Debt to Equity Ratio: Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya

Untuk mengetahui kesehatan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan mengukur solvabilitas dan struktur modal suatu perusahaan menggunakan DER atau Debt to Equity Ratio. Apa itu yang dimaksud dengan Debt to Equity Ratio? Bagi sebagian orang, istilah tersebut mungkin masih terdengar asing. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini kami sajikan pembahasan mengenai DER yang kami rangkum dari beberapa sumber literasi.

Mengenal pengertian Debt to Equity Ratio

Sebelum melangkah ke pengertian Debt to Equity Ratio, mari mengulang kembali apa definisi dari hutang dan ekuitas itu sendiri.

Dept/ hutang adalah semua kewajiban bisnis kepada entitas lain. Seperti bisnis, organisasi, karyawan, lembaga pemerintah, atau vendor sebagai akibat dari transaksi yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan secara kredit.

Sementara ekuitas/ equity adalah kepemilikan atau nilai jual dari perusahaan. Ekuitas dapat berupa jumlah dana (alias modal) yang Anda investasikan dalam bisnis.

DER (Debt to Equity Ratio) atau dalam bahasa Indonesia berarti rasio utang terhadap ekuitas (modal) adalah perbandingan antara total Debt perusahaan terhadap total Equity. Ini menunjukan beberapa banyak hutang yang dimiliki perusahaan relative terhadap modal. Dalam mengevaluasi saham untuk investasi, DER ini menjadi rasio keuangan yang paling menonjol. Karena DER membantu dalam memahami kemungkinan saham untuk berkinerja lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Selain itu dengan kesederhanannya, DER juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang struktur permodalan perusahaan dan strategi perusahaan untuk mendapatkan ROE yang lebih baik kepada ekuitas pemegang saham.

Hasil pengukuran DER

Adapun 2 kondisi yang bisa terjadi dari pengukuran DER dalam perusahaan, yaitu:

A. Debt to Equity Ratio tinggi

Ketika DER tinggi ini menjadi tanda resiko tinggi. Artinya perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman untuk membiayai operasinya karena perusahaan kekurangan keuangan. Dengan kata lain, DER yang tinggi menunjukan perusahaan memiliki hutang relatif lebih tinggi secara signifikan terhadap modal. Karena perusahaan memiliki hutang yang relatif tinggi, maka perusahaan juga akan memiliki beban bunga yang tinggi pula.Jika posisi likuiditas perusahaan buruk, mungkin sulit untuk memenuhi pembayaran bunganya. Dan jika situasinya memburuk, bahkan mungkin sampai pada pengajuan kepailitan.

B. Debt to Equity Ratio rendah

Ini berarti bahwa ekuitas pemegang saham perusahaan berlebihan dan tidak perlu menggunakan hutangnya untuk membiayai operasi dan bisnisnya. Sederhananya perusahaan memiliki lebih banyak modal yang dimiliki daripada modal pinjaman dan ini menjadi hal yang terpuji bagi perusahaan. Karena Debt to Equity Ratio yang rendah menunjukan bahwa perusahaan memiliki hutang yang relatif lebih rendah daripada ekuitas. Memiliki DER yang rendah tidak akan memberikan tekanan pada profitabilitas karena beban bunga juga akan relatif rendah. Hal tersebut dapat menghasilkan laba operasi dan laba sebelum pajak yang lebih baik. Selain itu, perusahaan dengan DER yang rendah juga memiliki fleksibilitas yang relatif lebih tinggi dalam hal meningkatkan modal utang pada tingkat yang kompetitif.Sekarang menurut definisi diatas, kita dapat sampai pada kesimpulan bahwa rasio utang terhadap modal yang tinggi itu berarti buruk bagi perusahaan dan dipandang negatif oleh para analis keuangan. 

Mengapa DER penting?

Berikut adalah beberapa alasan mengapa rasio ini sangat penting:

1. Mengukur kesehatan perusahaan

Kegunaan utama dan paling sederhana dari melakukan perhatian terhadap DER adalah dapat digunakan untuk mengukur kesehatan perusahaan. Jadi argumen ini biasanya dilakukan oleh pihak internal perusahaan itu sendiri, sekaligus untuk melakukan pengawasan dan penjagaan mengenai kualitas kesehatan perusahaan tadi.Ketika perusahaan mencari sumber modal, perhitungan debt to equity ratio sering dilakukan. Jadi sebelum perusahaan bisa mendapatkan sejumlah modal yang diinginkannya, perusahaan terlebih dahulu harus memperhitungkan jumlah ekuitas yang dimilikinya. Bagi sebagian masyarakat umum mungkin bisa memahami DER ini sebagai jumlah jaminan yang bisa dipakai untuk mendapatkan modal.

2. Kriteria di bursa dalam pembelian saham

Nilai hasil perhitungan DER juga berguna untuk dijadikan kriteria dalam pembelian saham. Jika nilai Debt to Equity Ratio (DER) itu sendiri terlalu tinggi, maka akan ada lebih baiknya jika tidak membeli saham tersebut di bursa. Karena akan dikhawatirkan tidak stabil dan kondisi keuangan tergolong rapuh.

3. Sebagai bahan pertimbangan investor/pemberi pinjaman

Jika suatu perusahaan memiliki hutang yang relatif tinggi terhadap modal. Perusahaan harus membayar bunga atas hutang tersebut. Dalam situasi seperti itu, biaya bunga yang tinggi akan menggerogoti sebagian besar keuntungan operasional. Berawal dari hal tersebut, pemberi pinjaman sering melacak DER untuk menentukan kemampuan membayar hutang perusahaan. Jika rasionya relatif tinggi, pemberi pinjaman menuntut tingkat bunga yang tinggi.Mirip dengan pemberi pinjaman, bahkan investor sering memperhatikan rasio ini. Jika rasio meningkat, investor akan berhati-hati dan mengharapkan pengembalian yang lebih tinggi karena risiko yang tinggi pula.

Cara Menghitung Debt to Equity Ratio

Dalam menghitung DER sendiri dapat dilakukan dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Jika disederhanakan dalam rumus Debt to Equity Ratio = Total hutang : Ekuitas.Dan hal yang perlu diperhatikan adalah:1. Hutang (liabilitas). Ini merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh sebuah perusahaan secara tunai dalam jangka waktu tertentu kepada pihak pemberi hutang. Hutang sendiri dibagi menjadi kewajiban lancar (bersifat jangka pendek dan dianggap hal biasa), kewajiban jangka panjang (jenis hutang yang dianggap berbahaya dan akan lebih baik jika dihindari) dan kewajiban lainnya.2. Ekuitas. Hak milik perusahaan atas aset perusahaan yang merupakan kekayaan bersih disebut Ekuitas. Dan ekuitas sendiri terdiri atas setoran pemilik perusahaan dan sisa laba ditahan.Dalam menghitung rasio hutang dilakukan secara berhati-hati untuk menghindari kekeliruan. Perhitungan laporan keuangan sebuah perusahaan yang meliputi rasio utang terhadap modal merupakan angka yang penting. Sehingga dalam perhitungannya pun harus dengan cermat dan teliti. Oleh karena itu, untuk menunjang penyajian data keuangan yang cepat dan akurat maka sudah semestinya sebuah perusahaan mengadopsi penggunaan produk teknologi di bidang akuntansi, salah satunya Ukirama ERP . Ukirama ERP adalah aplikasi keuangan yang dirancang berbasis online (cloud) dan terdiri dari modul-modul yang terintegrasi yang mampu melakukan pekerjaan manajemen perusahaan. Termasuk membuat laporan keuangan, memantau kinerja keuangan secara real time, dll yang berguna untuk membantu mengetahui Debt to Equity Ratio.


You Might Also Like