Pahami Perbedaan Laporan Pendapatan Kotor dengan Laporan Pendapatan Bersih

pahami_perbedaan_laporan_pendapatan_kotor_dengan_laporan_pendapatan_bersih

Dalam pembahasan bisnis kita cukup sering mendengar penyebutan untuk istilah pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Istilah yang cukup mirip tersebut ternyata masih menjadi kebingungan sebagian orang. Ada yang menganggap keduanya sama saja dan ada juga yang memahami keduanya secara terbalik.Hal itulah yang akan dibahas lebih lanjut di dalam artikel ini. Tentang apa itu pendapatan kotor dan apa itu pendapatan bersih. Apa yang membedakan antara keduanya, termasuk perbedaan ketika penulisannya sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan perusahaan.

Pendapatan Kotor

Istilah ini pada umumnya juga sering disebut dengan Laba Kotor. Yaitu pendapatan atau laba yang dihitung dari pendapatan total penjualan produk dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Sedangkan Harga Pokok Penjualan adalah istilah yang dipakai untuk menyebut biaya pembuatan produk.Jadi, ketika ada biaya lain yang diluar proses pembuatan produk, seperti misalnya pajak, administrasi, biaya untuk proses penjualan, marketing, tidak termasuk dipertanggungkan. Berikut ini salah satu contohnya :

  • Hasil dari penjualan : Rp. 105.000.000
  • Harga Pokok Penjualan  : Rp. 45.000.000
  • Pendapatan kotor : Rp. 105.000.000 - Rp. 45.000.000 = Rp. 60.000.000

Laba Kotor muncul dalam keuangan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini :

  1. Faktor Harga Jual Produk 

Ini adalah hal pertama yang berpengaruh terhadap munculnya Laba Kotor, yakni harga jual per satuan produk. Karena dipahami bahwa harga jual produk yang semakin tinggi akan berdampak secara otomatis pada keuntungan yang semakin besar.Pada akhirnya tentu saja hal itu pun berpengaruh terhadap Laba Kotor Perusahaan. Karena dengan semakin tingginya harga jual produk, semakin banyaknya yang terjual, membuat laba kotor yang didapat oleh perusahaan juga semakin tinggi.

  1. Faktor Harga Pokok Penjualan 

Tentu saja HPP juga berpengaruh terhadap Laba Kotor. Karena ini menjadi biaya utama yang dikurangkan terhadap pendapatan untuk mengetahui Laba Kotor.Idealnya peningkatan HPP juga diimbangi dengan harga jual produk yang juga meningkat. Karena jika ternyata harga jual produk terlalu kecil, hal itu pada akhirnya justru membuat Laba Kotor lebih sedikit dan perusahaan bisa terancam rugi.

  1. Faktor Jumlah Barang/Produk

Ini adalah poin ketiga yang bisa berpengaruh terhadap laba kotor karena kita pahami bahwa semakin banyak produk atau jasa yang terjual, maka semakin besar pula peluang untuk peningkatan laba kotor.

Pendapatan Bersih

Setelah memahami apa itu Pendapatan Kotor atau Laba Kotor, kita beralih untuk membahas tentang apa itu Pendapatan Bersih. Seperti halnya dengan Pendapatan Kotor, istilah satu ini juga sering disebut sebagai Laba Bersih. Dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Net Income.Laba Bersih digunakan untuk menyebut besar pendapatan bersih (Laba Kotor) dikurangi biaya-biaya diluar Harga Pokok Penjualan. Jadi hanya dikurangkan terhadap biaya-biaya diluar proses produksi, seperti misalnya biaya untuk membayar pajak, proses marketing, administrasi, penjualan dan seterusnya.Berikut contoh untuk perhitungan dari Laba Bersih :

Hasil total penjualan produk Rp. 105.000.000
Harga Pokok PenjualanRp. 45.000.000
Biaya Administrasi Rp. 2.500.000
Biaya Marketing Rp. 10.000.000
Biaya Gaji Pegawai Rp. 20.000.000
Pajak Rp. 1.000.000
Laba bersih Rp. 26.500.000

Laba atau pendapatan bersih bisa didistribusikan ke dalam dua akun. Itu bisa dimasukkan ke dalam akun Laba Ditahan. Dalam arti, dana itu tidak dibagikan kepada pemilik modal. Melainkan disimpan untuk investasi atau rencana pengembangan perusahaan berikutnya. Sedangkan pilihan kedua didistribusikan ke para pemegang saham.

Perbedaan Fungsi Laba Bersih dan Laba Kotor

Dari apa yang kita pahami di atas, masing-masing dari Laba Bersih dan Laba Kotor tentunya memiliki fungsi yang berbeda. Laba Kotor digunakan untuk memberikan gambaran tentang besarnya pendapatan setelah dikurangi HPP. Hal itu tentu saja penting, karena dengan begitu bisa diketahui apakah sisanya cukup untuk mengatasi biaya lainnya.Bayangkan saja jika ada perusahaan yang Laba Kotornya ternyata tidak cukup untuk digunakan membayar biaya lain seperti administrasi, gaji pegawai, pajak dan lainnya. hal itu akan menyebabkan masalah serius, bahkan aktivitas bisnis bisa berhenti total. Misalnya karena karyawan mogok kerja akibat dari gaji yang tak dibayarkan.Umumnya Laba Kotor dihitung pada saat akhir periode. Jadi jika perusahaan menggunakan periode bulanan, Laba Kotor akan dihitung dan dimasukkan ke dalam Laporan keuangan bulanan perusahaan. Besar Laba Kotor yang diketahui, nantinya dipakai untuk membayar biaya operasional (biaya selain proses produksi), hingga akhirnya didapatkan sisa Laba Kotor.Sedangkan untuk Laba Bersih, yang dikurangkan terhadap seluruh biaya, umumnya dihitung pada akhir tahun. Sehingga Laba bersih akan ditemukan pada Laporan Keuangan Tahunan perusahaan. Karena dengan begitu akan didapatkan besar laba bersih yang bisa dibagikan kepada pemilik saham atau ditahan untuk pengembangan perusahaan.Besar dari Laba bersih yang didapatkan perusahaan juga nantinya digunakan untuk menyusun formula rasio keuangan perusahaan. Misalkan seperti Rasio Laba Per Saham atau yang disebut juga dengan Earning per Share ataupun Margin Laba Bersih, yang juga disebut dengan Net Profit Margin.Jika Anda adalah pegawai perusahaan yang sering berurusan dengan Laporan Keuangan, maka sangat penting untuk memahami kedua jenis Laporan Pendapatan tersebut. Karena masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dalam analisa keuangan perusahaan.Jika Anda membaca pada bagian Laba Kotor, Anda bisa mendapatkan gambaran tentang besar keuntungan yang bisa didapatkan dari penjualan produk tertentu. Misalkan Anda menjual beberapa jenis produk, Anda bisa membandingkan mana produk yang memberikan Laba Kotor lebih besar bagi perusahaan.Hal itu tentu saja sangat berguna pada perumusan strategi berikutnya, misalkan dalam penetapan prioritas dalam marketing. Produk mana yang diberikan budget lebih besar untuk marketing misalnya.Sedangkan untuk Laba Bersih dalam laporan keuangan, bisa digunakan untuk memberikan gambaran tentang seberapa bisnis bisa berkembang. Karena laba bersih itu yang nantinya dipakai untuk menambah aset perusahaan, untuk mengembangkannya. Selain juga tentunya memberikan gambaran tentang potensi perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.Besar dividen yang mampu dibagi tiap tahunnya, tentu saja menjadi info penting pagi setiap investor sebelum memutuskan untuk ikut menanamkan modalnya.Jadi itulah perbedaan dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih, serta bagaimana hal itu dilaporkan dalam keseluruhan laporan keuangan. Semoga bermanfaat!


You Might Also Like