Memahami Istilah Sunk Cost Pada Bisnis dan Tips Solusinya

memahami_istilah_sunk_cost_pada_bisnis_dan_tips_solusinya

Dunia manajemen bisnis memang selalu memiliki banyak hal yang menarik untuk dipelajari. Karena sifatnya yang dinamis, tak sedikit yang merasa dunia bisnis cukup menakutkan untuk diarungi karena untuk membangun sebuah bisnis dibutuhkan modal yang tidak sedikit dan kemungkinan kehilangan seluruh uang tersebut membuat banyak orang takut untuk menjajakinya.Tidak hanya harus paham mengenai cara membaca laporan keuangan serta menggunakannya untuk menganalisa performa perusahaan agar bisnis dapat terus berkembang, seorang pelaku bisnis juga harus mengetahui hal-hal dasar yang menyangkut manajemen bisnis atau cara mengelola bisnis. Salah satu untuk mempelajari manajemen bisnis adalah dengan mempelajari berbagai pengetahuan seperti istilah yang digunakan dalam bisnis dan ekonomi, contoh kasusnya seperti apa, serta mencari tahu solusi yang bisa digunakan atau harus dilakukan ketika sesuatu terjadi pada bisnisnya.Salah satu istilah pada dunia bisnis yang pasti sangat jarang diketahui orang adalah Sunk Cost. Bisa dikatakan hanya segelintir orang yang mengetahui dan memahami Sunk Cost bahkan di dalam dunia bisnis sekalipun. Lalu, apa yang dimaksud dengan Sunk Cost?

Yang Dimaksud Dengan Sunk Cost

Sunk Cost, jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Biaya Hangus, mengacu kepada uang yang telah digunakan oleh perusahaan untuk suatu kebutuhan dan tidak dapat dipulihkan atau dikembalikan. Di dalam dunia bisnis, perumpamaan bahwa seseorang atau pelaku bisnis harus “mengeluarkan uang untuk dapat menghasilkan uang” tercermin di dalam fenomena sunk cost ini.Biaya hangus sendiri berbeda dengan biaya masa depan yang mungkin harus dihadapi oleh bisnis, contohnya seperti keputusan mengenai biaya untuk membeli stok persediaan barang atau harga produk. Biaya hangus atau sunk cost tidak termasuk ke dalam keputusan bisnis di masa depan karena biaya tersebut akan tetap dikeluarkan terlepas dari hasil keputusan nantinya.Selain itu, di dalam dunia bisnis juga biasanya sunk cost (biaya hangus) ini tidak termasuk sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan bisnis di masa depan karena dianggap tidak relevan dengan masalah anggaran saat ini maupun di masa depan.Kebalikannya dengan sunk cost, ada juga yang disebut dengan relevant cost atau biaya relevan, yaitu biaya masa depan yang belum terjadi.

Memahami Sunk Cost

Pada saat membuat keputusan bisnis, pada umumnya organisasi manapun termasuk perusahaan hanya mempertimbangkan biaya-biaya yang relevan, termasuk biaya masa depan yang masih perlu dikeluarkan oleh mereka. Hal ini dikarenakan biaya hangus tidak akan berubah sehingga tidak diperhitungkan. Sedangkan biaya relevan akan diperhitungkan dan dibandingkan dengan potensi pendapatan yang akan didapat oleh perusahaan dari satu pilihan dari pilihan lainnya yang tersedia. Contohnya adalah perusahaan manufaktur mungkin memiliki beberapa biaya hangus yang dikeluarkan, seperti biaya mesin, biaya sewa pabrik, dan biaya peralatan. Biaya hangus sendiri tidak termasuk sebagai referensi pertimbangan dalam keputusan menjual atau memproses suatu produk lebih lanjut.

Contoh Sunk Cost

Untuk dapat memahami sunk cost atau biaya hangus dengan lebih baik, mempelajarinya dari contoh yang sering terjadi pada operasional bisnis sehari-hari. Berikut dibawah ini adalah beberapa contoh sunk cost yang sebagai referensi Anda:Contoh Sunk Cost pada MarketingSemua bisnis pasti melakukan pemasaran atas produk atau jasa yang dimilikinya dan biaya marketing yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjual produk atau jasanya termasuk ke dalam biaya hangus. Berapapun besaran anggaran yang Anda keluarkan untuk marketing atau periklanan, uang tersebut tidak akan Anda dapatkan kembali atau dapat dipulihkan.Misalnya, Anda membuat sebuah aplikasi yang memudahkan konsumen untuk membeli produk atau layanan dari perusahaan Anda. Untuk membuat banyak orang mengetahui tentang aplikasi tersebut, Anda menghabiskan uang sejumlah Rp 50.000.000 untuk biaya marketing atau periklanan. Biaya yang dikeluarkan tersebut dianggap sebagai sunk cost.Contoh Sunk Cost pada Pengembangan dan RisetTak sedikit perusahaan yang menghabiskan sebagian besar anggarannya untuk melakukan riset dan mengembangkan lini produk yang dimilikinya agar tetap bisa bersaing di pasar atau bahkan menjadi pilihan nomor satu konsumen.Misalnya, perusahaan A menghabiskan anggaran sebesar Rp 150.000.000 untuk mengembangkan sepatu model terbaru. Namun, setelah model sepatu terbaru tersebut dirilis, tidak banyak konsumen yang cukup tertarik untuk membelinya. Pada kasus seperti ini, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan A sebesar Rp 150.000.000 untuk pengembangan tersebut dianggap sebagai biaya hangus karena biaya tersebut merupakan investasi perusahaan yang gagal dan tidak dapat dikembalikan atau dipulihkan. Oleh karena itu, biaya hangus tidak boleh dijadikan sebagai referensi dalam mempertimbangkan nasib suatu produk.Contoh Sunk Cost pada Pelatihan KaryawanTidak sedikit perusahaan yang rela menyediakan anggaran untuk dapat melatih karyawannya agar mereka bisa bekerja semaksimal mungkin. Sunk cost atau biaya hangus pada kasus ini contohnya adalah  perusahaan Anda mengeluarkan dana sebesar Rp 50.000.000 untuk melatih karyawan tentang cara menggunakan software yang dapat mendukung operasional bisnis. Setelah beberapa saat, software tersebut sudah harus diperbarui karena spesifikasinya sudah kurang memadai jika dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan saat ini sehingga Anda harus kembali mengalokasikan dana untuk melatih karyawan-karyawan tersebut untuk mempelajari software yang baru.Anggaran sebesar Rp 50.000.000 yang dikeluarkan untuk melatih karyawan Anda untuk mempelajari software pertama dianggap sebagai biaya hangus.Contoh Sunk Cost pada Perekrutan KaryawanMungkin contoh berikut tidak banyak terjadi di perusahaan pada umumnya. Namun, sebagai gambaran contoh sunk cost pada saat perekrutan karyawan adalah ketika perusahaan Anda membuka lowongan pekerjaan pada posisi tertentu dan menemukan kandidat yang potensial, Anda memberikan bonus sebesar Rp 2.000.000 jika kandidat tersebut menerima penawaran kerja dari Anda.Setelah resmi mulai bekerja di perusahaan Anda, ternyata karyawan tersebut tidak cocok dan tidak dapat memberikan performa yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga Anda harus mengakhiri perjanjian kerjanya. Bonus perekrutan sebesar Rp 2.000.000 yang diberikan kepada kandidat potensial tersebut pada saat pertama kali merekrut dianggap sebagai biaya hangus karena biaya tersebut tidak akan kembali meskipun Anda mengakhiri perjanjian kerjanya.

Apa itu Sunk Cost Fallacy?

Sunk Cost Fallacy atau juga diartikan sebagai kesalahan biaya hangus mengacu pada kesalahan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan karena telah melakukan investasi dan berakhir tidak sesuai kebutuhan. Tidak sedikit perusahaan yang merasa frustasi karena merasa telah melakukan investasi tetapi tidak ada yang berjalan sesuai rencana. Berikut beberapa di bawah ini adalah cara mengatasi sunk cost yang dapat dicoba:

  1. Lakukan percakapan dengan tim

Ketika kerugian yang terlihat tidak kunjung membaik, ketua tim atau pemimpin perusahaan harus berbicara kepada tim untuk mencari cara bersama agar kerugian yang dialami tidak semakin besar. Pada tahap ini, perusahaan harus mengakui kegagalan, memotong kerugiannya, dan meninggalkan proyek tersebut. Setelah itu, buat beberapa poin pembelajaran yang dapat dijadikan referensi di kemudian hari. Perlu diingat bahwa jika ingin berhasil, perusahaan memang harus terus bereksperimen sehingga jangan menjadikan kegagalan yang dialami sebagai alasan untuk tidak mencoba sesuatu.

  1. Menerapkan constructive creative tension pada tim

Pada beberapa organisasi maupun perusahaan, para leader perusahaan telah menerapkan sebuah strategi yaitu membuat anggota tim yang berada dalam suatu proyek untuk tetap waspada dan melakukan yang terbaik untuk melindungi perusahaan dari efek biaya hangus atau sunk cost.Pada dasarnya, setiap individu pasti memiliki keinginan untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan hal ini akan menciptakan ketegangan yang baik bagi tim tersebut. Misalnya, perusahaan Anda akan segera melakukan acara peluncuran produk baru dan diharapkan dari acara ini akan ada banyak pemberitaan tentang produk baru Anda. Tim marketing akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan pemasaran produk baru tersebut. Tim PR juga akan melakukan hal yang sama untuk menjamin acara berjalan dengan baik. Begitu juga tim lainnya yang terlibat.Meskipun tidak semua individu memiliki inisiatif tersebut, akan sangat baik bagi ketua tim atau pemimpin bisnis menyemangati tim yang memegang suatu proyek agar dapat melakukan yang terbaik.

  1. Jadikan ide kenyataan dan buatlah rencana alternatif

Tidak semua hal dapat berjalan dengan baik. Perlu diingat bahwa kegagalan dihasilkan oleh berbagai macam faktor yang berbeda yang terlibat dalam suatu proyek tertentu.Apabila Anda atau tim memiliki asumsi maupun ide yang layak untuk dicoba, buktikan apakah ide tersebut adalah ide yang baik atau buruk dengan benar-benar melakukannya. Lebih baik Anda mengetahui secara pasti karena sudah membuktikannya secara langsung daripada harus menebak-nebak bukan? Selain itu, pastikan Anda juga membuat rencana alternatif jika sesuatu terlihat tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

  1. Memahami biaya peluang

Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah Anda harus bisa mempertimbangkan biaya peluang untuk tetap melakukan apa yang sedang dilakukan atau menghentikan hal tersebut. Bisa dikatakan, biaya peluang ini merupakan plus minus dari suatu proyek atau hal untuk kemudian mengambil langkah selanjutnya.


You Might Also Like