Salah satu bagian laporan keuangan perusahaan adalah laporan laba rugi. Seperti namanya, laporan laba rugi memuat data pendapatan sekaligus beban yang ditanggung perusahaan. Laporan ini akan menjelaskan kondisi finansial perusahaan pada suatu periode. Oleh karena menunjukkan kondisi keuangan di periode tertentu, maka laporan laba rugi dibuat di setiap akhir periode, baik bulan atau tahun.
Tanpa perlu membahas lebih detail, kita tentu sepakat bahwa laporan laba rugi ini sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, penyusunan laporan laba rugi ini harus benar-benar baik dan tepat. Jika ada kesalahan dalam penginputan, maka akan berpengaruh pada arah kebijakan perusahaan bahkan bisa merugikan perusahaan tersebut. Mengatasi hal tersebut, penting pula untuk melakukan audit atau pemeriksaan laporan laba rugi tersebut.
Audit Laporan Laba Rugi
Audit merupakan proses pengumpulan, pemeriksaan, dan pengevaluasian suatu informasi tentang entitas ekonomi yang bisa diukur. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk bisa menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Dalam artian lain yang serupa, audit menjadi proses evaluasi tentang suatu kondisi untuk memastikan kesesuaian antara tugas dan syarat.
Berkaitan dengan laporan keuangan, terkhusus laporan laba rugi, maka audit juga memiliki tujuan yang sama yakni memeriksa kesesuaian pencatatan dan penyajian data agar sesuai dengan standar atau kriteria yang berlaku. Selain itu, audit juga dilakukan untuk memastikan bahwa pendapatan yang menjadi hak perusahaan dan beban yang ditanggung perusahaan sudah tercatat dalam pembukuan.
Manfaat Audit Laporan Laba Rugi Perusahaan
Secara umum, audit laporan laba rugi bermanfaat untuk memeriksa kesesuaian laporan dengan standar perusahaan. Namun selain itu, terdapat pula manfaat-manfaat penyertanya yang bisa dijelaskan sebagai berikut.
Memastikan internal control perusahaan atas pendapatan dan beban. Apabila internal control atas pendapatan cukup kuat, maka menunjukkan bahwa seluruh pendapatan periode tersebut bisa diterima dan dicatat perusahaan. Begitupun jika internal control atas beban cukup kuat, maka menunjukkan biaya yang menjadi beban perusahaan di periode tersebut akan dibayar dan dicatat seluruhnya.
Meyakinkan editor bahwa semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan baik dari kegiatan operasi atau di luar kegiatan operasi, semuanya sudah dicatat dalam pembukuan dan uangnya telah atau akan diterima perusahaan.
Memastikan bahwa tidak ada pendapatan yang bukan menjadi hak perusahaan, seperti pendapatan dari bisnis mandiri pemilik.
Memastikan semua biaya beban sudah dicatat menggunakan cut-off yang tepat.
Untuk mengetahui ada tidaknya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban.
Prosedur Audit Laporan Laba Rugi Perusahaan
Mengingat begitu pentingnya kualitas laporan laba rugi, maka artinya proses audit juga harus dilakukan dengan baik. Proses ini bisa dilakukan dengan baik apabila sesuai dengan prosedur. Prosedur audit laporan laba rugi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Mempelajari dan Mengevaluasi Internal Control akan Pendapatan dan Beban
Prosedur pertama ini dilakukan dengan menggunakan tools khusus yakni seperti internal control questionnaires, flowchart, atau narrative memo. Tools ini digunakan untuk membuat siklus penjualan, siklus pembelian, piutang, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan kewajiban.
Membuat Perbandingan Rasio Keuangan
Prosedur kedua dilakukan dengan memeriksa rincian laporan laba rugi pada periode tersebut. Rincian ini berupa angka perbandingan antara periode saat ini dengan periode sebelumnya. Selanjutnya dilakukan kegiatan analisis rasio keuangan dan menghitung return on investment (ROI) dan return on equity (ROE). Selain itu, tahap ini juga menyangkut kegiatan analytical review procedure yang berfungsi untuk mendapatkan gambaran kinerja perusahaan.
Memeriksa Rincian Laba Rugi
Pada prosedur ketiga, rincian laba rugi bisa mulai diperiksa. Perincian ini diperiksa dan dibandingkan dengan biaya untuk periode yang sama. Pada prosedur ini pula dilakukan perhitungan variance (tingkat keragaman data) baik secara nominal ataupun persen. Analisa variance ini bisa menunjukkan kualitas laporan sehingga bisa diketahui jika terjadi penyimpangan budget.
Memeriksa Rincian Penerimaan
Penerimaan perusahaan harus diperiksa dengan rinci menurut jenis barang atau juga menurut area jualnya. Rincian ini juga menyangkut kualitas barang dan nilai uangnya per-tahun atau per-bulan. Selanjutnya bisa dilakukan perbandingan dengan jumlah barang yang dijual melalui tes basis.
Memeriksa Cut-off Penjualan dan Pembelian
Prosedur kelima berupa pemeriksaan cut-off dilakukan untuk melihat ada tidaknya pergeseran waktu dalam pencatatan penjualan dan pembelian.
Memeriksa Subsequent Payment
Subsequent Payment adalah pembayaran sesudah tanggal neraca hingga mendekati habisnya audit. Pemeriksaan akan Subsequent Payment ini sendiri dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya beban atau liabilitas yang tidak tercatat. Selain itu, kemungkinan penerimaan tak tercatat juga harus diperiksa menggunakan subsequent collection.
Menganalisa Pos Biaya dan Pendapatan
Pos biaya atau pendapatan harus juga dianalisis karena bisa saja ditanyakan pihak pajak atau dalam pengisian SPT. Penganalisaan beberapa pos biaya ini dilakukan dengan memecah jumlah perkiraan menjadi bagian-bagian kecil dan diperiksa secara sampling. Sebagai contoh, pos biaya dipecah menjadi biaya entertainment, biaya sumbangan, dan lainnya.
Memeriksa Peraturan Pajak
Penting bagi auditor untuk juga memeriksa kembali bagaimana peraturan pajak terbaru terkait biaya-biaya yang memang akan berkaitan dengan pajak. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal positif merupakan koreksi dalam rekonsiliasi laba komersial dan laba fiskal yang membuat terjadinya penambahan laba fiskal. Sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi atas pendapatan antara undang-undang pajak dan standar akuntansi yang mengakibatkan laba fiskal berkurang.
Memeriksa Biaya Gaji
Pada prosedur kesembilan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama yaitu memeriksa daftar gaji perbulan atau beberapa bulan untuk kemudian dianalisa PPh 21nya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pajak yang dibayar dengan peraturan yang berlaku. Kedua yaitu melakukan perbandingan total biaya gaji dengan perhitungan laba rugi pada SPT PPh 21. Jika PPh 21 ditanggung perusahaan, artinya perhitungan dilakukan dengan gross up, Sedangkan jika dibayar oleh karyawan, maka PPh21 ditambahkan dalam gaji yang juga bisa diakui sebagai biaya perusahaan. Langkah ketiga yaitu melakukan perbandingan data dalam daftar gaji dengan data pegawai. Lalu langkah keempat yakni melakukan observasi saat pembayaran gaji untuk memastikan tidak ada pegawai fiktif.
Memeriksa Standar Akuntansi Keuangan
Prosedur terakhir yaitu melakukan pemeriksaan akan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Hal ini penting untuk memastikan penyajian laporan laba rugi sudah sesuai standar.
Itulah pembahasan tentang audit laporan laba rugi beserta prosedurnya. Memahami dan mengikuti prosedur penting agar proses audit berjalan baik sehingga perusahaan bisa melakukan perencanaan yang tepat.