakan nilai pangsa pasar relatifnya yaitu lebih kecil atau lebih rendah dari 1.


Jadi, perusahaan PT. Indah Jaya dengan produk Oto A mempunyai tingkat pertumbuhan mencapai 28% dengan pangsa pasar relatif 0,368. Jika Anda memasukkannya ke dalam matriks BCG, Anda akan mengetahui bahwa merek Oto A dengan para pesaingnya berada di posisi Question Mark atau Tanda Tanya.


Kondisi ini mengindikasikan bahwa posisi dari pangsa pasar perusahaan tersebut rendah namun mempunyai pertumbuhan pasar tinggi. Selain itu, kondisi tersebut juga memberikan informasi bahwa aliran dana atau cash flow lemah. Dalam posisi tersebut maka PT. Indah Jaya selaku pemilik produk Oto A harus membuat keputusan agar divisinya lebih kuat melalui berbagai strategi intensif seperti pengembangan inovasi terhadap produknya maupun strategi lainnya sehingga produknya tersebut mampu bersaing dengan produk para pesaingnya.


Demikian informasi yang bisa kami sampaikan mengenai pengertian, rumus, dan contoh penggunaan matriks BCG di dalam analisis bisnis. Semoga bermanfaat.