Mengenal Istilah Prospek dalam Bisnis serta Cara Menentukan Prospek Untuk Bisnis Anda

mengenal_istilah_prospek_dalam_bisnis_serta_cara_menetukan_prospek_untuk_bisnis_anda

Apa yang terbayang dalam benak Anda ketika mendengar kata ‘prospek’? Apakah sesuatu yang berharga, bernilai besar, berpengharapan tinggi ataukah sesuatu tentang keuntungan? Jika itu semua yang terpikirkan oleh Anda, maka Anda benar. Istilah prospek banyak dimaknai seperti itu semua, bergantung dimana istilah itu dipergunakan. Dalam kondisi apa Anda pernah mendengar kata prospek atau mungkin menggunakan kata ini dalam percakapan Anda? Apakah ketika Anda berbicara soal masa depan yang belum terlalu pasti? Ataukah ketika Anda mengenang masa lalu? Jawabannya adalah lebih sering kita memakai kata prospek untuk membicarakan masa depan yang masih remang dan penuh kemungkinan. Contoh misalnya: “Bagaimana prospektus bisnis kuliner selama pandemi ini?” atau contoh berikutnya: “Seberapa tinggi prospek lahan di tepi jalan protokol kota?” Kita menggunakan kata prospek untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Menimbang-nimbang keadaan apa dan keuntungan apa yang bisa kita dapatkan di masa mendatang nanti. Kata prospek kurang cocok untuk menggambarkan peristiwa masa lalu. Jika kita mencari arti katanya dalam kamus besar bahasa indonesia, prospek diartikan sebagai sebuah peluang, sebuah harapan juga kemungkinan. Ini semakin memperkuat bahwa kata prospek memang ditujukan untuk sesuatu yang ada di depan. Kemudian, ketika kita melihat dari kacamata bisnis, bagaimana kita menafsirkan prospek ini? Dalam bisnis, prospek berarti peluang keuntungan yang dimiliki sesuatu, seseorang atau apapun dalam unsur bisnis yang dapat bermanfaat untuk perusahaan. Semakin tinggi ‘peluang’ keuntungan yang diberikan, maka sesuatu itu akan bernilai semakin prospek. Itu berarti, prospek dalam bisnis boleh kita artikan sebagai peluang keuntungan yang dimiliki oleh sesuatu atau seseorang untuk perusahaan. Nilainya berbanding lurus. Semakin tinggi peluang keuntungannya, maka statusnya semakin prospek. Ada sebuah peluang yang dijanjikan. Perusahaan harus benar-benar berhati-hati saat mencari dan menarget sesuatu yang prospek untuk perusahaannya. Sesuatu itu bisa berupa tender level nasional, memilih iklan di online daripada televisi, calon karyawan potensial dan target-target lainnya. Pembuatan keputusan yang berkaitan dengan prospek perusahaan di masa depan akan berkaitan erat dengan nasib perusahaan, laba rugi, dan sebagainya. Dalam bisnis, prospek biasanya lebih fokus dan spesifik kepada pasar. Pasar yang dianggap mampu memberikan keuntungan besar untuk perusahaan. Sehingga berbicara prospek sudah spesifik pada pasar-pasar yang diperhitungkan bisa mendatangkan laba yang besar. Oleh karenanya, kita tidak bisa sembarangan asal mencari dan memutuskan prospek bisnis tanpa melalui pertimbangan dan cara yang benar. 

Cara Menentukan Prospek untuk Bisnis

Bagaimana cara menentukan prospek yang tepat? Ada beberapa alternatif cara yang bisa dipilih berdasarkan kondisi masing-masing. 

  1. Menggunakan referensi orang (the endless chain)

Ini seperti cara cepat untuk menemukan pasar yang setengah prospek. Kenapa dikatakan setengah? Karena kita belum mengkonfirmasinya sendiri. Yaitu dengan mencari referensi calon pembeli dari orang-orang di sekitar kita. Ingat, bahwa pasar yang prospek itu yang bisa memberikan keuntungan besar untuk perusahaan. Dengan bertanya referensi calon pembeli dari orang yang sudah kenal, kita bisa mendapatkan data karakter dan kebutuhannya lebih cepat sebelum bertemu orang itu. kemudian kita akan memastikan prospektusnya dengan menemui langsung calon pembeli atau konsumen itu. 

  1. Meminta rekomendasi tokoh masyarakat (the center of influence)

Strategi kedua ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan the endless chain atau meminta referensi orang yang dikenal. Perbedaannya ada pada siapa yang memberikan referensinya. Kita bisa meminta referensinya dari tokoh masyarakat setempat yang sudah mengenal masyarakat di sekitarnya. Tokoh masyarakat juga dipandang positif oleh masyarakatnya. Ketika kita membawa nama tokoh masyarakat itu sebagai orang yang telah merekomendasikan, harapannya target pasar bisa lebih welcome ketika kita tawarkan produk.

  1. Demonstrasi produk langsung 

Cara ini dulunya sering kita saksikan di lingkungan ibu-ibu PKK. Pernahkah Anda mengikuti sebuah demo produk alat memasak di salah satu rumah tetangga? Atau seorang sales yang demo mesin cetak di perusahaan percetakan? Ya, itu adalah contoh praktek demo produk secara langsung untuk menemukan pasar prospek. Pasar yang prospek harapannya bisa tertarik pada produk setelah melihat langsung bagaimana kualitas dan kegunaan produk itu. 

  1. Keliling (canvassing) 

Jika dalam demo, seorang seller mengumpulkan calon pembelinya, untuk metode canvassing ini, seller yang berkeliling mendatangi calon pembelinya. Cara berkelilingnya bisa dengan door to door. Bergantung pada siapa target pasarnya. Apakah yang ditarget adalah rumah tangga atau konsumsi untuk perkantoran. Seller canvassing bisa menawarkan produknya dengan mendatangi langsung dimana calon konsumennya berada. 

  1. Observasi pribadi 

Untuk metode ini sebenarnya sudah termasuk dalam keempat metode sebelumnya. Jadi di setiap metode seller harus melakukan proses observasi pribadi juga dalam mencari pasar prospeknya. Observasi pribadi inilah yang menjadi cara untuk mengkonfirmasi siapakah pasar prospek yang bisa dikerjakan. 

Acuan Indikator Prospek Bisnis

Nah, agar proses pencarian pasar prospek ini bisa tepat sasaran, kita perlu mempertimbangkan beberapa hal yang bisa dijadikan acuan indikator prospek tidaknya. Apa saja? 

  1. Daya beli pasar

Daya beli pasar penting sekali. Ini adalah seberapa tinggi kemampuan pasar untuk membeli produk kita. Daya beli bisa berupa kemampuan finansial, ketersediaan waktu dan juga kesehatan fisiknya. Kemampuan finansial jelas untuk membayar harga dari produk kita. Namun, tidak cukup uang saja, calon pembeli juga harus memiliki waktu untuk membeli dan mengonsumsi produk kita. Dari kesehatan fisiknya pun juga sama pentingnya setara dengan uang dan waktu. 

  1. Kebutuhan serta keinginan terhadap produk 

Sekalipun sudah memiliki daya beli, jika pasar tidak punya ketertarikan apalagi kebutuhan akan produk kita, juga sama saja. Pasar tidak akan membeli. Bukan pasar prospek akhirnya. Sehingga carilah pasar yang memiliki kebutuhan serta tertarik pada produk. 

  1. Decision maker

Setiap keluarga tentu berbeda siapa pembuat keputusan dalam belanja rumah tangganya. Peranan itu ada yang dipegang ibu, bapak ataupun keduanya sama-sama bisa membuat keputusan pembelian. Ini juga perlu dipetakan. Carilah pasar yang memiliki kewenangan decision maker. Kenapa? Karena kita butuh closing sales, bukan hanya mengenalkan produk saja. Percuma pasar sudah tertarik, tapi dia harus meminta izin orang lain dulu untuk membelinya.


You Might Also Like