Metode Penilaian Piutang Usaha dan Contoh Cara Membuatnya

metode_penilaian_piutang_usaha_dan_contoh_cara_membuatnya.png

Data atau laporan keuangan merupakan hal yang wajib ada di dalam menjalankan suatu aktivitas bisnis oleh sebuah perusahaan, baik itu perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, maupun perusahaan jasa. Data atau laporan keuangan yang ada biasanya memuat tentang data-data yang berkaitan dengan pemasukan yang didapatkan oleh perusahaan, pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan, laba/untung, rugi, utang, piutang, dan lain sebagainya. Data atau laporan keuangan sangat penting untuk dibuat oleh sebuah perusahaan guna agar para karyawan mengetahui bagian mana yang perlu diperbaiki dari aktivitas bisnis yang sedang dijalankan dan kedepannya, data atau laporan tersebut bisa menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya menjadi lebih baik lagi. Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai piutang dalam sebuah perusahaan terutama piutang usaha/piutang dagang. Pertama, mari kita ketahui terlebih dahulu apa definisi dari piutang itu sendiri. Piutang merupakan suatu aktiva atau tagihan yang akan muncul atas penyerahan barang atau jasa dari suatu perusahaan kepada pelanggan atau konsumen yang akan dilunasi dengan uang di masa yang akan datang. Jadi, dapat dikatakan bahwa piutang usaha / piutang dagang (Receivable Definition) adalah piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada para konsumen/pelanggannya yang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Karena waktu pelunasannya kurang dari satu tahun, maka piutang usaha dapat dikelompokkan ke dalam aktiva lancar. Yang termasuk dalam piutang usaha hanya berupa tagihan-tagihan atas barang atau jasa yang akan dilunasi dengan uang nantinya yang pelunasannya dilakukan secara tunai maupun kredit. Contoh dari piutang usaha misalnya kita memiliki pelanggan yang berinisial “A”. Pelanggan itu membeli barang dari perusahaan kita dengan harga Rp 3.000.000 namun pelanggan itu tidak langsung membayar melainkan dia akan membayar setelah 30 hari dari waktu barang telah diterima. Maka dapat dikatakan bahwa perusahaan kita memiliki piutang usaha sebesar Rp 3.000.000 kepada pelanggan “A” tersebut. Jika kita memiliki beberapa pelanggan atau banyak pelanggan, maka dibutuhkan yang namanya laporan piutang agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam mengelola laporan piutang dengan nilai yang berbeda-beda antara satu pelanggan dengan pelanggan yang lain. Untuk menghasilkan laporan piutang, dibutuhkan beberapa informasi antara lain nomor faktur transaksi, tanggal transaksi, tempo pembayaran, tanggal jatuh tempo piutang, dan nominal piutang. Besar kecilnya suatu piutang usaha umumnya disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

  • Volume penjualan kredit
  • Syarat pembayaran kredit
  • Batas volume penjualan kredit
  • Kebijakan penagihan piutang oleh perusahaan kepada pelanggan
  • Kebiasaan pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan kredit

Tagihan-tagihan yang dimiliki oleh suatu perusahaan terbagi menjadi dua klasifikasi/kelompok yaitu Klasifikasi Piutang dan Klasifikasi Piutang Wesel. 

  1. Klasifikasi Piutang

Adalah pengelompokkan piutang berdasarkan tagihan-tagihan yang tidak berkaitan dengan janji tertulis. Klasifikasi piutang dibagi menjadi dua jenis yaitu:

  • Piutang Dagang (Trade Receivable): Merupakan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Umumnya, piutang dagang dilunasi pelanggan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, dengan demikian piutang dagang dikelompokkan ke dalam aktiva lancar. Namun, jika piutang dagang yang timbul dari penjualan yang pembayarannya dengan cara dicicil/kredit maka pengelompokkannya akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak lancar tergantung pada jangka waktu cicilan yang ditentukan.
  • Piutang Non-Dagang (Non-Trade Receivable): Merupakan piutang yang tidak timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Piutang bukan dagang dikelompokkan ke dalam aktiva lancar apabila pelunasannya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Yang termasuk dalam piutang non dagang adalah uang muka dalam kontrak pembelian, klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-barang yang rusak/hilang, klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang dipertanggungjawabkan, klaim terhadap restitusi pajak, piutang dividen, dan piutang pesanan dalam pembelian saham.
  1. Klasifikasi Piutang Wesel (Notes Receivable)

Piutang wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang dengan nominal tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Klasifikasi piutang wesel dibagi menjadi dua jenis yaitu Piutang Wesel Tidak Berbunga dan Piutang Wesel Berbunga. Lantas bagaimana metode penilaian piutang usaha dalam sudut pandang akuntansi? Metode penilaian piutang usaha yang wajib dipahami adalah bahwa piutang dinyatakan sebagai jumlah yang akan dapat ditagih. Artinya adalah penilaian piutang dengan jumlah piutang yang diharapkan akan dapat ditagih bisa dihitung dengan mengurangkan jumlah piutang dengan jumlah piutang yang diperkirakan akan dapat ditagih. Metode penilaian piutang usaha di Indonesia bermakna piutang usaha atau piutang dagang yang harus dicatat dan dilaporkan dan besarnya senilai kas (netto) yang dapat direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang dapat direalisasi. Laporan piutang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dan merupakan salah satu laporan yang penting karena dengan adanya laporan piutang, perusahaan dapat mengetahui berapa banyak nominal pembayaran yang belum lunas dari para pelanggannya. Laporan piutang biasanya menyajikan informasi-informasi berupa kode customer, nama customer, saldo awal piutang, penjualan, uang muka yang dibayar terlebih dahulu oleh customer, potongan penjualan, retur penjualan, PPN, pembayaran piutang, dan saldo akhir piutang. Lalu bagaimana cara membuat laporan piutang usaha per pelanggan? Kita dapat membuat laporan piutang usaha per pelanggan dengan menggunakan Microsoft Excel. Berikut adalah contoh format yang dapat digunakan dalam membuat piutang usaha pada Microsoft Excel.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui:

  • Kolom penjualan diisi dengan harga dari barang yang dijual oleh perusahaan kepada customernya.
  • Kolom uang muka customer diisi dengan nominal atau jumlah uang muka yang harus dibayarkan terlebih dahulu oleh customer sebelum dilakukan cicilan nantinya.
  • Kolom PPN keluaran diisi dengan total pajak atas barang yang dibeli oleh customer. Nilai PPN adalah 10% dari harga barang (Rp 50.000.000 x 10%). 
  • Kolom saldo akhir piutang diisi dengan total saldo akhir piutang yang harus dibayar oleh customer baik itu pembayarannya dilakukan dengan tunai atau cicilan dengan masa jangka waktu yang telah ditentukan (biasanya kurang dari satu tahun). Perhitungan saldo akhir piutang adalah (Penjualan + PPN Keluaran – Uang Muka Customer).

Demikian penjelasan mengenai metode penilaian piutang usaha dan contoh cara membuatnya. Semoga pembahasan pada artikel kali ini bermanfaat bagi Anda semua.


You Might Also Like