Hutang Jangka Pendek: Pengertian, Karakteristik Dan Contohnya

Hutang_Jangka_Pendek

Para pemilik usaha tentu melakukan berbagai cara untuk membuat bisnisnya tetap bisa beroperasi dan sukses. Salah satunya termasuk mengambil pinjaman uang. Ketika pemilik usaha berencana meminjam uang, mereka pun umumnya dihadapkan pada beberapa pilihan untuk dipilih. Mereka dapat mengambil hutang jangka pendek atau mengambil hutang jangka panjang, yang masing-masing memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda.Nah pada kesempatan ini, kita akan fokus pada pembahasan mengenai jenis hutang yang sering digunakan oleh bisnis, yaitu hutang jangka pendek. Yuk simak selengkapnya artikel di bawah ini!

Pengertian hutang jangka pendek

Pertama-tama tentunya penting untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian dari hutang jangka pendek itu sendiri. Hutang jangka pendek adalah suatu pinjaman uang yang menjadi kewajiban perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang. Jenis pinjaman ini pada umumnya digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari, menutupi pengeluaran tak terduga, maupun digunakan untuk keperluan dana darurat.Sebagai lawan dari hutang jangka pendek, ada hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang merupakan pinjaman uang yang jatuh tempo setelah satu tahun lamanya. Pinjaman ini bisa berupa pinjaman bisnis yang perlu dilunasi dalam kurun waktu 5 tahun, hipotek yang harus dilunasi selama 15 atau 30 tahun, dsb. Hutang jangka panjang ini menjadi pilihan yang tepat ketika perusahaan memerlukan biaya yang besar untuk pembelian maupun proyek ekspansi.

Perbedaan hutang jangka pendek dengan hutang jangka panjang

Selain memiliki perbedaan utama dari segi waktu jatuh tempo, hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang juga sangat berbeda dari segi cara pelunasan dan tingkat risikonya.Mengingat waktu jangka waktu pelunasannya terbilang sangat singkat, maka ketika bisnis mengambil hutang jangka pendek mereka umumnya harus melakukan pembayaran rutin seperti setiap bulan untuk melunasi hutang tersebut. Selain itu, jenis hutang yang satu ini seringkali dianggap oleh pemberi pinjaman memiliki risiko yang lebih tinggi. Sehingga suku bunga utang jangka pendek biasanya menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan hutang jangka panjang. Sementara hutang jangka panjang menawarkan waktu pelunasan yang cukup lama, maka pemberi pinjaman menghendaki bisnis untuk melakukan pembayaran rutin secara bulanan maupun triwulan untuk melunasi hutangnya. Hutang jangka panjang memiliki bunga yang lebih rendah karena pemberi pinjaman cenderung memandangnya sebagai risiko rendah. Namun, dalam proses pengajuan hutang jangka panjang seringkali memerlukan banyak syarat yang harus dipenuhi sebagai bentuk jaminan.

Contoh hutang jangka pendek

Adapun yang termasuk ke dalam jenis hutang jangka pendek sebagai kewajiban lancar suatu perusahaan antara lain sebagai berikut:

Hutang dagang

Hutang usaha mencakup seluruh kewajiban perusahaan yang bisa berasal dari pembelian secara kredit dari pemasok atau vendor. Sebagai contoh, jika perusahaan membeli sebuah mesin produksi seharga Rp 10.000.000 dengan kredit jangka pendek yang harus dibayarkan dalam waktu 6 bulan. Maka Rp 10.000.000 tersebut dikategorikan sebagai hutang usaha.

Utang wesel

Utang wesel merupakan jenis pinjaman yang menggunakan sebuah bukti secara tertulis yang dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Pendapatan dibayar dimuka

Jika perusahaan telah menerima sejumlah uang dari penjualan barang atau jasa tetapi perusahaan belum memberikan produk atau jasanya kepada pihak konsumen, maka pendapatan ini juga termasuk ke dalam hutang jangka pendek perusahaan.

Surat berharga komersial

Alih-alih mengambil pinjaman dari bank, beberapa perusahaan memilih untuk mengeluarkan commercial paper atau surat berharga komersial. Surat berharga ini tanpa jaminan yang terbentuk dari promissory notes jangka pendek yang dapat diterbitkan oleh suatu perusahaan institusi pengelola keuangan pribadi dan biasanya jatuh tempo dalam sembilan bulan atau kurang.

Pembayaran Sewa

Merupakan hal lumrah bagi perusahaan untuk menyewa tempat usaha. Hal ini didasari oleh banyak faktor, salah satunya karena dianggap lebih efisien daripada harus membeli sebuah properti sendiri. Sebagian besar beban sewa dianggap sebagai hutang jangka panjang.Namun, kebenarannya pembayaran sewa terkadang juga dapat digolongkan sebagai hutang jangka pendek. Terutama jika pembayaran sewa jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Contohnya saja jika perusahaan menandatangani sewa kantor selama 6 bulan, maka ini pun dianggap sebagai hutang jangka pendek.

Pajak terutang

Pajak juga dapat termasuk dalam lingkup kewajiban lancar perusahaan. Komponen pajak dari hutang jangka pendek ini mencakup berbagai jenis pajak yang wajib disetorkan kepada otoritas pajak dalam tahun berjalan.

Utang dividen

Dividen adalah suatu keuntungan yang secara khusus diberikan oleh pemilik usaha kepada para investornya. Dividen dikategorikan sebagai utang karena perusahaan memiliki kewajiban dalam membayarkan sebagian keuntungannya kepada para investor/ pemegang saham. Dengan kata lain, jika perusahaan telah mengumumkan keuntungan tetapi belum membayar dividen kepada para pemegang saham maka dividen tersebut sudah menjadi hutang jangka pendek perusahaan. 

Gaji dan upah

Terkadang, gaji dan upah juga dapat dianggap sebagai hutang jangka pendek. Misalnya, seorang karyawan dijanjikan perusahaan menerima gaji pada tanggal 5 setiap bulan untuk pekerjaan yang dilakukan pada periode sebelumnya. Itu berarti gaji menjadi hutang jangka pendek sampai gaji tersebut dibayar pada tanggal 5.

Karakteristik hutang jangka pendek

Dari penjelasan sebelumnya, maka hutang jangka pendek memiliki karakteristik meliputi:

  • Memiliki waktu jatuh tempo yang telah disepakati antara perusahaan dan pemberi pinjaman yaitu dalam waktu 1 tahun atau kurang.
  • Tidak perlu menyertakan jaminan ketika mengajukan pinjaman jangka pendek.
  • Utang jangka pendek ini bisa memiliki bunga dan tidak berbunga, tergantung kebijakan pemberi pinjaman.
  • Memiliki jumlah nominal yang jelas.
  • Perusahaan menggunakannya sebagai penutup pengeluaran yang tidak terduga/ memenuhi kebutuhan yang sifatnya darurat.

Kesimpulan

Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang adalah 2 opsi atau alternatif yang dimiliki perusahaan untuk meminjam uang. Kedua jenis pinjaman ini memiliki perbedaan utama dalam hal jatuh tempo pengembaliannya. Jika hutang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun ataupun kurang dari itu, maka hutang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya setelah satu tahun. Perlu diingat pula, apapun bentuk pinjaman yang diambil, setiap jenis hutang perusahaan tentunya memiliki dampak besar pada likuiditas perusahaan.


You Might Also Like