Biaya transaksi merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu lembaga atau badan usaha.

Biaya transaksi tidak sama dengan biaya produksi.

Masih banyak beberapa orang, yang menganggap kedua biaya itu sama. Secara definisi, memang biaya merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu. Namun, tetap biaya transaksi berbeda jauh dengan biaya produksi.


Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan lain atau manfaat, baik di masa ini maupun di masa yang akan datang. Sedangkan biaya transaksi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk menjalankan sistem ekonomi suatu badan usaha. Sebenarnya belum ada definisi pasti mengenai biaya transaksi sendiri.


Lantas, mengapa dibandingkan dengan biaya produksi? Karena dengan melakukan perbandingan tersebut maka Anda akan mengetahui secara jelas perbedaan dari kedua biaya tersebut. Biaya produksi dikeluarkan dengan tujuan untuk menghasilkan barang dan jasa, yang nantinya akan dijadikan penjualan oleh perusahaan. Contoh, biaya beli bahan baku, biaya beli mesin, biaya marketing, dan sejenisnya.


Biaya transaksi dikeluarkan dengan tujuan mendukung kelancaran proses produksi.  Contohnya, biaya negosiasi, biaya mobilisasi untuk karyawan, biaya pelaksanaan, biaya pengawasan, dan sejenisnya. Jadi tidak ada hubungan langsung dengan produk yang akan dijual, tetapi tetap dibutuhkan untuk kelancaran proses jual beli.


Teorinya, semakin tinggi biaya transaksi, maka semakin tidak efisien badan usaha tersebut. Ini berbanding terbalik dengan teori dari biaya produksi. Semakin tinggi biaya produksi, maka akan disertai semakin tingginya angka penjualan dan laba. Tingkatan biaya transaksi sebenarnya dapat diatur sedemikian rupa oleh perusahaan. Sedangkan tingkatan biaya produksi dipengaruhi oleh permintaan pasar.


Berikut 4 sebab terjadinya penyimpangan biaya transaksi:

  • Penyimpangan atas lemahnya jaminan suatu hak kepemilikan.

  • Penyimpangan pengukuran atau tugas-tugas yang dinilai kompleks dan memiliki prinsip yang bermacam-macam.

  • Penyimpangan intertemporal.

  • Penyimpangan yang timbul karena adanya kelemahan dalam kebijakan badan usaha.

Jenis Biaya Transaksi

Sebelum menjelaskan lebih lanjut jenis dari biaya transaksi, saya akan berikan contoh kasus terlebih dahulu untuk mempermudah mengerti.


Misalkan, Anda akan membuka usaha mie ayam pangsit. Lokasi sudah ada, hanya tinggal menjalankan. Tentunya sebagai wirausaha, Anda tidak langsung berjualan. Anda harus mengamati dahulu lokasi jualan Anda seperti apa dan selera konsumen atau target pasar. Untuk mendapatkan informasi tersebut, maka pasti akan ada biaya yang dikeluarkan.


Untuk menuju ke lokasi ada biaya transportasi dan untuk mendapatkan resep mie ayam yang sesuai dengan target pasar tentu harus melakukan trial and error, hingga mendapatkan rasa yang pas. Kemudian karena tidak ingin mengganggu tetangga sekitar, maka Anda juga menyewa orang untuk menjadi juru parkir.


Saat grand opening, ternyata rumah makan Anda dikenakan biaya keamanan oleh aparat setempat. Untuk lebih meyakinkan masyarakat, maka Anda memutuskan mengurus sertifikat halal.


Dari contoh kasus di atas, maka yang masuk dalam biaya transaksi adalah

  • Biaya mobilisasi saat tinjauan ke lokasi.

  • Biaya trial and error resep mie ayam pangsit.

  • Biaya keamanan aparat setempat. 

  • Biaya mengurus sertifikat pernyataan halal.


Biaya tersebut tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi, termasuk biaya trial and error resep mie ayam sekalipun. Hal ini karena pangsit mie ayam tersebut murni untuk di coba saja, bukan untuk dijual dan mendatangkan laba. Maka hal-hal yang masuk dalam biaya transaksi adalah

  1. Biaya organisasi tenaga kerja

  2. Biaya pengelolaan informasi 

  3. Biaya koordinasi supplier (komunikasi)

  4. Biaya penarikan pelanggan (marketing dan promosi)

  5. Biaya mengelola distributor (komunikasi)

  6. Biaya mobilisasi (untuk pelanggan, pekerja, pemegang saham dan lain-lain)

  7. Biaya pajak (bulanan dan tahunan)

  8. Fee (keamanan, listrik, air, dan telepon)

  9. Biaya research and development

  10. Biaya audit laporan keuangan

  11. Biaya administrasi lainnya


Biaya-biaya tersebut harus dikelola dengan benar, agar tidak meningkat setiap periode nya. Semakin tinggi biaya transaksi, maka akan semakin berkurang laba perusahaan. Selain itu, kinerja perusahaan akan dianggap tidak efisien dan efektif, karena seharusnya biaya transaksi di atas bisa ditekan serendah mungkin.


Memang biaya seperti pajak ataupun biaya audit laporan keuangan akan menjadi stagnan, karena merupakan kebutuhan yang wajib bagi badan usaha. Biaya transaksi seperti biaya marketing dan promosi, serta mobilisasi bisa diusahakan untuk dikurangi.


Pengaruhnya Dalam Keuntungan Bisnis

Biaya transaksi berhubungan dengan keuangan perusahaan, tentunya besaran biaya tersebut akan mempengaruhi laba dalam laporan keuangan. Logikanya, biaya dibayar dengan kas perusahaan. Lalu, apa pengaruhnya dalam keuntungan bisnis?


Menurut Chang (2000:288), ada 3 faktor yang mempengaruhi besaran nilai biaya transaksi , yaitu:

  1. Apa (what: the identity of bundle of rights) adalah hak-hak dalam memiliki nilai.

  2. Siapa (who: to indentity of agents involved in the exchanges) adalah kemampuan atau batasan manusia dalam mengelola informasi, termasuk di dalamnya bila kekurangan informasi.

  3. Bagaimana (how: the institutions, technical and social, governing the exchange how to organize the exchanges) adalah pasar sebagai kelembagaan yang memfasilitasi proses pertukaran.


Dari ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya biaya transaksi penting untuk keberlangsungan bisnis, meskipun tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya ini menyokong adanya kelancaran penjualan barang dan jasa. Jika dipertanyakan apakah biaya transaksi menguntungkan atau tidak bagi perusahaan, jawabannya tergantung pada dampak yang ditimbulkan berdasarkan tingkat efisiensinya.


Sehingga pengaruhnya dalam keuntungan bisnis adalah, dapat membantu penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Biaya transaksi menyokong kuantitas dalam proses produksi. Misalkan saja biaya transaksi berupa biaya promosi. Jika tidak ada promosi, maka masyarakat tidak akan mengenal brand atau merk produk tersebut. Begitu pula dengan biaya transaksi berupa pajak. Tidak mungkin perusahaan menghindari biaya pajak. Bila tidak dibayar, tentunya kegiatan operasional tidak akan berlanjut, dan ini akan merugikan badan usaha. Pemerintah akan memaksa untuk memberhentikan kegiatan mereka, sehingga tidak ada lagi penjualan.


Jadi, untuk membuat dan merancang agar biaya transaksi dapat menguntungkan dapat dilakukan cara-cara seperti berikut ini:

  1. Buat anggaran setiap periode, jadikan anggaran realitas pada periode sebelumnya sebagai dasar penyusunan anggaran periode ke depannya.

  2. Lakukan meeting dengan pihak internal terkait. Misalkan para manajer per divisi, akuntan, dan lainnya.

  3. Minta para manajer untuk mendengarkan masukan dari para karyawannya, karena mereka lah yang langsung menghadapi realita pekerjaannya. Bertanyalah apakah biaya transaksi yang di anggarkan sudah sesuai atau perlu perbaikan.