Mengenal Istilah Defisit Dan Surplus Dalam Kas Keuangan Perusahaan

mengenal_istilah_defisit_dan_surplus_dalam_kas_keuangan_perusahaan

Dalam dunia bisnis, keuangan menjadi poin yang sangat penting. Keberadaan dan nilainya seperti darah yang berpengaruh signifikan dalam hidup manusia. Kekurangan darah, bisa menjadikan manusia lemas dan tak optimal menjalankan aktivitasnya. Begitu juga keuangan suatu perusahaan, jika jumlahnya kurang, akan mengganggu dan menghambat jalannya perusahaan. Bisa juga dikatakan, tanpa keuangan yang sehat, kemajuan perusahaan akan terhambat.Tanpa keuangan yang sehat, perusahaan akan kesulitan mengembangkan program bisnisnya, menggaji karyawan bahkan untuk bersaing dengan kompetitor akan berat. Karena semuanya butuh modal. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan memantau keuangannya. Pencatatan dan pengaturan keluar masuk uang diperhatikan dengan teliti, dibuat pencatatan dan diawasi. Dengan pencatatan kas keuangan yang baik, perusahaan dapat mengontrol kesehatan keuangannya. Salah satu jalan paling cepat adalah mengetahui hasil akhir pengelolaan keuangan perusahaan apakah untung atau rugi. Melihatnya dari catatan keuangan perusahaan, apakah surplus atau defisit. Jika perusahaan mendapatkan surplus keuangan, itu berarti pengelolaan keuangannya sehat. Dan sebaliknya, jika defisit itu berarti keuangan perusahaan sedang sakit. Nah, apa itu surplus dan defisit dalam kas keuangan perusahaan? Akan diulas dengan rinci dalam pembahasan di bawah ini.

Pengertian Surplus dan Defisit 

Surplus dan Defisit, adalah dua istilah yang tak asing dalam dunia keuangan. Surplus berarti untung, sedangkan defisit adalah rugi. Kurang lebih begitulah pengertian sederhananya.Dalam beberapa literatur jurnal ilmiah, surplus dimaknai sebagai keadaan untung. Adanya sisa uang dari keadaan pengeluaran yang lebih kecil dari pemasukan, sehingga masih ada uang lebih dari pemasukan yang belum terbelanjakan. Sedang defisit adalah keadaan sebaliknya. Ketika pemasukan ternyata lebih kecil dan tak mampu memenuhi semua kebutuhan yang dikeluarkan, sehingga tidak ada lagi sisa uang bahkan justru kurang. Keuangan perusahaan jadi minus. Keadaan inilah yang dinamakan defisit. Lantas bagaimana cara mengetahui apakah perusahaan sedang surplus atau defisit? Kita bisa mencari tahunya melalui laporan keuangan perusahaan. Dua variabel yang kita butuhkan yaitu jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran dalam satu periode yang sama. Semisal perusahaan akan tutup buku setiap setahun sekali. Maka batasan waktunya adalah satu tahun tersebut. Berapa total pemasukan dalam tahun itu dan berapa jumlah pengeluaran di tahun yang sama. Lebih jelasnya lagi, perhitungannya dilakukan pada periode tahun sama. Jika ingin menghitung surplus maupun defisit, mudah. Jumlah pemasukan dikurangkan jumlah pengeluaran. Jika hasilnya positif maka surplus. Jika hasilnya negatif maka defisit.

Apa yang Menyebabkan Perusahaan Surplus? 

Ada beberapa hal yang bisa mendorong perusahaan mencapai surplus keuangan. 

  1. Penjualan sangat tinggi 

Penjualan menjadi sumber pemasukan keuangan perusahaan. Dari penjualan ini, perusahaan memiliki sumber pemasukan yang besar. Jika pemasukan terus tinggi, ini bisa menambah peluang kenaikan surplus keuangan perusahaan. Artinya keuntungan perusahaan semakin besar. 

  1. Efisien dalam pengeluaran biaya pokok dan lainnya 

Tidak cukup dengan menaikkan pemasukan lewat hasil penjualan, demi mendapatkan surplus keuangan yang tinggi. Perusahaan yang kuat mengontrol pengeluarannya hingga sehemat dan seefisien mungkin, juga bisa mendapatkan surplus. 

  1. Nilai saham perusahaan yang stabil bahkan cenderung meningkat

Nilai saham perusahaan juga turut andil dalam mempengaruhi defisit atau surplus nya. Jika nilai saham perusahaan terus naik, itu berarti nilai perusahaan semakin mahal dan akan menjadi unsur kekayaan dan pemasukan perusahaan. Namun jika nilainya turun dan anjlok, perusahaan akan mengalami kerugian yang berat.

Apa yang Menyebabkan Perusahaan Defisit?

Seperti halnya surplus, ada beberapa kondisi yang mendorong perusahaan terpaksa mengalami defisit. Beberapa diantaranya seperti berikut ini:

  1. Turunnya harga saham perusahaan

Nilai saham menentukan nilai modal dan perusahaan. Jika harga saham turun, modal akan turun, nilai investasi juga akan turun. Investasi berguna untuk modal perusahaan menjalankan roda bisnisnya. Jika nilai sahamnya turun, ini merugikan investor. Mereka akan kehilangan uangnya, karena nilainya lebih rendah ketika mereka membeli saham itu. Kondisi seperti ini jika diteruskan, bisa merusak kepercayaan investor dan tidak dipungkiri kemungkinan investor menarik investasinya. Nah jika investasi ditarik, jumlah modal perusahaan berkurang. Hal ini akan mempengaruhi kas keuangan menjadi defisit. Sebab pemasukan lebih rendah dari sebelumnya sementara pengeluaran tetap dan bisa juga lebih tinggi. 

  1. Inflasi yang tajam 

Inflasi yang tinggi dapat berpengaruh pada meningkatnya pengeluaran perusahaan. Tentu di awal tahun, perusahaan telah membuat perencanaan anggaran belanja dengan pedoman harga pada saat itu dan proyeksi kenaikan inflasi yang normal. Dengan perencanaan itu, keuangan perusahaan baik-baik saja karena sudah disesuaikan dengan pemasukan yang ada. Namun jika dipertengahan jalan tiba-tiba terjadi sesuatu yang mengakibatkan inflasi naik tajam diluar proyeksi sebelumnya, ini akan sangat berdampak pada pengeluaran perusahaan. Pengeluaran bisa membengkak lebih dari perencanaan. Jika tidak dibarengi penambahan pemasukan, maka hasil akhirnya kas keuangan defisit. 

  1. Turunnya penjualan 

Penjualan adalah faktor paling penting. Bisa dibilang itu merupakan strategi utama perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika penjualan turun, pemasukan akan turun. Ketika jumlah pemasukan tidak bisa mencukupi semua kebutuhan, bisa terjadi defisit.

Apa Dampak Surplus dan Defisit Suatu Perusahaan?

Dampak yang dirasakan perusahaan ketika Surplus :

  1. Riset dan pengembangan produk

Surplus berarti untung. Semakin besar keuntungannya, semakin banyak uang yang dimiliki perusahaan, dimana uang ini bisa dialokasikan kepada banyak hal. Apakah itu kemudian diinvestasikan kembali, mensejahterakan karyawannya, ditabung sebagai kas perusahaan, dan juga digunakan untuk riset dan mengembangkan produk yang baru agar lebih mutakhir. Riset dan pengembangan produk tentu memerlukan modal yang tidak murah. Semakin banyak keuntungan, semakin leluasa melakukan riset. Hasil riset yang baik juga akan berpengaruh meningkatkan penjualan karena produk dan pemasaran semakin maju. 

  1. Berkontribusi lebih besar ke negara lewat pajak dan penyerapan tenaga kerja 

Pajak dihitung berdasarkan persentase keuntungan perusahaan. Semakin tinggi keuntungan perusahaan, berarti semakin tinggi juga  pajak yang akan dibayarkan pada negara. Pajak ini sebagai bentuk kontribusi dan kewajiban perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan negeri. Selain itu, jika keuntungan tinggi, perusahaan bisa merekrut karyawan lebih banyak karena pekerjaan otomatis semakin banyak dan perusahaan memiliki cukup dana untuk menggaji karyawan tambahan.Dampak ketika defisit kas keuangan :

  1. Kerugian hingga kebangkrutan 

Perusahaan jelas akan rugi. Lalu demi menutupi kekurangan uang untuk kebutuhan internal perusahaan akan mengajukan pinjaman hutang. Hutang dapat menyelamatkan perusahaan namun juga bisa menjadi alasan kebangkrutan suatu hari nanti. Suku bunga hutang semakin tinggi, beban pengeluaran perusahaan untuk bayar hutang juga semakin tinggi. Jika tidak diatasi, bisa bangkrut. 

  1. Pengurangan karyawan hingga menambah jumlah pengangguran 

Efek berikutnya adalah perusahaan tidak mampu menggaji karyawannya. Demi bertahan hidup, perusahaan mengurangi karyawan.


You Might Also Like