Pahami Apa yang Dimaksud UKM dan Strategi Pengembangannya

pahami_apa_yang_dimaksud_ukm_dan_strategi_pengembangannya

Di masa pandemi ini, sering kali kita mendengarkan berita dan komentar para analis ekonomi bahwa sektor ekonomi yang paling terdampak adalah UKM. Bisnis yang menjadi penopang ekonomi rakyat ini, yang menyumbang begitu besar kontribusi untuk ekonomi negeri, sedang bergejolak dan tidak stabil karena pembatasan sosial. Kenapa? Salah satunya karena bisnis UKM termasuk dalam bisnis skala kecil hingga menengah yang tak memiliki sokongan pendanaan yang kuat. Hal tersebut menyebabkan bisnis UKM sulit bertahan pada krisis yang menerjang. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar dengan pendanaan yang kuat, mereka cenderung bisa bertahan pada goncangan krisis dan ekonomi yang sedang tidak stabil ini. Perusahaan besar telah memiliki alokasi dana darurat dalam jumlah besar sehingga bisa menopang kehidupannya di masa-masa sulit. Itulah yang membedakan dengan UKM. Dana darurat mungkin ada, tapi jumlahnya sedikit, sehingga masa bertahannya pun singkat. Dari uraian fenomena yang sedang terjadi seperti di atas, lantas apakah sudah tergambar apa itu bisnis UKM? Apa yang membuat bisnis UKM dikategorikan sendiri dan dibedakan dengan perusahaan-perusahaan besar? Jawabannya sederhana, karena bisnis UKM masih kecil dan skalanya menengah. Pengelompokkan itu dilakukan untuk mengklasifikasi agar program-program pemerintah untuk penguatan bisnis dapat lebih tepat sasaran. Bisnis UKM yang semakin tahun semakin besar dan menunjukkan kekuatannya ini, menjadi kelompok penting dalam perekonomian nasional yang harus didorong untuk terus berkembang. Bisnis yang masih memiliki aset antara 500 juta hingga 1 milyar dikategorikan sebagai UKM skala menengah. Sedangkan yang aset bisnisnya di bawah 500 juta masih masuk kelas kecil. Untuk ukuran omset tahunan, UKM skala kecil berada pada kisaran 300 juta sampai 2,5 miliar. Jika omset sudah melebihi 2,5 miliar setahun namun masih di bawah 10 miliar, maka bisnis Anda tergolong skala menengah. Batasan nilai aset dan omset ini dapat menjadi jawaban singkat yang jelas untuk memahami apa itu UKM. Satu lagi yang perlu diperhatikan, UKM bukanlah anak perusahaan tertentu. UKM berdiri sendiri, menjadi satu unit bisnis yang dimulai dari nol. 

Contoh Bisnis UKM

Bisnis UKM baik yang skalanya kecil atau menengah bahkan sudah besar, tersebar di lingkungan tempat tinggal kita. Ini dia beberapa contoh bisnis UKM yang ada disekitar kita:

  1. Bisnis kuliner

Kuliner seakan tak pernah sepi peminat, mungkin bisnis kuliner bisa terus survive hingga ratusan tahun mendatang. Mengingat makanan adalah kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Pangsa pasar bisnis ini sangat besar, semua orang membutuhkan makanan. Tak heran jika saat ini bermunculan banyak sekali pedagang-pedagang makanan dan jajanan dengan beragam jenis dan variasi, bahkan produk kuliner yang aneh-aneh pun menjadi biasa. Kebanyakan pedagang makanan ini adalah para pelaku UKM karena memulai bisnisnya dengan aset dan omset yang masih rendah. 

  1. Fashion 

Begitupun halnya dengan bisnis di bidang fashion, banyak sekali pebisnis baru yang lahir dan memanfaatkan media jualan dan pemasaran online. Para pebisnis fashion pemula yang memiliki aset dan omset rendah, masih tergolongkan pada UKM kecil atau menengah. Ketika bertambah besar, owner akan merekrut tambahan orang. Selama jumlah karyawannya tidak melebihi 30 orang, maka bisnis tersebut masih terbilang UKM. 

  1. Jasa-jasa 

Banyak masyarakat yang kemudian membuka bisnis jasa. Substansinya sama seperti penjual makanan atau pakaian, bedanya jasa tak terlihat materinya. Bisnis jasa UKM contohnya seperti bengkel, jasa perbaikan eletronik, jasa pertukangan, dan sebagainya. Jasa yang dirintis sendiri dengan modal dan omset kecil ini termasuk UKM kecil atau menengah. 

Tips Pengembangan UKM

Apapun bidang UKM yang anda pilih, ada satu garis general untuk bisa mengembangkannya menjadi lebih besar, memperoleh omset lebih banyak sehingga mampu untuk survive lebih kuat dan lebih lama. Beberapa tips yang bisa dipertimbangkan untuk dicoba adalah sebagai berikut. 

  1. Tentukan produk 

Bagi Anda yang belum memutuskan memilih produk apa, maka langkah ini penting sekali Anda simak. Namun jika saat ini anda dalam posisi sudah memiliki produk bisnis, maka menentukan produk ini lebih kepada bagaimana melakukan inovasi untuk pengembangan produk tersebut.Produk menjadi inti nilai tukar yang hendak anda tawarkan kepada konsumen. Semakin tinggi nilai produk anda, semakin berkualitas dan cocok dengan yang dibutuhkan konsumen, bisnis pun bisa mendapatkan nilai tukar semakin tinggi. Artinya, harga produk semakin mahal dan keuntungan yang diperoleh semakin banyak. Produk tak bisa diputuskan asal. Kita perlu melakukan riset terhadap kebutuhan pasar yang ditarget. Pilihlah produk yang paling tinggi peminatnya untuk mendapatkan peluang keuntungan yang tinggi juga. 

  1. Pilih lokasi yang tepat 

Ada dua pilihan pertimbangan lokasi. Pertama mendekati konsumen, atau  kedua mendekati pemasok. Jika bisnis anda masih offline dan menjemput konsumen berdasarkan lokasi dan kemudahan, kita bisa memilih lokasi yang strategi yang dekat dengan pasar yang diincar. Namun jika anda seorang pebisnis online yang tak masalah dengan jarak dengan konsumen, maka lebih baik kita memilih lokasi yang dekat dengan suplier. 

  1. Ketat dan disiplin laporan keuangan 

Bisnis UKM tak boleh meremehkan laporan keuangan. Banyak pebisnis pemula yang melewatkan pencatatan keuangan dengan seribu satu alasan. Seharusnya tidak demikian. Laporan keuangan ini dapat menjadi rapor untuk membuat strategi, untuk mengetahui kesehatan bisnis kita dan pertimbangkan ketika hendak melakukan manajemen keuangan. Kita juga dapat mengetahui laba dan rugi dengan cepat lewat pencatatan keuangan yang teratur dan ketat. 

  1. Pemenuhan modal dengan pinjaman UKM 

Tidak perlu takut dengan pinjaman, mendapatkan modal dari pinjaman saat ini menjadi solusi terbaik demi mengembangkan bisnis anda jadi lebih besar. Dengan modal yang besar, kita bisa meluaskan jangkauan pasar, menambah volume produksi juga menambah jumlah karyawan. Hal tersebut harapannya dapat makin memompa perkembangan bisnis. 

  1. Manfaatkan jaringan sosial media untuk promosi 

Dulu pemasaran butuh modal besar, sehingga hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang mampu melakukannya. Namun kini tidak. Orang mulai beralih dari TV ke internet, dimana semua orang bisa mengaksesnya dengan harga terjangkau. Tidak hanya mengakses untuk menikmati konten saja, kita juga bisa memasarkan bisnis melalui sosial media. Kita bisa mengembangkan cara-cara untuk mengoptimalkan kesempatan dan teknologi yang ada. Sosial media menjadi tempat terbaik memasarkan produk dengan harga murah.


You Might Also Like