Keuntungan dan Kerugian Usaha Titip Jual Makanan (Bisnis Konsinyasi)

keuntungan_dan_kerugian_usaha_titip_jual_makanan__bisnis_konsinyasi

Penjualan konsinyasi merupakan suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik barang kepada pihak lain untuk dijual kembali dan mendapatkan komisi dari penjualan tersebut. Pihak pemilik barang akan disebut sebagai consignor dan pihak yang menjualkan kembali barang tersebut disebut sebagai consignee. Konsinyasi merupakan salah satu dari banyak cara bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan. Penjualan dengan sistem konsinyasi sudah banyak dilakukan, diantaranya di bidang makanan, elektronik, online shop, dan bidang usaha lainnya. Tidak sedikit pemilik bisnis yang menggunakan sistem ini karena banyak keuntungannya. Seperti sistem lainnya, sistem konsinyasi pun tak luput dari kerugian. Berikut keuntungan kerugian dari usaha menggunakan sistem konsinyasi pada bisnis makanan.Keuntungan bagi pemilik produk (Consignor)1. Memperluas pasar dan menghemat biaya pemasaranDengan melakukan perjanjian penjualan konsinyasi, pemilik produk akan memperoleh tidak hanya keuntungan, tetapi juga melakukan perluasan pasar dengan mendekati pelanggan toko tempat Anda menyalurkan produk sehingga menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan promosi atau pemasaran. 2. Menghemat SDM dan biaya pelayananTentunya, toko yang dititipkan produk Anda yang akan menjual produk tersebut kepada pelanggan mereka. Hal ini memungkinkan Anda untuk tidak terjun langsung melayani pembeli sehingga dapat membantu Anda menghemat SDM baik untuk melakukan pemasaran atau promosi maupun melakukan pelayanan. Anda hanya  perlu menjaga SDM untuk keperluan produksi makanan.3. Fokus pada ProdukTanpa harus melayani pembeli dan melakukan promosi secara langsung, Anda bisa memfokuskan diri untuk meningkatkan kualitas makanan sehingga pembeli akan kembali membeli makanan tersebut. Anda juga dapat melakukan inovasi agar produk Anda banyak diminati, atau bahkan viral karena keunikannya. Selain itu, dengan memiliki banyak waktu untuk fokus kepada produk, Anda dapat mengevaluasi dengan lebih baik data penjualan, seperti mengapa jajanan A dari produk Anda lebih banyak dibeli daripada jajanan B. Apakah karena teksturnya? Atau cepatnya makanan menjadi kadaluarsa? Dengan melakukan evaluasi, Anda dapat mendorong perkembangan bisnis dengan lebih cepat.Keuntungan bagi penjual atau penyalur (Consignee)1. Mendapat keuntungan tanpa modalPeran penjual atau penyalur pada perjanjian konsinyasi hanyalah menjualkan produk dititipkan saja sehingga tidak membutuhkan modal apapun. Untuk mendapatkan keuntungan, biasanya penjual atau penyalur akan menambahkan harga dari harga yang telah ditetapkan. Selain itu juga penjual atau penyalur akan mendapatkan komisi dari pemilik produk sebagai ganti dari membantu memasarkan produk tersebut dan ‘sewa’ toko serta akses kepada pelanggan dari toko penjual atau penyalur.2. Minim RisikoBagi penjual atau penyalur, keuntungan dengan melakukan perjanjian konsinyasi adalah minimnya risiko yang akan berdampak kepada toko Anda, seperti produk tidak laku misalnya. Apabila produk yang dititipkan tidak laku, maka penjual atau penyalur tidak akan mengalami kerugian, hanya saja pendapatan dari penjualan produk tersebut akan menurun. 3. Produk yang ditampilkan bertambahDengan menerima titipan produk lain, menjadikan toko Anda memiliki banyak produk untuk ditampilkan dan ditawarkan kepada pelanggan tanpa mengeluarkan modal tambahan tetapi Anda akan mendapatkan keuntungan tambahan.Kerugian bagi pemilik produk (Consignor)1. Risiko KerugianRisiko kerugian berpotensi dialami apabila Anda salah memilih toko untuk menyalurkan produk Anda. Untuk bisnis makanan banyak yang perlu diperhatikan dalam memilih penyalur, seperti apakah makanan yang Anda jual cocok dengan pelanggan yang sering datang ke toko tersebut, apakah toko menjaga kebersihannya dengan baik, apakah produk toko penyalur memiliki kesamaan dengan produk Anda sehingga berpotensi bersaing, atau produk toko penyalur sesuai dengan makanan yang Anda jual. Contohnya, Anda menjual jajanan tradisional sehingga Anda harus mencari toko penyalur yang juga menjual jajanan tradisional tetapi tidak memiliki produk yang Anda jual. Berarti, Anda bisa menjual jajanan tersebut ke cafe ataupun rumah makan Indonesia dan bukan ke rumah makan barat atau jepang.Pastikan Anda memilih penyalur yang baik dan dapat diandalkan sehingga produk Anda tidak terlalu lama dijual karena bisnis makanan harus selalu disajikan dalam keadaan fresh untuk menjaga kualitas rasanya.2. Promosi yang tidak sesuaiBisa jadi toko penyalur tidak mempromosikan produk Anda dengan baik kepada pelanggannya atau bahkan mereka tidak menawarkannya sama sekali sehingga pelanggan tidak tahu akan produk Anda. Untuk mengatasinya, Anda dapat memberikan komisi yang menarik pada awal perjanjian untuk membuat penyalur menawarkan produk Anda kepada pelanggan. Cara lain yang dapat Anda gunakan juga dengan memberikan promosi khusus bagi pelanggan penyalur, dimana ketika mereka membeli 3 jajanan akan mendapatkan 1 jajanan tambahan dengan potongan harga 50%. Jika makanan yang Anda jual menarik dan memiliki rasa yang baik, maka pelanggan tidak akan keberatan untuk membelinya apalagi dengan promo yang menarik.3. Uang tidak dapat langsung diterimaKerugian dari sistem konsinyasi adalah uang dari hasil penjualan tidak dapat langsung anda terima, sehingga apabila anda terdesak membutuhkan uang, sudah dipastikan hasil dari penjualan tidak dapat digunakan. Hal ini dikarenakan Anda harus mengikuti sistem pembayaran atau keuangan dari penyalur untuk bisa mendapatkan hasil penjualan dari produk yang Anda titipkan. Biasanya, penyalur akan melakukan pembayaran kepada Anda atas penjualan yang terjadi setiap minggu atau per bulan.Kerugian bagi penjual atau penyalur (Consignee)Secara garis besar, penyalur tidak akan dirugikan dengan melakukan penjualan konsinyasi. Namun, sebagai penyalur juga Anda harus menyaring kembali produk seperti apa yang akan ditawarkan kepada konsumen Anda, seperti apakah jenis makanan yang dititipkan memiliki potensi untuk banyak diminati pelanggan sehingga dapat meminimalisir kemungkinan makanan tidak laku dan cepat basi. Memang hal seperti ini seharusnya menjadi kerugian dari pemilik produk, tetapi apabila makanan yang dititipkan mudah basi atau Anda perlu melakukan persiapan tertentu untuk menyajikannya kepada pelanggan, tentunya ini akan memakan waktu SDM Anda. Selain itu, ada baiknya Anda juga melakukan pengecekan rasa dan kualitas dari makanan tersebut sebelum menyetujui untuk menjual produk tersebut kepada pelanggan Anda. Sekali lagi, hal ini memang bukan menjadi hal yang harus Anda pikirkan, tetapi kepuasan pelanggan Anda merupakan tanggung jawab Anda sendiri. Jika Anda menawarkan makanan yang rasanya biasa saja, tidak hanya mereka tidak akan membeli produk itu kembali, tetapi juga akan bertanya mengapa Anda menawarkan produk tersebut dan berpotensi pelanggan Anda untuk berpindah ke pesaing.


You Might Also Like