Mengenal Istilah Kewajiban Lancar (Current Liabilities) dan Contoh Cara Membuatnya

mengenal_istilah_kewajiban_lancar__current_liabilities__dan_contoh_cara_membuatnya

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang pelaku bisnis adalah sifat ingin tahu dan ingin terus belajar. Mereka yang dapat mempertahankan bisnisnya meskipun berbagai macam tren telah dilewati adalah orang-orang yang dapat beradaptasi dengan dinamika yang ada di dunia bisnis dan selalu menyesuaikan strateginya. Jika ada pertanyaan apakah mungkin untuk menguasai semua informasi dan pengetahuan tentang bisnis hanya dalam sekali belajar, jawabannya tentu tidak. Bahkan bisa dikatakan mustahil.Oleh karena itu, banyak pelaku bisnis yang terus belajar setiap harinya dan mengimplementasikannya pada operasional bisnis sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu ilmu yang perlu dipahami oleh setiap pelaku bisnis adalah ilmu akuntansi. Dengan mempelajari dan memahami ilmu ini dapat membantu pelaku bisnis untuk memahami performa bisnisnya dan menjadi acuan apa langkah berikutnya yang harus diambil.Pada ilmu akuntansi, ada istilah Kewajiban Lancar atau yang dikenal juga dengan Current Liabilities. Istilah ini memang asing didengar karena tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita akan membahas mengenai apa itu Kewajiban Lancar (Current Liabilities) dan bagaimana cara membuatnya agar Anda dapat menerapkannya pada bisnis Anda sesuai dengan kebutuhannya.

Mengenal Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Sebelum mengetahui apa itu kewajiban lancar (current liabilities), terdapat tiga jenis kewajiban utama pada perusahaan, yaitu kewajiban lancar (current liabilities), kewajiban tidak lancar (non-current liabilities), dan kewajiban kontinjensi (contingent liabilities).Kewajiban atau disebut juga Liabilities merupakan kewajiban yang berlandaskan hukum atau juga utang kepada pihak lain yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang bersangkutan. Kewajiban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan yang harus diselesaikan oleh perusahaan sesegera mungkin dengan jangka waktu jatuh tempo maksimal satu tahun untuk dibayarkan. Karena jangka waktu pembayaran yang pendek, current liabilities sering juga disebut dengan short-term liability atau kewajiban jangka pendek. Kewajiban tidak lancar (non-current liabilities) merupakan kewajiban yang memiliki jatuh tempo lebih lama dari current liabilities, yaitu lebih dari satu tahun. Sedangkan Kewajiban Kontinjensi (Contingent Liabilities) merupakan kewajiban perusahaan yang bisa muncul atau tidak muncul bergantung pada suatu keadaan atau peristiwa.Seperti yang telah dijelaskan sedikit di atas, Kewajiban Lancar (Current Liabilities) merupakan sebuah kewajiban keuangan jangka pendek yang dimiliki oleh suatu perusahaan dimana biasanya kewajiban ini memiliki jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun atau siklus operasi perusahaan pada normalnya. Siklus operasi sendiri, yang juga dikenal dengan siklus konversi kas, merupakan waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk membeli stok persediaan barang dan mengubahnya menjadi pemasukan atau kas melalui penjualan yang dilakukan. Kewajiban Lancar (Current Liabilities) misalnya seperti uang yang terutang kepada pemasok/supplier dalam bentuk utang dagang.Pada umumnya kewajiban lancar (current liabilities) ditangani dengan menggunakan aset lancar, yaitu aset yang digunakan dalam kurun waktu satu tahun. Aset lancar ini mencakup kas atau juga piutang, yang merupakan uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan atas produk atau jasa yang telah diterima atau dibeli. Rasio aset lancar terhadap kewajiban lancar (current liabilities) merupakan salah satu dari beberapa faktor penting yang harus diperhatikan untuk dapat mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam  membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Pada laporan keuangan perusahaan, utang dagang biasanya menjadi salah satu dari akun kewajiban lancar yang porsinya paling besar dan menjadi akun utang dagang akan mewakili faktur supplier yang belum dibayarkan oleh perusahaan. 

Contoh-contoh Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Setelah mengenal arti dari kewajiban lancar (current liabilities), ada beberapa contoh dari kewajiban lancar yang perlu diketahui, sebagai berikut:

  • Akun Utang
  • Utang jangka pendek misalnya seperti pinjaman dari bank atau juga surat berharga yang diterbitkan untuk menambah modal operasional perusahaan
  • Utan Dividen
  • Wesel Bayar
  • Pendapatan yang ditangguhkan - dalam hal ini seperti pembayaran di muka yang didapat dari pelanggan untuk suatu pekerjaan atau produk yang belum selesai atau belum diterima.
  • Utang jangka panjang yang akan segera jatuh tempo
  • Utang bunga dari utang yang belum dibayarkan oleh perusahaan - utang ini termasuk ke dalam kewajiban jangka panjang.
  • Utang pajak penghasilan dalam tahun berikutnya

Tak jarang perusahaan akan menggunakan akun yang juga disebut dengan ‘kewajiban lancar lainnya’ pada laporan keuangan mereka untuk mencakup semua kewajiban lainnya yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun dan tidak disebutkan di tempat lainnya. Bentuk dari akun kewajiban sendiri bisa berbeda tergantung dari industri suatu perusahaan beroperasi atau juga dapat bergantung pada peraturan pemerintah yang berlaku.

Penggunaan Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Pada umumnya, para pemberi pinjaman dan analis akan menggunakan rasio lancar guna mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang atau kewajiban keuangan jangka pendek yang harus diselesaikannya. Rasio ini dihitung dengan cara membagi antara aset lancar, yang cakupannya telah disebutkan sebelumnya di atas, dengan kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Hasilnya akan menunjukkan kepada pemangku kepentingan yang membutuhkan data ini mengenai apakah perusahaan tersebut memiliki aset lancar yang cukup pada neracanya guna melunasi atau memenuhi kewajiban utangnya saat ini dan juga utang lainnya.

Kewajiban Lancar (Current Liabilities) pada Akuntansi

Pada saat sebuah perusahaan memutuskan untuk menerima dan menggunakan manfaat ekonomi yang harus dibayarkan dalam kurun waktu maksimal 12 bulan, perusahaan harus segera mencatatkan entri kredit untuk kewajiban lancar. Tergantung pada sifat dari manfaat yang digunakan tersebut, akuntan pada perusahaan tersebut akan mengkategorikannya antara sebagai aset atau beban dimana akun tersebut akan menerima entri debit.Sebagai contoh, sebuah perusahaan produsen mobil membeli sistem pembuangan untuk mobil yang diproduksi dari suppliernya, dimana atas pembelian ini perusahaan tersebut harus membayar senilai Rp500.000.000 yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 90 hari selanjutnya. Dikarenakan sistem pembuangan yang telah dibeli tersebut tidak langsung digunakan, akuntan perusahaan akan memasukkan entri kredit ke dalam utang dagang dan entri debit pada stok persediaan barang dan juga akun aset perusahaan sebesar Rp500.000.000. Pada saat perusahaan membayarkan utangnya tersebut, utang dagang akan didebit dan uang tunai di kredit sebesar Rp500.000.000. 

Contoh Cara Membuat Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Berikut adalah cara mencatatkan kewajiban lancar yang mungkin bisa diimplementasikan pada kebutuhan perusahaan Anda.

PT. PERUSAHAAN ANAK NUSANTARALaporan Posisi Keuangan
Current Liabilities
Wesel Bayar (Notes Payable)Rp 250.000.000
Akun Utang (Account Payable)Rp 150.000.000
Utang jangka panjang (jatuh tempo 1 tahun)Rp 140.000.000
Biaya yang masih harus dibayarRp 100.000.000
Upah, gaji dan tunjangan karyawan yang masih harus dibayarRp 200.000.000
Utang dividenRp 25.000.000
Pajak penghasilan tangguhan dan utang pajak saat iniRp 15.000.000
Total Current LiabilitiesRp 880.000.000

You Might Also Like