Ini Dia, Cara Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat untuk Bisnis Konsinyasi yang Dijual Online

cara_menentukan_harga_jual_konsinyasi_online

Konsinyasi adalah bisnis yang menjanjikan. Bagi orang yang sudah tahu betul posisi produk yang dijual dan siapa segmen pembeli potensial, maka bisnis konsinyasi adalah pilihan yang tepat. Tanpa harus memproduksi sendiri bahan baku hingga menjadi produk siap jual, profit bisa dikantongi. Biaya untuk promosi pun bisa ditekan lewat kerangka bisnis yang satu ini.Bisnis Konsinyasi di Era DigitalJika dulu kita sudah sering melihat bisnis konsinyasi dengan sistem toko offline atau dalam toko berbentuk fisik, kini eranya telah mengalami pergeseran. Perkembangan bisnis digital yang begitu pesat membuat konsinyasi juga masuk ke ranah online. Tak hanya berbentuk titip jual di toko seperti produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) saja tapi bisa dalam berbagai bentuk.Seberapa sering Anda mengakses platform e-commerce seperti Elevenia, Shopee, Tokopedia, Blibli, BukaLapak, dan masih banyak lagi? Dengan menjamurnya e-commerce di tanah air, ternyata tahun lalu saja Indonesia memiliki pertumbuhan tertinggi mencapai 78%. Ratusan situs belanja online meraup nilai penjualan mencapai 7,62 miliar dolar. Itu artinya, perkembangan e-commerce baik yang murni maupun yang model konsinyasi juga akan terus meningkat. Lihat saja bagaimana transaksi saat Harbolnas yang bisa mencapai triliunan rupiah dalam satu periode. Hal ini juga memberi angin segar bagi pebisnis yang ingin menjalankan kerja sama konsinyasi dengan e-commerce. Ada tak kurang dari 150 juta jiwa yang mengakses Internet untuk berbelanja. Dari yang hanya membuka aplikasi atau situs webnya lalu terkonversi untuk membeli.Potensi Konsinyasi VirtualJika Anda ingin menjadi bagian dari pebisnis yang menjajal konsinyasi virtual, tak ada salahnya mencoba. Terlebih jika produk yang Anda miliki punya keunikan sendiri dan sudah memiliki segmentasi pasar yang terukur. Misalnya, seorang pengusaha kemeja flanel asal Bandung. Tanpa harus repot-repot memasarkan produknya dengan membuka toko, dia memutuskan untuk menjalin kerja sama konsinyasi dengan e-commerce. Apakah strateginya hanya sampai situ saja? Tentu tidak. Pebisnis kemeja dengan motif kekinian ini tahu betul bagaimana memancing pembeli. Ia selalu rajin mengikuti program promosi yang diadakan e-commerce tersebut. Tak terkecuali mempromosikannya secara cuma-cuma di platform seperti Instagram. Hasilnya? Dalam sehari ada lebih dari 100 kemeja flanel terjual dengan pembeli tersebar di seluruh Indonesia.Masih dari pebisnis yang sama, setelah 3 tahun menjalankan bisnisnya dengan sistem konsinyasi, ia memperluas jangkauan dengan merilis produk baru yaitu sepatu. Model sepatu yang dikeluarkan bisa digunakan saat resmi sekaligus casual. Harganya pun tak lebih dari Rp199.000 dan dirilis dengan berkolaborasi dengan program dari e-commerce tersebut. Cara konsinyasi ini jitu membuat produk barunya yang dirilis dengan merek berbeda langsung mendapatkan perhatian dari pembeli.Cerita di atas menjadi salah satu contoh bagaimana konsinyasi virtual menjadi lahan empuk bagi pebisnis untuk mendapatkan profit sebanyak mungkin. Tak perlu lagi memikirkan dimana membuka toko, membayar penjaga atau kasir, hingga mengikuti bazar offline. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah mencatat semua transaksi dengan detail, bisa juga dengan bantuan aplikasi lengkap berbasis cloud seperti Ukirama .Cara Menentukan Harga Jual ProdukNah, tentu berbisnis konsinyasi tak akan semulus seperti yang kita bayangkan di atas. Ada saja celah yang mengharuskan seorang pebisnis berpikir lebih cermat dan cerdas jika tidak ingin mengalami kerugian. Salah satu yang terpenting adalah bagaimana menentukan harga jual produk.Bukankah sama saja dengan menjual produk dengan sistem direct? Tentu tidak. Ada banyak elemen yang perlu diperhitungkan sebelum menentukan harga jual produk. Apa saja?

  1. Hitung Besaran Konsinyasi

Ketika Anda bekerja sama dalam bentuk konsinyasi, ketahuilah bahwa sistem yang digunakan tidak akan sama antara satu tempat dengan tempat lain. Benang merahnya tentu satu: hasil penjualan akan dibagi dua antara produsen dan penyalur atau dalam hal ini pemilik e-commerce. Namun besarannya akan bervariasi.Untuk itu, sebelum memulai kerja sama, ketahui berapa besaran potongan hasil penjualan yang diminta. Dari angka itu, perhitungkan margin yang Anda perlukan agar tetap mendapat profit sesuai target. Jangan sampai Anda masih menentukan harga yang sama jika dijual dalam bentuk non-konsinyasi dan pada akhirnya profit Anda akan terpotong.

  1. Pertimbangkan Musim Penjualan

Ada beberapa produk yang harganya bisa sangat tergantung pada musim atau permintaan (demand) dari pasar. Jika Anda berada dalam kategori yang satu ini, maka tidak kalah penting untuk mempertimbangkan musim penjualan. Misalnya, Anda adalah pebisnis fashion muslim. Tepat satu bulan sebelum Lebaran adalah musim terbaik untuk bisnis Anda.Ketika hal ini terjadi, Anda perlu menentukan harga jual dengan mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, seberapa tinggi permintaan di pasaran. Lalu, apakah ada harga promo atau program bundling jelang hari raya yang diterapkan di e-commerce yang Anda pilih? Ada banyak sekali faktor yang perlu dipertimbangkan terutama jika Anda akan memasuki peak season penjualan.

  1. Detil dengan Promo

Hampir semua e-commerce tentu memiliki banyak sekali program promo untuk menarik perhatian pembeli. Apalagi, persaingan e-commerce saat ini seakan tak terbendung. Ada banyak ragam promosi yang ditawarkan. Misalnya dalam bentuk cashback, gratis ongkos kirim, bundling dengan produk lain, dan lain sebagainya. Sebelum Anda memulai bisnis konsinyasi, tanyakan dengan detail tentang hal ini.Pastikan promosi apapun yang akan menjadi campaign e-commerce partner Anda tidak akan merugikan Anda. Oleh karena itu, pastikan apakah program promosi tersebut akan berpengaruh terhadap harga jual Anda atau tidak. Jika berpengaruh, pertimbangkan kelebihan dan kekurangannya sebelum setuju bekerja sama.

  1. Pertimbangkan Pajak Pedagang Perantara

Dalam bisnis konsinyasi, ada istilah PPN konsinyasi atau pajak yang dikenakan dalam suatu kegiatan bisnis jual beli ketika barang tersebut laku terjual. Dalam PPN konsinyasi yang diatur dalam pasal 11A UU PPN 1984, ada aturan main kapan pajak ini diterapkan.Nah, hal ini juga tak kalah penting untuk menjadi konsiderasi Anda sebelum menentukan harga jual produk. Selain itu, ketahui pula berapa lama proses pencairan dana dari pihak e-commerce karena terkait dengan perputaran modal Anda kedepannya.Cukup menantang, kan? Terlebih era digital tanpa batas ini juga bisa memberi akses kepada siapapun dalam mengakses produk Anda dan mengkonversinya menjadi transaksi pembelian. Tertantang untuk mencoba?


You Might Also Like