Contoh Cara Menghitung Biaya Pelepasan Aset

contoh_cara_menghitung_biaya_pelepasan_aset.png

Aset adalah kekayaan perusahaan yang berbentuk barang yang dimiliki secara tetap dan dipergunakan untuk kepentingan bisnis hingga waktu tertentu atau juga selamanya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Aset atau Aktiva adalah kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun tidak berwujud secara nyata, misalnya seperti hak paten.Pengertian lain dikemukakan oleh PSAK (Pernyataan Standar AKuntansi Keuangan) No.16 revisi tahun 2011, dimana menyebutkan bahwa aset merupakan semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud selama memiliki nilai atau berharga yang dapat mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut.Banyak pengertian mengenai aset yang dikemukakan oleh berbagai kalangan. Namun pada intinya, kita bisa mengidentifikasi apakah suatu barang tergolong sebagai aset atau bukan dengan melihat apakah barang tersebut bisa ditukar dan bernilai uang atau tidak.Aset memiliki 3 sifat utama, yaitu: 1) dimiliki, 2) bersifat ekonomis, dan 3) menjadi sumber daya yang dapat menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan.

Jenis-jenis Aset

Ada beberapa jenis aset yang diklasifikasikan berdasarkan konvertibilitas, keberadaan fisik dan penggunaannya.

  1. Berdasarkan Konvertibiltas

Maksudnya adalah aset dibedakan berdasarkan likuiditasnya. Jenis aset ini digolongkan berdasarkan kemudahan menukarkan aset menjadi uang tunai. Macamnya ada 2, yaitu:

  1. Pencairan yang lancar (likuid)

Aset yang lancar seperti misalnya: kas, surat berharga, piutang dagang, perlengkapan kantor dan deposito jangka pendek.

  1. Pencairanya tidak lancar (tidak likuid)

Sementara aset tidak lancar contohnya seperti tanah, bangunan, hak paten.

  1. Berdasarkan Keberadaan Fisiknya  

Ada 2 jenis aset bila dibedakan berdasarkan keberadaan fisiknya, yaitu aset berwujud dan aset tidak berwujud. Aset yang berwujud adalah yang memiliki bentuk fisik dan dapat dilihat, diraba, ataupun dirasakan. Misalnya seperti tanah, bangunan, peralatan dsb.Sementara Aset tak berwujud adalah yang tidak terlihat wujudnya.Misalnya hak paten, hak cipta, hak sewa, merk dagang. 

  1. Berdasarkan Penggunaanya  

Perbedaan ini dilihat dari apakah aset tersebut digunakan dalam operasional sehari-hari atau tidak. Aset operasi adalah yang digunakan sehari-hari. Aset jenis ini diantaranya seperti kas, hak paten, hak cipta, mesin, gedung.Sedangkan aset yang tidak berhubungan langsung dengan operasional diantaranya investasi, surat berharga, tanah kosong dan sebagainya.

Pelepasan Aset

Aset merupakan unsur yang sangat penting untuk menunjang laju suatu perusahaan, sehingga pengelolaannya pun tidak boleh asal. Aset-aset yang masih memberi manfaat dan bisa dioptimalkan, harus dirawat dan dijaga baik-baik. Dan untuk aset yang secara manfaatnya sudah tidak besar, juga harus dikelola dengan baik.Ada beberapa alternatif yang sering dipertimbangkan oleh perusahaan untuk mengelola aset yang sudah turun manfaatnya:

  1. Dijual agar mendatangkan pemasukan untuk perusahaan dan bisa digunakan untuk membeli aset yang baru.
  2. Disewakan. Dengan disewakan, perusahaan tidak sepenuhnya kehilangan aset itu dan tetap mendapatkan pemasukan berupa uang kas. Atau pilihan yang ketiga, asetnya dibuang. 
  3. Dibuang/tidak digunakan lagi jika tidak bisa dijual maupun disewa sebab asetnya sudah benar-benar rusak dan kehilangan nilai ekonomis dan nilai guna. Misalkan meja kantor yang rusak. 

Setiap perusahaan memiliki pertimbangan masing-masing untuk mengelola asetnya.  Namun, ketika Anda memutuskan untuk melepaskan aset, Anda tetap harus mencatatnya dalam pembukuan laporan keuangan perusahaan. Sebab, seperti dibahas di atas, aset adalah bagian dari kekayaan perusahaan yang bisa ditukarkan dengan nominal uang.

Cara Menghitung Biaya Pelepasan Aset

Terdapat beberapa langkah dan macam untuk menghitung biaya pelepasan aset, seperti yang akan dibahas di bawah ini:

  1. Aset dilepas dengan dijual 

Alternatif pertama untuk melepaskan aset yakni dengan dijual. Langkah ini ditempuh sebab aset sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan perusahaan namun aset tersebut masih memiliki nilai manfaat dan belum habis waktu ekonomisnya. Jika keadaan asetnya demikian, maka langkah bijaksananya dijual sehingga perusahaan tetap akan mendapatkan pemasukan sebagai ganti nilai aset yang dilepaskan. Contoh Kasus:sebuah perusahaan pada bulan Juli 2015 memiliki aset berupa set komputer senilai 100 juta. Diprediksi bahwa nilainya penyusutan hingga nilainya menjadi 80 juta pada tahun 2020. Aset dijual seharga 70 juta.Contoh perhitungannya seperti dibawah ini:

TanggalAkunDebitKredit
20 Juli 2015KasRp 70.000.000
Penyusutan asetRp 20.000.000
Kerugian penjualan asetRp 10.000.000
    Komputer kantorRp 100.000.000

 

  1. Aset dilepas karena disewakan 

Selain dijual, Anda juga masih bisa menyewakan aset ketika Anda merasa aset tersebut tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan Anda. Alternatif ini juga bisa diambil jika Anda membutuhkan pemasukan baru lewat pelepasan Aset tanpa kehilangan kepemilikan aset. Contoh Kasus:Sebuah perusahaan laundry pada tahun 2017 memiliki aset sejumlah 50 juta. Pada tahun 2020 aset tersebut ingin disewakan dan diganti aset baru yang lebih canggih. Pada tahun 2020, nilai aset sudah menyusut hingga 30 juta saja. Perusahaan akan menyewakan aset tersebut selama 1 tahun dengan biaya sewa sejumlah nilai aset pada tahun 2020. Contoh perhitungannya seperti dibawah ini:

TanggalAkunDebitKredit
25 Juli 2017KasRp 50.000.000
27 Juli 2020     Penyusutan asetRp 20.000.000
    Nilai asetRp 30.000.000
27 Desember 2020Pemasukan SewaRp 20.000.000
    Nilai aset disewakanRp 20.000.000
  1. Aset dibuang/dihentikan penggunaanya karena tidak bisa lagi dimanfaatkan sebab rusak atau habis nilainya 

Pelepasan aset yang ketiga yakni dibuang. Yang berarti tidak akan ada pemasukan pengganti nilai aset untuk perusahaan. Contoh Kasus:Sebuah perusahaan  telekomunikasi melakukan pengecekan rutin terhadap aset komputer yang dimiliki. Setelah dilakukan pengecekan pada akhir juni 2020, ternyata ditemukan ada 10 komputer yang tidak layak dan tidak bisa digunakan lagi untuk operasional perusahaan. Semua komputer tersebut merupakan aset yang dibeli pada tahun 2015 dengan harga masing-masing Rp. 3,000,000.Karena hal itu, manajemen memutuskan untuk mengganti perangkat komputer yang rusak dengan yang baru. Akumulasi depresiasi komputer adalah Rp 30.000.000,00 (nilai buku = 0).Contoh perhitungannya seperti dibawah ini:

TanggalAkunDebitKredit
01 Juli 2020Akumulasi depresiasi komputerRp 30,000.000
    Komputer Persuahaan Rp 30,000.000

You Might Also Like