Pengertian dari goodwill yaitu aset dalam neraca keuangan perusahaan, hal ini diklasifikasikan dalam aset yang tidak ada wujudnya. Hal ini muncul pada saat terjadi akuisisi didalam suatu perusahaan pada suatu perusahaan yang lainnya.

 

Goodwill ini timbul terjadi saat pembayaran (pembelian) atas perusahaan lain, dengan harga pasar aset bersih (nilai buku). Selisih inilah yang dinamakan dengan goodwill.

Goodwill ini merupakan presentasi angka yang lebih besar daripada nilai buku yang dibayarkan.

 

Pada suatu perusahaan agar bisa mendapatkan perusahaan lainnya.

Berikut ikut ini akan kami berikan contoh : misalnya pada perusahaan A ingin membeli sebuah perusahaan B untuk ekspansi usahanya.

 

Pada perusahaan B memiliki total aset hingga Rp 1.000, lalu memiliki Liabilitas sebesar Rp 350 dan total Equity Rp 650. Perusahaan B jual mahal pada perusahaan A, karena perusahaan B tahu bahwa perusahaannya sangat strategis untuk perusahaan A.

 

Setelah bernegosiasi dengan lama dan sudah melelahkan, akhirnya perusahaan B mau dibeli oleh perusahaan A dengan harga Rp 850.

Lalu bagaimana kah selanjutnya?

 

Silahkan lihat perhitungan berikut ini :

Harga Beli

:

850

Total Aset

:

1000

Net Aset*

:

650

 *Net Aset: Total Aset-Total Kewajiban (utang)

Total Aset Bersih pada Perusahaan B sebesar Rp 650, tetapi perusahaan dibeli oleh perusahaan A dengan harga Rp 850. Dengan begitu masih ada selisih sebesar Rp 200. Selisih itulah yang disebut dengan goodwill, mungkin Anda bertanya apa ini sebuah kerugian?

Hal ini jika dilihat dari angka memang lebih mahal, tetapi dengan membeli perusahaan B ini, maka perusahaan A akan mendapatkan manfaat jauh lebih besar. Pada waktu yang akan datang, karena ini akan mengalir hingga beberapa tahun kedepan. Jika dilihat secara sederhana perusahaan A melakukan penjurnalan seperti berikut ini :

Debit

|

Aset

 

Rp 1.000

 

Debit

|

Goodwill

 

Rp    200

 

Kredit

|

 

Kas

 

Rp 850

Kredit

|

 

Liabilitas

 

Rp 350

 

Notes:

  • Ini hanya sebuah contoh yang sangat sederhana saja, dan biasanya ditulis terdiri dari aset apa saja, liabilities apa saja, dan detail lain nya serta tentunya lebih kompleks.

 

Apa Anda sudah ada gambaran tentang goodwill?

Goodwill ini bisa dikatakan aset yang tidak berwujud, yang mungkin paling tak berwujud karena goodwill paling susah untuk diukur secara andal.

 

Perolehan Goodwill

Goodwill ini akan timbul, karena ada aktivitas sebuah perusahaan yang dibeli oleh perusahaan lainnya. Dimana harga perusahaan ini lebih besar dari harga kekayaan bersih sebuah perusahaan.

 

Tetapi jika sebuah perusahaan dibeli dengan harga dibawah dari kekayaan bersih sebuah perusahaan ini disebut dengan goodwill negatif. Logikanya sama saja sebenarnya, hanya saja ini dibolak balik saja.

 

Amortisasi Goodwill

Amortisasi istilah lain dari penyusutan, jika pada aktiva tetap ada istilah penyusutan. Pada aset yang tidak berwujud seperti halnya goodwill, penyusutan ini disebut juga dengan amortisasi. PSAK menyebutkan bahwa amortisasi ini merupakan alokasi jumlah tersusutkan secara sistematis.

 

Atas sebuah aktiva yang tidak berwujud selama masa manfaat ekonomisnya. Harga perolehan dari aktiva yang tidak berwujud ini dibebankan secara periodik ke dalam rugi atau laba sebuah perusahaan.

 

Ini berdasarkan perkiraan terbaik atas masa dari goodwill. Metode amortisasi yang sering kali digunakan yakni metode garis lurus, dan dilakukan pada setiap tutup buku 31 desember. Dilakukan pembebanan amortisasi goodwill ke dalam laporan laba rugi, sekaligus nilai buku goodwill pada neraca dikurangi.

Dec 31:

Debit

|

Amortisasi Goodwill

Rp xxx

 

Kredit

|

Akumulasi Amortisasi Goodwill

 

Rp xxx

 

Rp xxx ini sebuah jumlah goodwill dibagi sebanyak beberapa tahun, manajemen mengamortisasikan dengan berdasarkan pikiran terbaik atas manfaat dari goodwillnya.

Dan yang terpenting masih dalam kewajaran.

 

Berikut ini kami berikan contoh goodwill sebesar Rp 200. Ini diamortisasi selama 5 tahun, sehingga setiap tahunnya Rp 200/5 = Rp 40. Dalam penentuan berapa tahun yang dibutuhkan dalam mengamortisasi goodwill ? Hal ini menjadi banyak perdebatan

 

penghapusan goodwill

Apa sebenarnya tujuan dari penghapusan goodwill ini?

Jika goodwill yang didapatkan dari pembelian sebuah perusahaan terdahulu, ini sudah diakui tidak memberikan manfaat lagi bagi sebuah perusahaan.

 

Lalu untuk apakah goodwill ini diperhatikan?

Maka karena itulah perlu adanya penghapusan sebuah goodwill

 

Apa tujuan penghapusan Goodwill ?

Pencatatan jurnalnya :

Debit

|

Amortisasi Goodwill

Rp xxx*

 

Kredit

|

Akumulasi Amortisasi Goodwill

 

Rp xxx*

 * Rp xxx adalah Nilai sebuah Buku saat penghapusan

 

Penurunan Goodwill

Penurunan ini juga diperlukan jika manfaat yang diberikan dari goodwill diakui telah menurun. Jurnal penurunan ini sama dengan jurnal pencatatan write-off, ini hanya berbeda nominalnya saja. Nilai penurunan sebuah goodwill ini hanya sebesar nilai yang turun saja, dan bukan nilai goodwill seluruhnya.

 

Polemik Goodwill

Sebenarnya amortisasi goodwill ini sudah menjadi polemik tersendiri. Bahkan ini menjadi kontroversi, antara dihapuskan atau tidak dihapuskan. Bahkan FASB pada tahun 2005 yang lalu sudah memutuskan amortisasi goodwill ini sudah tidak diperkenankan untuk dilakukan kembali. Dan amortisasi goodwill ini sudah tidak boleh lagi diterapkan oleh IAS (International Accounting Standard).

 

Nah itulah tadi pengertian cara dan contoh menghitung nilai goodwill (aset tidak berwujud) pada perusahaan yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga artikel mengenai perhitungan Goodwill ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih.