Ketahui Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lembaga Pembiayaan Waralaba

ketahui_pengertian__fungsi__dan_jenis_lembaga_pembiayaan_waralaba

Memulai usaha waralaba sebenarnya sudah merampungkan satu pekerjaan rumah terbesarnya: sistem bisnis. Dalam sistem waralaba, sudah ada sistem yang tetap dan pebisnis waralaba cukup melanjutkan atau memanfaatkan sistem pemasaran yang telah ada tersebut.Artinya dalam sebuah bisnis waralaba, barang dan jasa telah berada dalam merek, nama, prosedur, dan sistem yang tertata rapi. Ongkos awal waralaba bahkan bisa dimulai dengan dana mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 1 miliar. Dana tersebut diperlukan untuk membuat tempat usaha dan branding sesuai dengan spesifikasi pewaralaba yang telah didaftarkan hak ciptanya. Selain itu, biasanya ada biaya royalti atau ongkos royalti yang perlu diberikan untuk pemegang waralaba, antara 5 hingga 15 persen.

Lembaga Pembiayaan Waralaba

Dari definisi singkat di atas, maka jelas bahwa memulai bisnis waralaba memang mudah karena tak perlu menggodok konsep baru. Meski demikian, pebisnis yang akan terjun ke dunia waralaba perlu memiliki biaya yang cocok demi menjalankan bisnis sesuai dengan prosedur. Terlebih, Kementerian Perdagangan RI sebetulnya mendorong usaha waralaba agar terus berkembang di Indonesia. Untuk itu, pemerintah juga menyediakan fasilitator yang bisa menjamin perkembangan usaha waralaba di Indonesia semakin lancar, salah satunya dalam bentuk lembaga pembiayaan waralaba.Lembaga pembiayaan waralaba ini dapat membantu pebisnis yang memerlukan modal usaha atau biaya yang relatif besar. Apalagi bisnis waralaba sangat beragam mulai dari yang sederhana seperti kedai kaki lima hingga restoran skala besar. 

Jenis Lembaga Pembiayaan Waralaba

Setelah memahami definisi lembaga pembiayaan waralaba, kini kita akan masuk lebih jauh membahas tentang jenis lembaga pembiayaan waralaba. Ada banyak alternatif lembaga pembiayaan waralaba yang dapat Anda pilih untuk membantu berlangsungnya bisnis waralaba Anda.Memilih lembaga pembiayaan waralaba yang tepat dapat disesuaikan dengan konsep bisnis waralaba yang dipilih. Pada dasarnya, sangat wajar ketika seseorang memerlukan bantuan dari lembaga pembiayaan waralaba karena biaya untuk mendirikan bisnis waralaba atau franchise tidaklah sedikit.Beberapa jenis lembaga pembiayaan waralaba di antaranya:

  1. Bank

Jenis lembaga pembiayaan waralaba pertama adalah yang paling umum menjadi tempat meminjam bantuan modal. Bank merupakan entitas yang sangat siap memberikan pinjaman dana selama persyaratan dari peminjam telah terpenuhi.Misalnya, syarat seperti business plan, data pribadi, data finansial selama beberapa waktu terakhir, jenis waralaba, dan banyak data lain yang diperlukan sebagai konsiderasi sebelum bank setuju meminjamkan dana bantuan.Tidak menutup kemungkinan pihak bank akan melakukan survei kepada pihak calon peminjam sebagai jaminan akan membayar pinjaman sesuai dengan ketentuan. Jika disetujui, dana bisa cair dalam waktu beberapa hari.Namun, perlu diingat bahwa seiring dengan kemudahan ini, tentu ada risiko yang harus dipenuhi. Mulai dari besaran cicilan, bunga, jaminan, tenor, dan sanksi yang akan diberikan jika Anda gagal bayar.Perhitungkan dengan teliti sebelum meminjam uang kepada bank. Sekali Anda setuju dengan kesepakatan meminjam dana dari bank, maka ada risiko yang bukan tidak mungkin mempertaruhkan bisnis Anda.

  1. Investor (Trust Fund)

Jenis lembaga pembiayaan waralaba kedua adalah investor. Memang investor belum begitu populer di Indonesia dan pendekatan antara pebisnis ke calon investor perlu dilakukan dengan lebih intens. Semisal dengan mempresentasikan bisnis dan rencana ke depan sehingga investor yakin memberikan pinjaman dana.Untuk jenis bisnis waralaba menengah ke atas, bisa mencoba mengajukan proposal kepada calon investor. Kelebihan dari investor adalah biasanya bunga yang dibebankan relatif lebih rendah ketimbang bank. Meski demikian, tetap harus diperhatikan bagaimana kesepakatan bagi hasil atau pembagian keuntungan dengan pihak investor. Pastikan semua tertulis hitam di atas putih agar jelas dan tidak ada kesalahpahaman di masa mendatang.

  1. Kredit tanpa agunan

Masih dari pihak bank, pilihan lain untuk peminjaman waralaba adalah kredit tanpa agunan. Biasanya, ini diberikan untuk pebisnis waralaba skala kecil dengan dana di bawah Rp100 juta seperti usaha makanan dengan kedai kecil.Meski tanpa agunan, jenis pinjaman ini juga memiliki risiko dan legalitasnya tersendiri. Anda tetap harus menyepakati persetujuan dengan pihak bank dengan risiko yang mengikuti.Biasanya, metode kredit tanpa agunan dipilih pebisnis waralaba yang sudah memiliki segmen pasar jelas dan besar kemungkinan akan laku. 

  1. Venture Capital

Istilah lembaga pembiayaan waralaba berikutnya adalah venture capital yang memberikan pinjaman dana untuk periode beberapa tahun. Biasanya, venture capital cenderung memberikan pinjaman untuk bisnis skala menengah ke atas. Pihak venture capital akan memilih bisnis yang sudah terlihat menguntungkan.Berbeda dengan bank, skema pendanaan dari venture capital adalah capital gain yaitu kenaikan harga saham atau nilai perusahaan setelah periode 5 tahun ke atas.

  1. Perbankan syariah

Berbeda dengan perbankan konvensional, skema pendanaan perbankan syariah meliputi model seperti Musyarakah, Murabahah, Mudharabah, dan banyak lagi. Artinya, tidak ada bunga tetap karena sistemnya adalah bagi hasil antara peminjam dan pemberi pinjaman.

  1. Dana pensiun

Investasi untuk bisnis waralaba juga bisa diberikan lewat dana pensiun. Besarannya sekitar 40% dari seluruh dana pensiun. Pilihan lembaga pembiayaan waralaba ini menjadi populer terutama bagi mantan karyawan yang belum terbiasa terjun ke dunia bisnis karena resiko gagalnya lebih kecil.

  1. Credit card

Tak perlu jaminan, lembaga pembiayaan waralaba berikutnya adalah credit card. Kelebihan dari pilihan ini adalah mudah dan cepat prosesnya. Meski demikian, bunganya sangat tinggi dan ada juga kredit per bulannya saat sudah jatuh tempo.Pastikan bahwa bisnis waralaba Anda memiliki omzet lebih besar ketimbang biaya yang perlu dikembalikan per bulannya. Jika tidak, bisa-bisa bisnis mengalami kerugian.

  1. Franchisee Group

Beberapa pebisnis waralaba dapat bergabung dalam Franchisee Group dan menjalankan bisnis bersama. Tentunya, keuntungan juga harus dibagi sesuai dengan jumlah orang yang berpartisipasi. Begitu pula halnya dengan risiko kerugian. 

  1. Franchisor

Contoh lembaga pembiayaan waralaba lain adalah franchisor yang ikut menyetor sejumlah dana sebagai bentuk investasi. Biasanya, ini dilakukan ketika melihat bisnis waralaba baru yang sangat menjanjikan dan pasti ramai.

  1. Go Public

Bisnis waralaba juga bisa go public lewat lembaga Bapepam sehingga menjadi perusahaan publik (Tbk.) dan bisa menjual sahamnya untuk investor saham secara luas. Biasanya bisnis waralaba yang masuk kategori ini adalah yang sudah lama berdiri dan terbukti mendatangkan keuntungan.Apabila bisnis waralaba telah berjalan dan terbukti stabil mendatangkan keuntungan, Anda juga bisa mencoba metode franchise your business untuk membuka peluang perluasan bisnis lebih besar lagi. Tentunya hal ini bisa terwujud apabila sistem akuntansi dan pajak telah terangkum dengan rapi serta laporan keuangannya juga jelas.Jika memang Anda cukup jeli mencari mana bisnis waralaba yang strategis dan profitable, jangan ragu untuk memulai sembari meminta bantuan dana dari lembaga pembiayaan waralaba. Pastikan juga laporan keuangan dan akuntansi terekam dengan rapi, siapa tahu suatu saat nanti bisnis Anda akan berkembang semakin luas.


You Might Also Like