Keuntungan dan Kerugian Utang Bagi Perusahaan

keuntungan_dan_kerugian_utang_bagi_perusahaan

Bagi para pebisnis, mengembangkan atau mengekspansi bisnis yang dimiliki adalah suatu target yang ingin dicapai. Bisnis yang semakin berkembang akan menjadi bukti posisi bisnis tersebut di tengah para kompetitornya. Semakin besar ekspansi bisnisnya, semakin banyak pelanggan yang diperoleh. Dengan demikian kepopuleran bisnis pun akan semakin meningkat yang dibarengi dengan peningkatan pemasukan.Ekspansi bisnis tentunya bukan suatu hal yang mudah dilakukan. Dibutuhkan modal yang sangat besar. Ada beberapa jenis sumber modal usaha yang dapat dimanfaatkan demi memenuhi target tersebut. Dana pribadi dan modal usaha dari investor bisa menjadi pilihan awal. Namun, seringkali kedua sumber tersebut belum cukup untuk memenuhi modal yang dibutuhkan. Jika seorang pebisnis berada pada kondisi tersebut, maka hutang menjadi pilihan berikutnya.Terdapat dua jenis hutang, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Secara umum, hutang jangka pendek adalah hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang adalah utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Karena kali ini kita akan membahas ekspansi bisnis, maka jenis hutang yang akan kita kupas adalah hutang jangka panjang.

Definisi Hutang Jangka Panjang

Seperti yang sudah disebutkan di atas, hutang jangka panjang atau long term liabilities adalah suatu kewajiban yang harus dibayarkan dalam kurun waktu yang cukup lama, mulai dari satu periode akuntansi bahkan lebih. Dari mana sumber dana untuk membayar hutang jangka panjang? Jawabannya adalah dari aktiva tidak lancar, seperti investasi jangka panjang, pabrik, gedung, dan peralatan produksi. Aset tidak berwujud seperti merek dagang, hak paten, hak cipta, dan waralaba pun bisa termasuk sebagai aktiva tidak lancar. Maka dapat disimpulkan bahwa aktiva tidak lancar adalah seluruh kekayaan perusahaan yang memiliki nilai waktu ekonomis yang lama atau bersifat permanen. Sifat ini memungkinkan jenis kekayaan perusahaan tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.Apakah kemudian aktiva lancar tersebut diserahkan secara riil pada saat seorang pebisnis ingin melakukan transaksi hutang jangka panjang? Tentu tidak. Penyerahan dilakukan dalam wujud sertifikat kepemilikan. Namun, sekaligus sertifikat kepemilikan sudah diserahkan, perusahan tidak perlu khawatir properti menjadi tidak bisa digunakan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang dengan jaminan sertifikat gudang, gudang tersebut tetap dapat digunakan dalam aktivitas perusahaan.Tentunya perusahaan harus mampu memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada untuk melakukan transaksi hutang jangka panjang. Pertama, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk menjaga tingkat modal minimalnya. Kedua, perusahaan harus menyerahkan jaminan kepada pemberi hutang yang berupa aktiva tidak tetap. Ketiga, perusahaan tidak diperbolehkan untuk menjual piutang yang dimiliki untuk mendapatkan uang tunai.Pada bagian awal sudah disebutkan bahwa hutang jangka panjang berkaitan dengan ekspansi usaha. Yang berarti jenis hutang ini tentunya memiliki beberapa kegunaan. Pertama, sesuai dengan yang sudah disebutkan sebelumnya, hutang jangka panjang digunakan untuk memperkuat posisi modal perusahaan. Kedua, hutang jangka panjang digunakan untuk meningkatkan jumlah aset perusahan dalam berbagai bentuk, seperti properti, peralatan produksi, maupun investasi.

Jenis-Jenis Hutang Jangka Panjang

Terdapat dua jenis hutang jangka panjang:

  1. Hutang Hipotek

Jenis hutang ini biasanya diberikan oleh lembaga perbankan. Seperti penjelasan sebelumnya, hutang hipotik merupakan suatu kewajiban untuk melakukan pembayaran jangka panjang yang harus disertai dengan penyerahan jaminan berupa aktiva tetap. Tentunya harus ada perjanjian tertulis terkait dengan kesepakatan ini yang mana harus mencantumkan jumlah pinjaman, suku bunga, jangka waktu, jumlah angsuran yang harus dibayar, dan jaminan atas utang. Apa yang terjadi jika perusahaan tidak mampu melunasi hutangnya sesuai dengan jangka waktu yang sudah disepakati? Jika hal ini terjadi, pemberi hutang berhak untuk menyita dan menjual barang yang dijadikan jaminan. Dari hasil penjualan, pemberi hutang berhak mengambil sejumlah dana sesuai dengan kekurangan yang belum dilunasi ditambah dengan bunga.

  1. Hutang Obligasi 

Berbeda dengan hutang hipotek, hutang obligasi diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Pada suratobligasi tercantum nominal utang, bunga per tahun, tanggal pelunasan hutang, dan ketentuan lainnya yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang disepakati oleh perusahaan dengan pemberi hutang. Dengan diterbitkannya surat obligasi, suatu perusahaan dapat menarik sejumlah dana dari masyarakat untuk menutup biaya perusahaan.

Keuntungan Dan Kerugian Hutang Bagi Perusahaan

Sekalipun hutang memiliki konotasi negatif, bukan berarti hutang tidak memiliki keuntungan bagi perusahaan. Berikut ini beberapa keuntungannya:

  1. Hutang memberikan daya ungkit (leverage) yang lebih besar dibandingkan dengan hutang. Misalnya sebuah perusahaan memenangkan suatu proyek. Di saat bersamaan, perusahaan tidak memiliki ekuitas yang cukup untuk menjalankan proyek tersebut sehingga terbitlah hutang senilai Rp 1 Milyar. Diproyeksikan perusahaan akan memperoleh Rp 300 juta per tahun dari proyek tersebut. Inilah yang dimaksud dengan daya ungkit yang lebih besar. 
  2. Hutang memiliki pengaruh terhadap pengurangan pajak penghasilan. Undang-Undang Tahun 2016 tentang Tax Amnesty menyatakan bahwa hutang yang berkaitan langsung dengan perolehan harta akan mengurangi penghitungan dasar pajak yang harus dibayar. Pajak yang dikenakan kepada perusahaan adalah pajak dari penghasilan yang telah dikurangi dengan hutang yang dimiliki.
  3. Pemberi hutang obligasi, sekalipun memegang jaminan dari perusahaan, tetap tidak bisa melakukan intervensi terhadap keberlangsungan perusahaan. Dengan demikian perusahaan tidak perlu melakukan perubahan baik di dalam manajemen maupun operasionalnya.
  4. Dalam pembayaran hutang jangka panjang tentunya akan disertai dengan bunga, seperti hutang hipotek maupun hutang obligasi. Namun bunga tersebut masih lebih ringan dibandingkan dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham perusahaan.

Tentunya hutang juga memiliki beberapa kerugian seperti berikut ini:

  1. Dunia ekonomi terus berubah. Faktor-faktor eksternal seperti pertumbuhan ekonomi dan mekanisme pasar tentunya akan mempengaruhi keberlangsungan suatu perusahaan. Yang berarti, semakin lama suatu hutang dilunasi, akan semakin banyak resiko dari eksternal perusahaan yang akan menyebabkan tambahan beban.
  2.  Harus tetap diingat bahwa hutang adalah beban tetap yang harus ditanggung sampai selesai periode pelunasan. Pendapatan yang diperoleh pada masa itu tidak sepenuhnya dimiliki perusahaan karena adanya hutang yang harus dilunasi.
  3. Pengaturan keuangan perusahaan harus dilakukan dengan lebih jeli lagi dengan adanya hutang. Perusahaan harus mampu mengalokasikan dana untuk melunasi hutang tepat waktu.

You Might Also Like