banner iklan

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membuat Penghapusan Piutang (Write-off) Serta Contohnya

hal_yang_perlu_diperhatikan_sebelum_membuat_penghapusan_piutang__write_off_serta_contohnya.png

Utang-piutang merupakan suatu urusan yang tidak bisa dilepaskan dalam sebuah bisnis, entah pada UMKM ataupun bisnis yang sudah berskala besar sekalipun. Namun, ada kalanya urusan utang-piutang tidak berjalan lancar. Salah satu hal yang sering dialami oleh setiap bisnis adalah adanya piutang yang tidak tertagih/terbayarkan.Piutang tak tertagih adalah kondisi dimana pihak yang berhutang kepada perusahaan, karena kondisi tertentu tidak dapat membayarkan kewajibannya. Hal ini tentu menjadi kerugian bagi perusahaan pemberi piutang. Karena mempengaruhi keuangan perusahaan (berdampak kerugian), piutang tak tertagih juga harus dibuat jurnal penghapusan piutang. 

Pertimbangan Sebelum Menghapus Piutang Tidak Tertagih

Setiap perusahaan tentu ingin setiap piutang yang diberikan suatu saat dapat terbayarkan. Namun faktanya tidak semua piutang mampu dikembalikan secara lancar oleh pelanggan. Perusahaan pasti akan berusaha sekuat mungkin agar piutang yang macet dapat kembali lancar, atau dilunasi di kemudian hari. Karena itu, melakukan penghapusan piutang secara terburu-buru juga tidak bagus.Sebelum memutuskan untuk menghapus piutang tidak terbayar, ada berbagai faktor yang harus dipertimbangkan. Melalui pertimbangan-pertimbangan ini, diharapkan perusahaan mampu meminimalisir resiko kerugian yang dihadapi, serta mengusahakan pihak-pihak yang sebenarnya masih berpotensi membayarkan hutangnya di kemudian hari.Berikut pertimbangan yang harus dilakukan sebelum melakukan penghapusan piutang:

  1. Besarnya nominal piutang

Nominal piutang menjadi hal yang penting karena merupakan berapa besar kerugian yang harus ditanggung perusahaan apabila tidak terbayarkan. Secara umum, semakin besar nominal piutangnya, maka semakin kecil kemungkinan bagi perusahaan untuk menghapus piutang tersebut. Berbeda bila nilai piutang yang bermasalah sedikit, dimana perusahaan cenderung lebih mudah menerima resiko kerugian.

  1. Kondisi keuangan perusahaan 

Menganalisa kondisi keuangan perusahaan, khususnya pada periode akuntansi yang sama juga merupakan salah satu pertimbangan yang harus ditekankan sebelum menghapus sebuah piutang. Apabila kondisi keuangan perusahaan tidak dalam kondisi baik, dimana bisa diidentifikasi dari tingkat penjualan pada masa tersebut, maka sebisa mungkin perusahaan mengejar pihak yang bermasalah dalam pembayaran piutang.

  1. Kondisi keuangan kreditur

Menganalisa kondisi keuangan kreditur juga menjadi salah satu hal yang wajib dipertimbangkan sebelum menghapus piutang. Apabila dianalisa bahwa kreditur tidak memiliki kemampuan untuk membayarkan piutang, baik sekarang maupun dimasa depan, maka penghapusan piutang merupakan pilihan yang terpaksa harus diambil.

  1. Kapasitas

Melakukan penagihan piutang tak terbayarkan merupakan suatu pekerjaan tersendiri yang membutuhkan tenaga, waktu, dan tentu biaya. Karena itu, mengukur seberapa besar kapasitas/kemampuan perusahaan dalam mengeluarkan sumberdaya penagihan piutang tak terbayarkan harus dilakukan.Selain itu, membandingkan apakah besarnya cost yang dikeluarkan untuk penagihan piutang setimpal dengan besarnya piutang yang ditagih juga menjadi salah satu tolak ukur apakah harus menghapus piutang atau tidak.

Metode Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Pencatatan kerugian akibat piutang yang tak terbayarkan tidak dilakukan dengan rekening penghapusan piutang, tetapi dengan membebankan ke rekening cadangan kerugian piutang. Secara umum ada dua metode dalam penghapusan piutang tidak tertagih, yaitu metode cadangan dan metode langsung:

  1. Metode cadangan

Metode cadangan yaitu metode penghapusan piutang yang dilakukan dengan estimasi, atau perkiraan piutang yang tidak tertagih dari total piutang perusahaan pada saat itu. Pelaksanaan estimasi besarnya resiko piutang tak tertagih yang mampu diterima perusahaan idealnya dilakukan setiap akhir tahun.Metode cadangan biasanya digunakan jika kerugian yang diakibatkan piutang tidak terbayar cukup besar secara nominal. Mayoritas perusahaan besar lebih cenderung menggunakan metode cadangan ini, karena rata-rata piutang yang dimiliki memiliki nominal yang besar.Beberapa pertimbangan yang perlu dianalisa meliputi:

  1. Menaksir dan membandingkan nominal kerugian akibat piutang tak tertagih dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama.
  2. Pencatatan jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih dicatat dengan cara mendebet rekening kerugian piutang, dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
  3. Kerugian piutang yang dialami perusahaan dicatat dengan cara mendebet akun cadangan kerugian piutang, dan mengkredit akun piutang dagang pada saat piutang dihapuskan.

Cara untuk menaksir jumlah piutang yang tidak tertagih bisa dilakukan dengan persentase penjualan (persentase resiko kerugian yang telah ditetapkan X jumlah penjualan kredit), ataupun persentase piutang (persentase resiko kerugian yang telah ditetapkan X nominal piutang atau ditaksir berdasarkan umur piutang).

  1. Metode langsung

Metode langsung yaitu metode penghapusan piutang yang bisa dilakukan ketika suatu piutang sudah dipastikan tidak bisa ditagih. Alasan lainya adalah ketidakmampuan perusahaan untuk melakukan estimasi kerugian piutang dengan akurat. Biasanya, mereka adalah perusahaan-perusahaan kecil-menengah.Karena alasan-alasan diatas, perusahaan tidak mengharapkan adanya pembayaran piutang di kemudian hari. Hal tersebut mengakibatkan penghapusan piutang dilakukan dengan metode langsung tidak membutuhkan taksiran serta rekening cadangan.Karena tidak adanya pelunasan piutang di masa depan, pencatatan penghapusan piutang dengan metode langsung dilakukan dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit piutang usaha, sesuai dengan nilai perkiraan piutang yang tidak tertagih.

Metode Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Agar lebih memahami bagaimana cara melakukan penghapusan piutang tak tertagih, berikut gambaran penulisan pada jurnal akuntansinya:

  1. Metode cadangan

Contoh kasus:PT Maju Jaya memiliki piutang usaha sebesar Rp. 100,000,000 yang telah jatuh tempo. Namun hingga lewat tanggal jatuh tempo, pihak yang berhutang tidak melakukan pembayaran. PT Mau Jaya juga tidak mendapat kepastian apakah di masa depan kreditur akan membayarkan kewajibannya. Berdasarkan analisa yang dilakukan, diperkirakan  Rp. 50,000,000 piutang yang belum terbayarkan tersebut tidak akan tertagih.Penulisan Jurnal:Untuk penulisan jurnalnya, dilakukan pendebetan untuk akun beban piutang tidak tertagih, serta mengkredit penyisihan piutang ragu-ragu sesuai dengan nominal piutang yang kemungkinan terbayarkan.

Beban piutang tidak tertagihRp. 50,000,000
    Penyisihan piutang ragu-raguRp. 50,000,000

Meskipun penulisan piutang tidak tertagih dilakukan, akun piutang sebesar Rp. 100,000,000 tetap tidak dihapuskan karena nilai Rp. 50,000,000 tidak bisa dialihkan ke akun pelanggan tertentu maupun akun pengendalian utang usaha. Nilai Rp. 50,000,000 tersebut adalah jumlah yang harus dikurangkan dalam piutang usaha guna menentukan nilai realisasi bersih.

  1. Metode langsung

Contoh kasus:PT Maju Jaya memiliki piutang usaha sebesar Rp. 100,000 yang telah jatuh tempo. Namun hingga lewat tanggal jatuh tempo, pihak yang berhutang tidak melakukan pembayaran. Penulisan Jurnal:Untuk melakukan penghapusan piutang secara langsung, penulisan jurnalnya adalah:

Beban piutang tidak tertagihRp. 100,000
    Piutang UsahaRp. 100,000

You Might Also Like