banner iklan

Memahami Istilah Rasio Kas (Cash Ratio) dalam Bisnis

memahami_istilah_rasio_kas__cash_ratio__dalam_bisnis

Rasio kas adalah sebuah indikator. Indikator untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan melalui berapa banyak kas yang dimiliki. Apakah kas tersebut mampu untuk membayar hutang lancarnya ataukah butuh beberapa kali untuk melunasinya? Nilai kas di tangan yang dimiliki perusahaan setelah digunakan untuk membayar hutangnya dapat menjadi data untuk mencari nilai likuiditas keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio kasnya, semakin baik juga performance perusahaan di mata investor juga debitur. Pemberi pinjaman tidak akan ragu ketika ingin memberikan hutang, karena yakin perusahaan mampu melunasinya sebelum jatuh tempo. Pihak supplier pun juga akan demikian. Karena kebanyakan hutang lancar ini berupa hutang usaha hasil kerja sama dengan para supplier. Menghitung nilai rasio kas ini juga sangat mudah dan sederhana rumusnya. Yang susah adalah menghitung total kas dan setara kas yang dimiliki, juga berapa total hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Nilai rasio kas bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Faktor penyebab nilai rasio kas bisa tinggi dan rendah dibahas di bawah ini.

Faktor Tinggi Rendahnya Cash Ratio

Cash ratio ini bisa ditingkatkan, bisa juga direndahkan. Hal ini bergantung pada bagaimana keadaan dan kebijakan perusahaan terhadap kas dan hutang yang tergolong lancar. Setidaknya ada empat variabel yang bisa menyebabkan cash ratio ini tinggi maupun rendah : bagaimana keadaan ekonomi dan politik nasional, apakah perusahaan sedang berkembang pesat atau tidak, bagaimana tingkat resiko bisnisnya dan juga bidang bisnis apa yang digeluti akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya cash ratio. Lebih lengkapnya mari kita bahas satu per satu.

  1. Resiko Bisnis 

Dalam menjalankan bisnis tentu tidak bisa dipisahkan dari sebuah resiko. Setiap model bisnis memiliki tingkat resiko yang berbeda. Ada bisnis beresiko tinggi, ada bisnis yang resikonya rendah.  Lantas bagaimana pengaruh risiko bisnis ini terhadap cash ratio? Bisnis yang beresiko tinggi dalam operasionalnya, dimana membutuhkan dana cepat untuk berjaga-jaga terhadap segala resiko, biasanya akan menyetok kas atau setara kas dalam jumlah besar agar bisa segera digunakan sewaktu-waktu. Sedangkan bisnis yang beresiko rendah, lebih memilih tidak menyediakan kas terlalu banyak dan menginvestasikannya saja. Selain itu, resiko ini juga bergantung pada bagaimana sikap dan toleransi pimpinan perusahaan dalam menyikapi resiko. Jika toleransi terhadap resiko rendah, kas perusahaan ada dalam jumlah banyak. Karena perusahaan tidak mau terlalu rugi dengan resiko yang tinggi. Dan sebaliknya. 

  1. Pertumbuhan Perusahaan

Perusahaan yang sedang mengepakkan sayapnya, membuka cabang baru atau merilis produk baru, cenderung memiliki kas berjumlah banyak. Perusahaan membutuhkan dana yang sangat cair untuk membiayai seluruh kebutuhannya dengan cepat. Perusahaan akan menyediakan banyak kas, tidak menginvestasikannya dalam masa-masa pengembangan tersebut. Kekayaan yang berupa aset-aset tidak cair juga memungkinkan dicairkan untuk membiayai operasional perusahaan dalam pertumbuhan itu. 

  1. Kondisi Ekonomi Nasional Atau Global

Perusahaan memilih menyimpan kekayaannya dalam bentuk kas ketika kondisi ekonomi sedang tidak stabil. Tidak hanya soal ekonomi saja, ketika politik sedang guncang dan penuh ketidakpastian, banyak perusahaan akan mengambil jalan aman dengan menyimpan uang kas dibanding menginvestasikannya ke dalam bentuk aset tetap atau aset lainnya. Ini karena perusahaan harus menyiapkan dana darurat jika terjadi sesuatu tak terprediksi yang bisa cepat digunakan.  

  1. Jenis Industri 

Ada jenis-jenis perusahaan yang mana bidang bisnisnya selalu membutuhkan dana kas besar setiap saat, dan ada yang sebaliknya. Bidang bisnis yang digeluti ini juga bisa menjadi faktor penyebab apakah perusahaan menyediakan kas dalam jumlah besar atau tidak.

Cara Menghitung Cash Ratio

Cash ratio 🡪 setara kas ditambah kas / utang lancarSetelah tahu apa saja faktor penyebab besar kecilnya cash ratio, kita akan membahas bagaimana cara menghitung nilai rasio kas perusahaan. Rumusnya sangat sederhana. Karena cash ratio adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya dengan kas, maka rumus untuk mengetahui nilai rasio adalah dengan membagikan nilai kas dengan total utang lancar perusahaan. Kenapa hanya kas dan setara kas saja yang dihitung? Bagaimana dengan kekayaan dan aset perusahaan lainnya? Jawabannya, karena yang dicari memang seberapa tinggi likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio kasnya, semakin tinggi juga likuiditas perusahaan. Karena itulah yang dihitung hanyalah kas saja. Karena kas adalah kekayaan yang paling likuid.Contoh kasus:Perusahaan Shinay yang bergerak di bidang jasa memiliki hutang lancar sepanjang tahun 2020 sebanyak 100.000.000 rupiah. Sedangkan kas yang dimiliki perusahaan adalah 80 juta rupiah dan setara kas yang berada pada investasi jangka pendek dengan likuiditas tinggi sebesar 50 juta rupiah.  Berapa kas rasionya?Kas rasio = (80 juta + 50 juta) / 100 juta = 130 juta/ 100 juta = 1,3 kali. Dari perhitungan itu kita mendapatkan angka rasio kas perusahaan Shinay sebesar 1,3 kali atau 130%.

Menafsirkan Cash Ratio 

Kas rasio menunjukan bagaimana kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya. Jika rasionya semakin tinggi nilainya, berarti semakin tinggi juga kemampuan perusahaan melunasi hutang lancarnya. Ketika rasio kasnya mencapai angka 1 berarti kas perusahaan pada tahun itu mampu melunasi semua hutang lancarnya sekaligus namun kas akan terkuras habis. Jika angka rasionya kurang dari satu, itu berarti kas perusahaan dalam setahun belum mampu melunasi hutang lancarnya sekaligus. Rasio kas perusahaan Shinay adalah 130%. Berati Shinay mampu melunasi hutangnya sekaligus. Ini adalah angka rasio yang bagus. Perusahaan Shinay memiliki nilai likuiditas yang tinggi. Tetapi jika suatu perusahaan kas rasionya terlalu tinggi, juga bisa dipertanyakan. Kenapa rasionya sangat tinggi? Apakah perusahaan memiliki cadangan laba yang sangat besar atas keberhasilan bisnisnya ataukah kekayaan itu sebetulnya belum teroptimalkan?Jika jawabannya adalah yang pertama, maka itu bagus. Perusahaan dengan cadangan laba yang besar berarti bisnis perusahaan tersebut sukses karena menghasilkan banyak laba. Namun jika jawabannya adalah yang kedua, ini yang butuh ditelaah lebih lanjut. Mengapa dana belum dioptimalkan dengan maksimal? Apakah memang itu adalah strategi perusahaan untuk menstabilkan keuangannya ataukah perusahaan memang masih belum memaksimalkan aset dan sumber dayanya.


You Might Also Like