Ini Rumus dan Cara Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap

ini_rumus_dan_cara_menghitung_penyusutan_aktiva_tetap

Bagi yang baru saja menjajaki dunia bisnis atau orang-orang yang sedang mempersiapkan diri untuk mendirikan bisnisnya sendiri, istilah aktiva tetap bisa jadi salah satu istilah asing yang perlu diperdalam definisinya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa membangun bisnis sendiri membutuhkan persiapan dan perhitungan yang matang agar tidak terlibas oleh kerasnya dunia persaingan antar perusahaan. Oleh karena itu, semakin banyak mengetahui apa saja yang ada di dunia bisnis, bagaimana cara menghitung, dan menerapkannya akan menjadi salah satu poin penting untuk diperhatikan.

Apa Itu Aktiva Tetap?

Sebelum membahas tentang rumus dan cara menghitung penyusutan aktiva tetap, kita akan membahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan aktiva tetap, bagaimana cara kerjanya, apa saja keuntungan dari aktiva tetap, dan juga tidak ketinggalan bagaimana contoh aktiva tetap agar Anda pun dapat mengidentifikasi apa-apa saja yang tergolong dalam aktiva tetap di perusahaan Anda.Aktiva Tetap dikenal juga dengan Aset Tetap. Aktiva Tetap sendiri merupakan properti atau peralatan yang memiliki wujud dan berjangka panjang yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam operasional bisnisnya untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva Tetap juga tidak diharapkan baik untuk dikonsumsi maupun diubah menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. Biasanya aktiva tetap paling sering muncul pada neraca sebagai properti, pabrik, dan peralatan dimana dalam istilah bahasa inggrisnya adalah Property, Plant, and Equipment (PP&E). Selain itu aktiva tetap atau aset tetap juga disebut sebagai aset modal. Jadi tidak perlu bingung lagi jika Anda melihat istilah-istilah ini karena semuanya memiliki arti dan inti yang sama.

Contoh Aktiva Tetap

Aktiva tetap bisa berupa bangunan, furniture kantor, peralatan elektronik seperti komputer, perangkat lunak, tanah, mesin, dan juga kendaraan. Contohnya, apabila perusahaan Anda bergerak di bidang F&B dan memiliki layanan antar sendiri, maka kendaraan untuk layanan antar Anda termasuk ke dalam aktiva tetap atau aset tetap perusahaan. Begitu juga apabila Anda memiliki usaha sebuah cafe yang menyajikan menu varian kopi, maka mesin kopi yang dimiliki pun juga termasuk sebagai aktiva tetap.Selain itu juga penting untuk diingat bahwa yang termasuk ke dalam aktiva tetap tidak hanya berupa barang yang hanya terpaku pada satu tempat saja atau tidak dapat dipindahkan, tetapi juga barang-barang yang mudah dipindahkan seperti furniture kantor, peralatan komputer, dan sejenisnya.

Apa Itu Penyusutan Aktiva Tetap?

Setelah mengetahui dengan lebih detail mengenai apa itu aktiva tetap serta apa saja yang tergolong di dalamnya, kini Anda juga perlu memahami yang dimaksud dengan penyusutan aktiva tetap sebelum belajar cara menghitungnya.Di dalam istilah akuntansi, depresiasi atau juga disebut dengan penyusutan diartikan sebagai pengurangan biaya yang tercatat dari aktiva tetap secara sistematis hingga nilai aset menjadi not atau dapat diabaikan.Seperti yang telah disebutkan di atas beberapa contoh dari hal-hal yang tergolong ke dalam aktiva tetap, salah satunya yaitu tanah. Dari semua contoh yang disebutkan, hanya tanah satu-satunya pengecualian yang nilainya tidak bisa disusutkan karena seperti yang diketahui bahwa nilai tanah terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Rumus dan Cara Menghitung Penyusutan Aktiva Tetap

Terdapat tiga metode yang berbeda dengan formula yang berbeda pula untuk menghitung penyusutan aktiva tetap yang bisa digunakan, diantaranya:

Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight-line Depreciation Method)

Di antara ketiga metode yang ada untuk menghitung penyusutan aktiva tetap, metode penyusutan garis lurus merupakan yang paling mudah untuk dilakukan dan mungkin paling cocok untuk digunakan bagi Anda yang baru pertama kali mengenal penyusutan aktiva tetap.Metode penyusutan garis lurus ini melibatkan alokasi yang sederhana dari tingkat penyusutan yang merata yang terjadi setiap tahunnya selama masa manfaat dari aktiva/aset tersebut. Rumus dari penyusutan garis lurus adalah:Beban Penyusutan Tahunan = (Biaya Aset - Nilai Sisa) / Umur Manfaat AsetContohnya, sebuah cafe membeli mesin kopi seharga Rp 180.000.000 dimana masa manfaat dari mesin tersebut adalah 10 tahun dan nilai sisa mesin adalah Rp 25.000.000. Maka perhitungannya adalah:Beban Penyusutan Tahunan = (Rp 180.000.000 - Rp 25.000.000) / 10 = Rp 15.500.000Dari hasil perhitungan di atas, perusahaan dapat memasukkan Rp 15.500.000 sebagai beban penyusutan mesin kopi tersebut setiap tahunnya selama 10 tahun ke depan. Berikut tabelnya:

YearOriginal CostDepreciation Expense
1Rp 155.000.000Rp 15.500.000
2Rp 155.000.000Rp 15.500.000
3Rp 155.000.000Rp 15.500.000
4Rp 155.000.000Rp 15.500.000
5Rp 155.000.000Rp 15.500.000
6Rp 155.000.000Rp 15.500.000
7Rp 155.000.000Rp 15.500.000
8Rp 155.000.000Rp 15.500.000
9Rp 155.000.000Rp 15.500.000
10Rp 155.000.000Rp 15.500.000

Metode Satuan Produksi (Unit of Production Method)

Metode yang kedua adalah Metode Satuan Produksi dimana metode ini memiliki proses dua langkah yang harus dilakukan. Pada metode ini, tingkat pengeluaran yang sama diberikan untuk setiap unit yang diproduksi. Penugasan ini membuat metode satuan produksi sangat berguna dalam perakitan untuk jalur produksi. Oleh karenanya, penghitungan dilakukan berdasarkan pada hasil dari yang aset tersebut mampu ciptakan daripada jumlah tahunnya.Step 1: Hitung penyusutan per unitPenyusutan Per unit = (Biaya Aset - Nilai Sisa) / Umur Manfaat dalam Unit ProduksiStep 2: Hitung total penyusutan unit aktual yang diproduksiTotal Beban Penyusutan = Penyusutan Per Unit x Satuan yang DihasilkanContohnya, perusahaan ABC membeli sebuah mesin cetak untuk mencetak selebaran seharga Rp 45.000.000 dengan masa manfaat 100.000 unit dan nilai sisanya Rp 4.000.000. Mencetak 4.000 flyers/selebaran.Step 1: Penyusutan Per Unit = (Rp 45.000.000 - Rp 4.000.000) / 100.000 = Rp 410Step 2: Total Beban Penyusutan = Rp 410 x 4.000 flyers = Rp 1.640.000Jadi total biaya penyusutannya adalah Rp 1.640.000 yang diperhitungkan. Setelah penyusutan per unitnya telah ditemukan, maka hasil ini bisa diterapkan pada produksi berjalan di masa depan.

Metode Penurunan Ganda

Yang terakhir ada metode penurunan ganda dimana cara ini menjadi salah satu dari dua metode umum yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung biaya aktiva/aset tetap mereka. Metode ini merupakan metode penyusutan yang dipercepat. Seperti namanya, metode ini menghitung biaya dua kali lipat dari nilai buku aset setiap tahunnya.Penyusutan = 2 x Persentase penyusutan garis lurus x Nilai buku pada awal periode akuntansiNilai Buku = Biaya Aset - Akumulasi Penyusutan**Akumulasi penyusutan adalah total penyusutan aktiva tetap yang terakumulasi hingga waktu tertentu.Contohnya: Pada tanggal 1 April 2017, perusahaan ABC membeli peralatan seharga Rp 10.000.000 dimana diharapkan peralatan tersebut memiliki 5 tahun masa manfaat. Nilai sisanya adalah Rp 1.400.000. Perusahaan ABC berencana untuk menghitung biaya penyusutan untuk sebulan penuh. Hitung beban penyusutan tahun 2017, 2018, dan 2019 dengan menggunakan metode tersebut.Masa manfaat = 5 tahunPersentase penyusutan garis lurus = 1/5 = 0.2 atau 20% per tahunTingkat penyusutan = 20%2 = 40% per tahunPenyusutan tahun 2017 = Rp 10.000.000 * 40% * 9/12 = Rp 3.000.000Penyusutan tahun 2018 = (Rp 10.000.000 - Rp 3.000.000) 40% * 12/12 = Rp 2.800.000Penyusutan tahun 2019 = (Rp 10.000.000 - Rp 3.000.000 - Rp 2.800.000)* 40% * 9/12 = Rp 1.260.000Tabel penyusutannya adalah sebagai berikut:

TahunNilai Buku AwalTingkat PenyusutanBeban PenyusutanNilai Buku Akhir Tahun
2017Rp 10.000.00040%Rp 3.000.000Rp 7.000.000
2018Rp 7.000.00040%Rp 2.800.000Rp 4.200.000
2019Rp 4.200.00040%Rp 1.260.000Rp 2.940.000
2020Rp 2.940.00040%Rp 1.176.000Rp 1.764.000
2021Rp 1.764.00040%Rp 529.200Rp 1.234.800

You Might Also Like