Ini yang Dimaksud Pasar Konsumen dan Cara Mengetahui Perilaku Pembelian Konsumen

ini_yang_dimaksud_pasar_konsumen_dan_cara_mengetahui_perilaku_pembelian_konsumen.png

Sebagai pelaku bisnis, kamu harus tahu calon konsumen yang ingin ditargetkan seperti apa dan bagaimana perilaku pembeliannya agar dapat disesuaikan dengan strategi yang akan dibuat untuk mendorong penjualan produk yang bisnis kamu tawarkan. Di dalam dunia bisnis, ada istilah pasar konsumen yang perlu kamu ketahui. Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pasar konsumen ini merupakan target calon konsumen yang akan kamu targetkan dalam memasarkan produk yang akan dijual.Sementara itu, Perilaku Pembelian Konsumen adalah perilaku yang dilakukan oleh konsumen dalam membeli suatu barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Biasanya perilaku ini termasuk menganalisa apa yang mempengaruhi keputusan seorang konsumen dalam melakukan pembelian, apa yang dipertimbangkan, serta apa yang membuat konsumen yakin dan langsung melakukan transaksi.Model Perilaku KonsumenDengan mengetahui perilaku pembelian konsumen, diharapkan pelaku bisnis dapat memahami bagaimana rangsangan yang dilakukan melalui strategi pemasaran dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen dan menjadi tanggapan dalam kotak hitam konsumen yang terdiri dari 2 bagian:

  1. Karakteristik pembeli atau konsumen mempengaruhi bagaimana orang tersebut mempersepsikan dan bereaksi terhadap perang rangsangan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku bisnis.
  2. Proses pengambilan keputusan pembelian yang mendorong untuk melakukan transaksi pada saat itu juga.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian KonsumenAda beberapa faktor dan tipe perilaku pembelian konsumen yang perlu kamu pahami agar strategi pemasaran yang dibuat dapat memberikan hasil yang diinginkan. Berikut dibawah ini adalah faktor-faktor dan tipe perilaku pembelian konsumen yang dapat kamu jadikan referensi.

  • Faktor Budaya

Budaya merupakan serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh nilai atau keinginan yang dipelajari, dibentuk, dan dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya.Misalnya, masyarakat ibukota lebih sering terekspos kepada trend-trend yang sedang populer sehingga membentuk budaya belanja untuk mengikuti trend tersebut secara tidak sadar. Itu sebabnya, pada umumnya masyarakat ibukota cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli sesuatu.Selain itu, masyarakat yang tinggal di ibukota cenderung memiliki perilaku pembelian konsumen yang lebih banyak atau sering jika dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di kota-kota kecil. Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh infrastruktur daerah tersebut yang membentuk perilaku pembelian. Ibukota cenderung memiliki lebih banyak mall daripada tempat wisata alam, sehingga orang-orang lebih terbiasa untuk mengunjungi mall setiap saat dan oleh karenanya lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli hal yang sebagian besar tidak dibutuhkan.

  • Faktor Sosial

Tentunya faktor sosial sudah tidak asing lagi. Pasalnya, pada zaman ini, faktor sosial cenderung menjadi pendorong utama seseorang untuk melakukan pembelian. Lingkungan pergaulan biasanya yang dapat membentuk karakter dan perilaku seseorang dalam bersikap serta mengambil keputusan.Apalagi, banyak masyarakat yang tinggal di kota-kota besar ingin selalu dianggap yang paling mengikuti trend sehingga dipandang tinggi secara status sosial. Itu sebabnya banyak bisnis besar yang menargetkan pasar konsumen di kota besar dalam memasarkan produknya karena mereka cenderung memiliki proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dalam membeli sesuatu.

  • Faktor Pribadi

Ada beberapa faktor yang termasuk ke dalam faktor ini dalam proses pengambilan keputusan seseorang dalam membeli sesuatu, misalnya sebagai berikut:

  1. Umur dan Tata siklus hidup
  2. Pekerjaan
  3. Situasi ekonomi
  4. Gaya hidup: Pola hidup orang tersebut yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opini.
  5. Kepribadian serta konsep diri. (Contohnya, apabila orang tersebut memang pada dasarnya memiliki kepribadian yang suka berhemat, sehingga diperlukan cara khusus untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan mereka).
  • Faktor Psikologis
  1. Motivasi, yaitu kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat dalam mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
  2. Persepsi, yaitu proses melakukan penyeleksian, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
  3. Pembelajaran, yaitu perubahan perilaku seseorang karena pengalaman yang dimiliki.
  4. Keyakinan dan sikap, dimana keyakinan dapat diartikan sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan oleh seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidaknya seseorang terhadap sesuatu.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, terdapat juga tipe perilaku pembelian konsumen yang perlu dianalisa oleh kamu sebagai pelaku bisnis. Ada 4 tipe perilaku pembelian seperti yang dijelaskan pada poin-poin di bawah ini.

  1. Perilaku Pembelian Kompleks

Pada tipe ini, perilaku pembelian konsumen memiliki ciri-ciri adanya keterlibatan konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikan mengenai perbedaan di antara brand.Konsumen bisa saja akan terlibat secara mendalam ketika produk tersebut beresiko, jarang dibeli dan mahal. Biasanya, konsumen pada tipe ini akan mempelajari banyak hal tentang produk tersebut sebelum membeli. Untuk dapat menarik perhatian konsumen tipe ini harus mempelajari bagaimana cara membedakan fitur-fitur brandnya, dan mendeskripsikan manfaat dari brand yang dimiliki dengan tulisan atau bahasa yang mudah dipahami. Selain itu juga, pelaku bisnis harus terus memotivasi karyawannya agar dapat mempengaruhi pemilihan akhir.

  1. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Kebalikannya dengan perilaku pembelian kompleks, pada tipe perilaku pembelian ini konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi dalam pembelian yang mahal, beresiko atau tidak sering, tetapi melihat sedikit perbedaan antar brand. Contohnya, konsumen yang ingin membeli karpet, memiliki keterlibatan yang tinggi karena harga mahalnya sehingga cenderung mencari tahu tentang barang tersebut terlebih dahulu.Namun, konsumen tipe ini juga banyak yang beranggapan bahwa brand karpet lain memiliki kualitas yang sama dalam kisaran harga yang sama.

  1. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Konsumen pada tipe ini biasanya yang tidak ingin dipusingkan dengan pilihan baru dan cenderung hanya akan melakukan pembelian pada brand yang telah dikenal atau dirasa cocok. Misalnya, garam. Konsumen cenderung hanya pergi ke toko lalu kemudian mengambil satu brand atau merek. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap brand atau merek tersebut.

  1. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi

Tipe yang terakhir ini merupakan tipe konsumen yang memiliki keterlibatan rendah, akan tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Pada tipe ini, konsumen seringkali akan beralih merek. Misalnya, ketika konsumen membeli kue, konsumen tipe ini terkadang memilih kue tanpa banyak pertimbangan, namun kemudian akan mengevaluasi brand atau merek kue tersebut ketika sedang mengkonsumsinya.Ada kemungkinan besar konsumen tersebut akan memilih brand lain ketika ingin membeli kue kembali karena mengalami kebosanan atau hanya sekedar untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Peralihan merek ini terjadi hanya karena keinginan untuk mendapatkan variasi, bukan karena ketidakpuasan.Proses Keputusan Pembelian Produk BaruYang terakhir, perlu dimengerti bahwa seseorang memiliki proses keputusan pembelian dengan tahapan-tahapan tertentu sebagai berikut:

  1. Kesadaran. Tahap ini merupakan tahap dimana konsumen tahu akan produk baru tetapi kekurangan informasi yang lebih jelas dan detail tentang produk tersebut.
  2. Ketertarikan. Konsumen mulai mencari informasi lebih lanjut tentang produk baru tersebut.
  3. Evaluasi. Tahap dimana konsumen mempertimbangkan apakah dengan mencoba produk baru tersebut adalah hal yang masuk akal.
  4. Percobaan. Konsumen memutuskan untuk mencoba produk dalam skala yang kecil untuk mengetahui apakah nilai produk dan pengalaman/kualitas/rasa sesuai.
  5. Tahap akhir dimana konsumen menentukan apakah akan menjadi pemakai tetap atau tidak.

You Might Also Like