Definisi dan Metode Piutang Tak tertagih (Bad Debts) serta Cara Penulisan Jurnalnya

definisi_dan_metode_piutang_tak_tertagih__bad_debts_serta_cara_penulisan_jurnalnya.png

Piutang tak tertagih atau bad debts bisa memberikan pengaruh terhadap arus kas bisnis. Arus kas merupakan sumber bisnis sehingga jika ada hal-hal yang mengganggu arus kas, maka bisa berpengaruh terhadap kesuksesan dalam menjalankan sebuah bisnis. Perusahaan yang juga memberikan kredit kepada para pelanggannya juga berpotensi memperlambat maupun mengurangi arus kas jika ada salah satu kredit malah menjadi piutang tak tertagih atau bad debts. Pada artikel ini, kami akan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan piutang tak tertagih.

Pengertian Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih bisa terjadi ketika ada seseorang yang berhutang uang kepada Anda sementara Anda tidak dapat menagihnya. Hutang tersebut menjadi tidak berharga karena Anda tidak bisa menagihnya dan malah Anda yang menerima dampak dari hutang yang tidak bisa Anda tagih tersebut. Akibatnya, Anda harus menghapus hutang tak tertagih tersebut. bagi Anda yang menjalankan bisnis kecil, hal ini bisa terjadi pada saat Anda memberikan kredit kepada pelanggan.Kita ambil contoh, Anda menjual sebuah produk seharga Rp. 1.000.000. Pelanggan memanfaatkan kredit toko kemudian pelanggan menerima produk tersebut langsung di muka. Setelah Anda menagih ke pelanggan tersebut tanpa mendapatkan hasil, maka Anda menyadari jika hutangnya sudah menjadi hutang macet.Ada beberapa hal yang bisa mengakibatkan terjadinya kredit macet. Kredit macet bisa disebabkan karena pelanggan tidak dapat memiliki uang untuk membayar kredit. Bisa juga karena pelanggan merasa tidak senang terhadap produk tersebut dan kemudian menolak untuk membayarnya. Terlepas dari apapun alasannya, kredit macet yang banyak akan melumpuhkan bisnis kecil.

Metode Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Ada dua cara di dalam melakukan penghapusan terhadap piutang tak tertagih seperti yang akan kami jelaskan di bawah ini :

  1. Metode Cadangan

Metode cadangan adalah metode yang dipakai pada saat kerugian yang dialami jumlahnya sudah cukup besar. Terdapat tiga poin penting yang berhubungan dengan metode cadangan:

  • Piutang tak tertagih yang jumlahnya diperkirakan terlebih dahulu kemudian dikategorikan sebagai biaya di dalam periode penjualan. Misalnya, terdapat piutang tak tertagih dari tahun 2015. Kerugian yang diakui pun juga pada tahun yang sama
  • Berkaitan dengan taksiran piutang, nanti pencatatannya yaitu dengan mengkredit cadangan kerugian piutang dan juga mendebet kerugian piutang dengan melalui jurnal penyesuaian
  • Untuk piutang yang tidak bisa ditagih, nanti akan dicatat dengan cara mengkredit rekening piutang dan mendebet rekening cadangan kerugian ketika piutang tersebut dihapus
  1. Metode Penghapusan Secara Langsung

Ketika menggunakan metode yang satu ini, maka perusahaan tidak perlu lagi melakukan taksiran terhadap kerugian yang dialaminya. Hal ini karena sebuah piutang sudah diyakini sudah tidak dapat ditagih maupun dilunasi oleh debitur. Kemudian kerugian terhadap piutang tersebut akan didebetkan ke rekening kerugian piutang lalu melakukan pengkreditan terhadap rekening piutang dagang. Dengan begitu, rekening cadangan piutang sudah tidak digunakan.Selain itu, di dalam menggunakan metode penghapusan langsung, rekening kerugian piutang tersebut nanti hanya menunjukkan berapa jumlah dari kerugian sebenarnya yang dialami perusahaan. Piutang datang nanti akan dilaporkan didalam neraca bersama dengan brutonya. Kerugian piutang tidak jarang dilaporkan pada periode yang tidak sama dengan tanggal penjualannya.Kondisi ini mengakibatkan perusahaan tidak mempunyai gambaran mengenai seperti apa nilai piutang bersih yang bisa direalisasi. Solusinya yaitu metode tersebut sudah tidak diakui di dalam pelaporan keuangan, kecuali jika nanti jumlah kerugian pada piutang terbilang kecil atau tidak material.

Cara Penulisan Jurnal Piutang Tak  Tertagih di dalam Akuntansi

Perlu Anda ketahui bahwa sebenarnya jumlah piutang tidak tertagih sulit untuk diperkirakan atau mungkin tidak mungkin. Hal ini karena sangat sulit untuk memprediksi nilai tertentu pada beban yang berasal dar piutang tak tertagih. Perusahaan tidak mampu mengontrol kapan dan bagaimana orang-orang akan membayar.Kadang-kadang ada yang mengalami kesulitan membayar sehingga mereka tidak bisa memenuhi kewajibannya. Dalam kasus ini, maka mereka sudah dianggap gagal. Di bawah ini kami akan memberikan sebuah gambaran tentang bagaimana cara penulisan jurnal piutang tak tertagih berdasarkan dua metode yang sebelumnya sudah kami jelaskan.

  1. Penulisan Jurnal menggunakan Metode Cadangan Kerugian Piutang

Untuk lebih jelas, kami akan memberikan contoh transaksi seperti berikut :Pada 31 Desember 2018, diperkirakan kerugian piutang mencapai Rp. 1.000.000. Pada 15 April 2019, Pak Andi (Pelanggan) yang memiliki piutang mencapai Rp. 250.000 mengalami kebangkrutan dan dia menyatakan bahwa sudah tidak sanggup melunasi hutangnya. Namun pada 1 Agustus 2020, Pak Agung datang lalu menyatakan bahwa dia akan melunasi hutangnya tersebut pada 1 Desember 2020. Adapun jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas yaitu:

  • 31 Desember 2018, terdapat kerugian piutang yang diperkirakan Rp. 100.000, di mana:
    • Kerugian Piutang (Debet): Rp. 100.000
    • Cadangan Kerugian Piutang (Kredit): Rp. 100.000
  • 15 April 2019, penghapusan piutang dari Pak Agung yang mencapai Rp. 250.000
    • Cadangan Kerugian Piutang (Debet): Rp. 250.000
    • Piutang (Kredit): Rp. 250.000
  • 1 Agustus 2020, Pak Agung yang menyatakan melunasi hutangnya dengan rincian
    • Piutang (Debit): Rp. 250.000
    • Cadangan Kerugian Piutang (Kredit): Rp. 250.000
  • 1 Desember 2020, terdapat penerimaan hutang yang merupakan pelunasan hutang yang telah dihapus
    • Kas (Debit): Rp. 250.000
    • Piutang (Kredit): R. 250.000

Jika Pak Agung telah berhasil melunasi semua hutangnya di tahun 2021 maupun setelah tutup buku, nanti penerimaan hutang tersebut akan dikreditkan pada rekening penerimaan piutang yang telah dihapus. Untuk pencatatan jurnal mengenai pelunasan hutang yang telah dihapus yaitu:

  • 1 Agustus 2020, Pak Agung ingin melunasi hutangnya
    • Piutang (Debit): Rp. 250.000
    • Cadangan Kerugian Piutang (Kredit): Rp. 250.000
  • 10 Januari 2021, penerimaan uang yang berasal dari piutang yang telah dihapus
    • Kas (Debit): Rp. 250.000
    • Piutang (Kredit): Rp. 250.000
  1. Penulisan Jurnal Menggunakan Metode Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Lalu bagaimana cara menulis jurnal dengan menggunakan metode penghapusan piutang tak tertagih? Sama dengan contoh sebelumnya, kami juga akan memberikan ilustrasi kepada Anda.

  • Pada 31 Desember 2018, kemungkinan kerugian yang dialami diprediksi Rp. 100.000 (tidak ada jurnal)
  • Kemudian pada 15 April 2019, terjadi penghapusan piutang dari pak Agung dengan total Rp. 250.000, di mana:
    • Kerugian Piutang (Debet) sebesar Rp. 250.000
    • Piutang (Kredit) sebesar Rp. 250.000
  • 1 Agustus 2020, terdapat pernyataan dari Pak Agung yang ingin melunasi hutangnya dengan rincian:
    • Piutang (Debit): Rp. 250.000
    • Kerugian Piutang (Kredit): Rp. 250.000
  • 1 Desember 2020, menerima pembayaran hutang dari Pak Agung yang telah dihapus, di mana:
    • Kas (Debit): Rp. 250.000
    • Piutang (Kredit): Rp. 250.000

Jika nanti Pak Agung melunasi hutang di tahun 2021 maupun pasca periode tutup buku, nantinya penerimaan piutang tersebut akan dikreditkan kepada rekening penerimaan piutang yang telah dihapus. Untuk pencatatan jurnalnya akan dibuat seperti di bawah ini:

  • 1 Agustus 2020, Pak Agung bermaksud melunasi hutangnya dengan rincian:
    • Piutang (Debit): Rp. 150.000
    • Penerimaan piutang yang sudah dihapus (Kredit): Rp. 250.000
  • 10 Januari 2021, terdapat penerimaan uang yang berasal dari piutang yang telah dihapus dengan rincian:
    • Kas (Debit): Rp. 250.000
    • Piutang (Kredit): Rp. 250.000

You Might Also Like