Inilah 7 Unsur Manajemen Resiko dan Jenisnya

inilah_7_unsur_manajemen_resiko_dan_jenisnya

Jika anda masih asing dengan manajemen resiko, inilah saatnya anda butuh untuk segera mengenalnya. Mengetahui dan memahami manajemen resiko sangat penting sekali. Derajat kebutuhannya sangat tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Bisa dibilang bahwa manajemen resiko adalah ilmu wajib yang harus dimiliki seorang manajer agar bisa menjaga perusahaannya dari masalah-masalah besar yang berdampak fatal.Manajemen resiko mengajarkan kita bagaimana menjadi peka pada peristiwa-peristiwa yang memiliki potensi membawa masalah (resiko), kemudian memikirkan cara mencegah dan mengatasinya. Lebih lanjut, manajemen resiko ini dapat membantu perusahaan menciptakan sistem-sistem yang dapat mencegah terjadinya resiko fatal di kemudian hari. Agar perkenalan dan pemahaman tentang manajemen resiko lebih dalam, mari kita lanjutkan pembahasan pada unsur-unsur manajemen resiko dan juga jenis-jenis dari manajemen resiko. 

Unsur Manajemen Resiko

Dalam bahasa lainnya, unsur disebut juga komponen. Beda bahasa tapi sebenarnya sama secara makna. Manajemen resiko memiliki setidaknya tujuh unsur yang perlu kita perhatikan agar perencanaan hingga pelaksanaan manajemen resiko berjalan optimal. 

  1. Lingkungan internal 

Sesuai dengan nama unsurnya, komponen yang pertama meliputi seluruh komponen yang ada di dalam lingkungan internal perusahaan, yang kesemuanya memiliki potensi menjadi penyebab masalah terjadi. Resiko-resiko dapat terjadi karena sesuatu yang tidak berjalan semestinya di dalam lingkungan internal. Sebagai contoh dalam lingkup karyawan, bisa meliputi moral dan etos kerja, kemampuan yang kurang, hubungan antar karyawan dan juga bagaimana motivasi bekerja karyawan. Semua unsur tersebut memiliki potensi yang sama yang perlu diperhatikan dalam manajemen resiko. Lingkungan internal banyak berkenaan dengan SDM dan segala sesuatu yang melekat padanya. 

  1. Penentuan sasaran 

Dalam lingkup besar perusahaan, masalah yang beresiko tentu tak bisa ditiadakan seratus persen. Masalah-masalah yang terjadi perlu dipilah berdasarkan skala prioritas mana yang perlu diselesaikan lebih dulu. Seorang manajer harus menentukan sasaran penanganan resiko mana yang butuh ditangani saat ini dan nanti. Pemilihan sasaran ini penting dilakukan agar sumber daya yang terbatas yang dimiliki dapat dialokasikan dengan tepat dan solutif. Sumber daya yang terbatas harus dimanajemen sedemikian rupa agar masalah dan resiko yang hadir bisa diselesaikan satu per satu sesuai dengan urgensitas dan prioritas dampak. 

  1. Identifikasi peristiwa 

Hampir sama dengan penentuan sasaran, unsur identifikasi peristiwa ini bisa jadi dilakukan sebelum sasaran diputuskan. Dari berbagai peristiwa yang sedang terjadi, perlu diakukan identifikasi peristiwa dulu, apakah peristiwa tersebut berpotensi menimbulkan resiko ataukah tidak. Langkah ini penting dilakukan untuk mengasah kepekaan kita dalam menilai peristiwa. Identifikasi dini yang berhasil dilakukan sangat membantu pencegahan resiko dan langkah-langkah manajemen resikonya. 

  1. Penilaian resiko 

Setelah teridentifikasi, perlu dilakukan penilaian tingkat resikonya. Seberapa besar peristiwa itu beresiko, seluas apa dampaknya dan semendesak apa  harus dilakukan pencegahan dan penanganan. 

  1. Tanggapan resiko 

Tak berhenti pada penghitungan nilai resikonya, yang lebih penting berikutnya adalah melakukan tindakan untuk menanggapi potensi resiko yang sudah terbaca. Disinilah proses untuk merencanakan pengendalian resiko tersebut. Jika belum terjadi, maka dilakukan perencanaan bagaimana mencegahnya. Ketika resiko itu terbaca pada saat sedang terjadi, maka tugas seorang manajer resiko adalah memikirkan cara meminimalisir resiko tersebut. 

  1. Aktivitas pengendalian 

Setelah konsep sudah dibuat, rencana tersebut kemudian dilaksanakan. Pelaksanaan pengendalikan resiko ini dapat dilakukan sendiri oleh manajer sebagai penanggung jawab ataupun didelegasikan kepada orang lain untuk memimpin penanganan resiko. 

  1. Pemantauan 

Unsur yang terakhir yakni monitoring atau pengawasan terhadap pelaksanaan penanganan resiko. Pemantauan perlu dilakukan secara intens agar pelaksanaan rencana berjalan lancar. 

Jenis-jenis Manajemen Resiko

Dari banyaknya komponen atau unsur manajemen resiko, kita juga perlu memahami bahwa manajemen resiko diklasifikasikan ke dalam empat jenis. Kalasifikasi ini dibuat berdasarkan ruang lingkup resiko dan sebab akibat resiko sehingga pembuatan strategi antisipasinya dapat lebih terfokus. Berikut kita simak bersama: 

  1. Manajemen resiko operasional 

Jenis yang pertama menyorot seputar proses yang terjadi di dalam internal perusahaan selama masa operasional mulai dari produksi awal sampai penjualan. Dalam proses internal tersebut banyak hal yang beresiko menimbulkan kerugian. Bisa disebabkan oleh kesalahan SDM atau humam error, berkenaan dengan perbedaan kemampuan tenaga kerja, proses-proses yang kurang efektif efisien dalam operasional yang mana kesemuanya itu mengandung potensi resiko dan kerugian. 

  1. Manajemen resiko hazard 

Jika divisualisasikan pada skala bahaya dan resiko, manajemen resiko hazard memiliki resiko yang lebih tinggi tingkat ancamannya dibandingkan manajemen resiko operasional. Faktor-faktor yang beresiko tinggi tersebut dapat mengancam eksistensi perusahaan hingga terpaksa gulung tikar. Ada tiga masalah yang menjadi fokus dalam manajemen resiko hazard ini yaitu masalah hukum, segala sesuatu yang menyebabkan penurunan moral dan bahaya fisik. Resiko-resiko tersebut perlu disiapkan rencana antisipasinya sebelum benar-benar terjadi, agar ketika sungguh terjadi, perusahaan bisa mengatasinya bahkan mencegahnya. Tindakan antisipasi tersebut sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Manajemen resiko hazard menjadi jawaban untuk merencanakan langkah antisipatif hingga penanganannya. 

  1. Manajemen resiko finansial 

Jenis ketiga ini berfokus pada masalah-masalah finansial yang sangat sensitif dan dampaknya sangat besar. Finansial pada sebuah perusahaan ibarat darah untuk manusia. Tanpa aliran darah yang lancar, manusia akan terserang berbagai penyakit bahkan kematian. Begitu pun dengan perusahaan, jika ada masalah yang menghambat finansial, proses operasional perusahaan akan tersumbat dan resiko kebangkrutan tak bisa dikecualikan. Oleh karena itu, manajemen resiko finansial bertugas membuat perencanaan hingga melaksanakan dan memonitor proses-proses keuangan perusahaan agar dapat melakukan tindakan pencegahan sebelum resiko benar-benar terjadi. 

  1. Manajemen resiko strategis 

Tak hanya dikarenakan finansial, hukum, proses internal perusahaan saja yang dapat menjadi sumber-sumber resiko dengan bahaya sedang sampai tinggi. Keputusan strategi yang dibuat pimpinan perusahaan juga memiliki potensi resiko yang besar jika keputusan itu salah. Benar dan salahnya keputusan strategi tak bisa dijudgement dengan sederhana. Di atas itu semua, seorang manajer perlu melakukan perencanaan manajemen resiko atas setiap resiko yang mungkin timbul karena keputusan-keputusan strategi yang diambilnya. Manajemen resiko sangat membantu perusahaan untuk menghindarkan perusahaan dari bahaya dan kerugian besar yang sebenarnya bisa dicegah.


You Might Also Like