banner iklan

Pengertian, Ciri-Ciri dan Perbedaan dari Utang Jangka Panjang dan Utang Jangka Pendek dalam Akuntansi

pengertian_ciri_ciri_dan_perbedaan_utang_jangka_panjang_dan_utang_jangka_pendek_dalam_akuntansi

Utang merupakan hal yang lumrah dalam dunia bisnis. Setiap laporan keuangan perusahaan pasti memiliki akun utang. Tidak semua utang terjadi karena kondisi perusahaan sedang bermasalah, namun bisa jadi untuk perputaran keuangan dalam proses bisnis. Selama nilai aset masih jauh diatas nilai utang, maka pasti dipastikan perusahaan masih dalam kondisi aman.Lantas mengapa perusahaan tidak langsung membayar lunas utang tersebut, sehingga pada laporan keuangan nilai utang bisa di nol kan? Tentunya untuk menjaga pengeluaran yang berlebihan, serta memanfaatkan fasilitas utang yang diberikan oleh pihak lain. Untuk mengatur pembayaran agar tidak serentak, maka muncullah jenis utang berdasarkan waktunya, yaitu utang jangka panjang dan utang jangka pendek. Untuk lebih memahami, maka berikut penjelasan lengkap, mulai dari perbedaan, ciri-ciri dan perbedaan dari utang jangka panjang dan jangka pendek.

Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya relatif lama, biasanya dalam satu periode akuntansi atau bahkan lebih dari itu. Keuntungan dari utang ini, perusahaan dapat meningkatkan nilai aset (baik dalam bentuk investasi, maupun pembelian aset bergerak dan tidak bergerak) dan keuntungan dalam laporan keuangan pada periode tersebut, serta membuat perputaran uang menjadi relatif cepat. Jika utang tersebut terjadi akibat pembelian bahan atau barang yang akan dijual kembali, maka perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas untuk melakukan penjualan terlebih dahulu. Dari hasil penjualan itulah dapat digunakan untuk membayar utang nantinya. Bahkan bisa digunakan untuk kepentingan lain perusahaan yang lebih mendesak. Namun hampir tidak ada supplier yang menyediakan utang jangka panjang. Biasanya utang jangka panjang juga bisa timbul karena pembelian aset juga. Seperti pembelian kendaraan perusahaan, tanah atau gudang.Kelebihan lainnya adalah dapat memperkuat modal dari perusahaan dan menunjukan rasio ekuitas, yaitu merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau kewajiban. Nantinya, hal ini berguna untuk perusahaan jika ingin kembali meminjam uang di bank dan meyakinkan investor dalam menginvestasikan uang mereka.

Ciri-ciri dari utang jangka panjang adalah:

  1. Tanggal jatuh temponya kurang lebih dalam 1 periode akuntansi atau 1 tahun, bahkan bisa lebih dari itu.
  2. Ada aset atau barang jaminan, bisa berupa sertifikat, BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor), atau surat berharga lainnya.
  3. Pembayaran dilakukan dengan cara cicilan atau berjangka, dengan menggunakan bunga sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
  4. Didapat dari lembaga keuangan atau supplier yang menyediakan utang jangka panjang.

Tidak semua perusahaan dapat mengajukan utang jangka panjang. Tentunya pihak pemberi pinjaman harus mengevaluasi, apakah perusahaan tersebut kira-kira dapat mengembalikan sejumlah pinjaman beserta bunganya pada waktu jatuh tempo. Berikut persyaratan yang harus dimiliki untuk dapat mengajukan pinjaman jangka panjang:

  1. Perusahaan harus memiliki pencatatan atau laporan keuangan yang rutin disusun setiap akhir periode akuntansi. Tujuannya agar pemberi pinjaman dapat melihat perputaran keuangan perusahaan setiap tahunnya. Dengan begitu bisa disesuaikan dengan kemampuan membayar dan jatuh temponya. Nantinya perusahaan wajib menyerahkan laporan keuangan secara rutin kepada pihak pemberi pinjaman, mulai dari saat diadakannya utang sampai pelunasan.
  2. Perusahaan harus rutin dalam membayar pajak dan kewajiban lainnya yang berhubungan dengan kegiatan operasional. Dengan rutin membayar pajak, maka memastikan bahwa perusahaan telah terdaftar, dan memiliki resiko yang sangat kecil untuk lari dari tanggung jawabnya.
  3. Perusahaan telah terdaftar, yaitu memiliki surat ijin usaha dan sejenisnya. Tujuannya untuk membuktikan bahwa pemberi pinjaman benar meminjamkan kepada perusahaan dan demi kepentingan perusahaan, bukan untuk keuntungan pribadi maupun digunakan untuk menipu (perusahaan bodong)

Utang Jangka Pendek

Jenis utang selanjutnya berdasarkan waktu pembayaran adalah utang jangka pendek, yaitu utang yang memiliki waktu jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Utang ini sangat umum dan wajar terjadi pada keseharian.Dalam akuntansi, utang jangka pendek dan pelunasannya akan tercatat setiap periodenya pada laporan keuangan. Paling umum utang ini terjadi untuk keperluan jual beli perusahaan. Contoh, pembelian bahan baku, bahan mentah atau barang jadi yang untuk dijual kembali. Tujuan adanya utang jangka pendek bagi perusahaan adalah untuk mempercepat perputaran keuangan, sehingga pada saat pembayaran, barang tersebut telah terjual. Jadi secara sistemnya, yang membayar utang secara tidak langsung adalah customer (pelanggan), bukan perusahaan. Ini tidak akan mengganggu atau mengurangi modal maupun keuntungan pada laporan keuangan.Contoh utang jangka pendek yang bisa terjadi dalam proses bisnis adalah sebagai berikut:

  1. Utang dagang atau utang jasa

Utang yang timbul akibat adanya transaksi pembelian barang atau jasa dari pihak luar. Barang dan jasa yang dimaksut bisa berupa untuk penjualan kembali, atau untuk kelancaran kegiatan perusahaan, misalkan pembelian perlengkapan kantor (buku, tinta printer, mesin fotokopi, dll) atau jasa cleaning service dan maintenance peralatan.

  1. Dividen

Dividen terjadi ketika perusahaan merupakan jenis perseroan dan memiliki saham di IDX. Pembagian dividen terjadi setiap periode akuntansi, dan akan masuk dalam laporan keuangan.

  1. Utang biaya

Pengeluaran yang dilakukan perusahaan secara rutin, biasanya jatuh temponya setiap bulan dan masuk dalam beban. Contohnya biaya listrik, air, telepon, internet dan pulsa.

  1. Pendapatan diterima dimuka

Utang ini terjadi ketika konsumen telah membayar sejumlah uang kepada perusahaan, namun belum menerima barang atau jasa dari perusahaan. Utang jangka pendek jenis ini tidak dalam bentuk uang, tetapi tetap termasuk dalam golongan utang, karena adanya kewajiban perusahaan yang belum terselesaikan.

  1. Utang wesel

Utang dalam bentuk uang tunai kepada pihak tertentu, dengan menggunakan perjanjian hitam diatas putih sebagai bentuk bukti, tanpa menggunakan jaminan apapun.Melalui jenis utang jangka pendek diatas, maka dapat disimpulkan ciri-ciri dari utang ini adalah:

  1. Jatuh temponya dibawah 1 tahun atau 1 periode akuntansi.
  2. Pembayaran secara langsung, sejumlah utang yang tertera dan tidak menerima pembayaran berjangka atau cicilan.
  3. Tidak memiliki bunga.
  4. Tidak membutuhkan jaminan, hanya berdasarkan kepercayaan atau perjanjian tertulis.

Dari keterangan diatas, maka dapat dipastikan perbedaan mendasar antara utang jangka panjang dan utang jangka pendek. Perbedaannya terletak pada waktu jatuh tempo, metode pembayaran (langsung dan berjangka), bunga yang timbul atas utang tersebut, serta jaminan yang diperlukan.Baik utang jangka panjang maupun jangka pendek harus diselesaikan sesuai kesepakatan dan tepat pada waktunya. Hal ini untuk membuktikan bagi pihak luar, bahwa perusahaan mampu menyelesaikan kewajiban. Tentunya membantu bagi perusahaan, jika ingin melakukan utang di kemudian hari. Semakin baik perusahaan dalam membayar utang maka semakin mudah melakukan pinjaman atau utang.


You Might Also Like