Memahami Variable Cost: Definisi, Jenis-jenis, Contoh di Perusahaan, serta Rumus dan Cara Menghitungnya

Memahami_Variable_Cost

Jika Anda adalah pemilik suatu bisnis atau perusahaan maka pastinya tidak akan bisa terhindar dari perhitungan biaya-biaya seperti fixed cost dan variable cost.Apabila fixed cost merupakan biaya yang tidak akan berubah walaupun perusahaan lagi ramai atau sepi, maka variable cost adalah biaya yang sifatnya tidak tetap alias bisa naik turun tergantung dari sedikit banyaknya jumlah produksi atau hasil penjualan perusahaan tersebut. Salah satu dari jenis biaya yang akan dibahas dalam artikel ini adalah variable cost, mulai dari definisi hingga rumus dan cara perhitungannya. Penasaran penjelasan lengkapnya? Let’s check it out!

Definisi Variable Cost

Variabel cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang dapat berubah secara proporsional tergantung pada produksi yang dikeluarkan. Biaya ini bisa naik dan turun berdasar pada volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Atau dengan kata lain, akan berubah-ubah tergantung penjualan atau jumlah produksi. Karena itulah, sifat biaya ini tidak tetap.Jadi, saat jumlah produksi serta pengeluaran meningkat maka biaya variable pun akan meningkat. Hal sebaliknya juga berlaku. Apabila produksi-nya sedikit, maka biaya variable yang berhubungan dengan proses produksi juga akan berkurang. Salah satu contoh variable cost adalah biaya kemasan produk dan bahan baku produk. Termasuk juga didalamnya komisi penjualan, biaya peralatan atau utilitas, tenaga kerja langsung serta biaya produksi lainnya. McDonald’s sebagai salah satu restoran cepat saji terkenal adalah contoh bisnis yang memiliki fixed cost dan variable cost. Contoh biaya variable di McDonald’s adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku cheeseburger seperti kentang goreng, roti, dan beef party. Semakin banyak McDonald’s menjual cheeseburger, maka semakin banyak pula bahan baku yang digunakan sehingga biaya variable-nya pun makin tinggi.

Jenis-jenis Variable Cost

Beberapa jenis variable cost adalah sebagai berikut.

  • Direct cost, adalah biaya langsung yang terkait dengan produksi perusahaan misalnya biaya bahan baku dan bahan bakar
  • Variable overhead cost, adalah biaya yang berhubungan dengan intensitas perusahaan dalam proses produksi, contohnya saja biaya asuransi untuk tenaga kerja yang sakit dan kecelakaan
  • Semi variable cost, adalah biaya yang mempunyai elemen biaya tetap namun masih ada biaya variable didalamnya, misalnya saja bagian-bagian yang dipengaruhi oleh volume kegiatan
  • Ratio variable cost, biasanya berbentuk persentase dari hasil penjualan bersih yang umumnya digunakan dalam laporan biaya untuk membandingkan besar biaya dalam produksi dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan

Contoh-contoh Biaya Variabel di Perusahaan

Lantas, apa saja contohnya?Berikut akan diterangkan berbagai contoh biaya variable di perusahaan, seperti yang dibahas di bawah ini. 

  1. Biaya Bahan Langsung atau Bahan Baku

Biaya bahan langsung adalah biaya yang berkaitan dengan proses produksi secara langsung atau biasa disebut juga sebagai biaya bahan baku yang bisa berubah sesuai dengan jumlah produk yang sudah diproduksi.

  1. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja yang langsung berperan dalam proses produksi produk. Tenaga kerja langsung biasanya dibayar ketika mereka behasil menyelesaikan ataupun menghasilkan produk yang diinginkan. Namun secara umum, sebagian besar perusahaan memperkerjakan karyawan atau tenaga kerja tetap untuk menghasilkan produk mereka, sehingga tidak semua tenaga kerja disebut sebagai variable cost. Intinya, hanya yang sementara yang masuk dalam kategori biaya variable. 

  1. Biaya Upah Lembur

Upah tenaga kerja yang lembur juga masuk ke dalam biaya variable. Jumlah jam yang mereka habiskan supaya bisa tetap menghasilkan produk akan dihitung sebagai biaya upah lembur yang statusnya berubah-ubah atau variable cost. Tetapi tentu saja tidak semua upah lembur bisa dikategorikan sebagai biaya variable oleh karena ada perusahaan yang memberi karyawannya upah berdasarkan pada hitungan hari. Jika demikian maka seberapa banyak pun sang karyawan menghabiskan jam untuk menghasilkan produk, gajinya tetap dihitung sebagai fixed cost.

  1. Biaya Perawatan atau Pemenuhan Alat-alat Produksi

Salah satu biaya variable lain di perusahaan adalah biaya bahan-bahan yang diperlukan supaya alat produksi tetap dapat berjalan. Misalnya saja, biaya yang dikeluarkan untuk membeli oli mesin yang akan digunakan pada mesin produksi, biaya listrik supaya mesin tetap bisa berjalan, dan sebagainya. Jadi kesimpulannya, biaya yang satu ini lebih berkaitan dengan alat-alat produksi yang akan digunakan dalam proses produksi. 

  1. Biaya Komisi Penjualan

Umumnya perusahaan memiliki karyawan yang bertugas melakukan penjualan produk-produk perusahaan yang dikenal luas sebagai salesman. Nah, salah satu bentuk insentif yang diberikan perusahaan kepada para salesman-nya yang telah berhasil memenuhi target yang dibebankan perusahaan adalah dengan memberi komisi.Biasanya komisi tersebut diberikan dalam bentuk persentase berdasarkan pada omset penjualan yang mereka capai. Jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan hasil penjualan dan omset yang dihasilkan. Semakin tinggi omset yang dihasilkan maka semakin besar pula biaya variable (dalam hal ini komisi) yang dikeluarkan oleh perusahaan. 

  1. Biaya Kartu Kredit

Jika perusahaan Anda menerima pembayaran kartu kredit maka itu akan dianggap sebagai variable cost. Namun lain halnya apabila biaya kartu kreditnya sudah ditetapkan terlebih dahulu untuk tiap bulannya, maka itu sudah masuk ke dalam kategori fixed cost atau biaya tetap.

  1. Biaya Pengiriman atau Pemasokan Produk Perusahaan

Biaya yang dikeluarkan untuk mengirim produk perusahaan ke suatu tempat tertentu juga masuk ke dalam kategori variable cost lho! Biaya ini dianggap sebagai suatu biaya variable oleh karena umumnya ekspedisi pengiriman membebankan biaya tersebut berdasarkan pada jarak tempuh pengiriman produk. Selain jarak, jumlah produk yang dikirimkan juga berpengaruh terhadap biaya pengiriman atau pemasokan produk. Apabila produk yang dihasilkan sedikit maka jumlah yang dipasok dan dikirim juga sedikit maka biayanya pun jadi lebih rendah.Hal sebaliknya juga berlaku jika produk yang dihasilkan lumayan banyak maka biaya pengiriman atau transportasinya pun akan tinggi. Oleh karena itulah, maka wajar bila biaya ini sifatnya berubah-ubah sehingga termasuk ke dalam biaya variable.

  1. Biaya Overhead

Maksud biaya overhead adalah biaya tidak tetap yang kurang signifikan untuk diketahui para stakeholder misalnya saja biaya alat tulis, konsumsi harian, cetak dokumen, pengharum ruangan, serta berbagai barang habis pakai lainnya. Oleh karena tidak tetap maka biaya ini tak dimasukkan dengan rinci ke dalam laporan keuangan. 

Rumus dan Cara Menghitung Biaya Variabel

Lalu, bagaimana rumus dan cara menghitung biaya variable ini?Berdasarkan beberapa literatur, rumus paling umum yang digunakan untuk menghitung biaya variable adalah: Variable Cost = (Biaya Total – Fixed Cost) / KuantitasDari rumus tersebut, bisa dikatakan bahwa untuk mengetahui besar biaya variable maka Anda harus mengetahui dulu jumlah biaya total yang dikeluarkan, biaya tetap, serta jumlah barang yang sudah berhasil diproduksi dalam satu waktu tertentu. Meski memang rumusnya terlihat sederhana, namun dalam prakteknya tidaklah semudah itu oleh karena tiap bagiannya punya penyusunnya masing-masing. Semuanya haruslah valid dan benar perhitungannya sehingga jumlah biaya variable benar-benar tepat. Contoh kasusPada bulan April 2021, Miya menjual kue kering dengan biaya produksi sebesar 25 juta rupiah dengan tagihan fixed cost sebesar 5 juta rupiah. Produksi kue kering-nya dalam bulan itu adalah sekitar 100 kotak. Maka, perhitungan biaya variabelnya adalah sebagai berikut.Variable Cost = (Biaya Total – Fixed Cost) : Kuantitas= (Rp 25.000.000 – Rp 5.000.000) : 100= Rp 20.000.000 : 100= Rp 200.000Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka biaya variable Miya pada bulan April 2021 adalah sekitar 200 ribu rupiah per kotak kue kering. Jadi, bisa disimpulkan bahwa variable cost itu adalah biaya perusahaan yang dapat berubah secara proporsional terhadap hasil output produksi serta jumlahnya tergantung pada produksi yang dikeluarkan perusahaan. 


You Might Also Like