banner iklan

Pengertian dan Perbedaan Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Beserta Contohnya

pengertian_dan_perbedaan_biaya_langsung_dan_biaya_tidak_langsung_beserta_contohnya

Pengetahuan dasar tentang pencatatan biaya operasional sangat penting dipelajari oleh para pengusaha. Karena dalam menjalankan roda bisnis, tentu biaya akan melekat di setiap bagian manapun. Mulai dari biaya produksi, biaya pemasaran, biaya operasional, biaya SDM, dan sebagainya.Kesalahan pebisnis dalam melakukan pencatatan biaya usaha, dapat mengakibatkan kesemrawutan manajemen dan mendorong kesalahan dalam membuat perencanaan ke depan. Bila diteruskan, apalagi dalam iklim bisnis yang darurat karena pandemi sekarang ini, dapat menyebabkan sulitnya mengambil keputusan-keputusan strategis.Manajemen terhadap biaya dalam bisnis juga memiliki peran penting pada saat penganggaran biaya dalam memutuskan kebijakan. Misalnya pada saat produksi, dengan pencatatan biaya yang baik pelaku bisnis dapat menetapkan anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku, biaya perawatan mesin produksi, biaya pemasaran, dan lain-lain.Setiap biaya yang dikeluarkan dalam bisnis Anda, perlu dilakukan pencatatan yang rapi. Tujuannya agar Anda bisa mengontrol dan melacak uang yang Anda keluarkan dalam bisnis Anda. Untuk melacaknya, Anda memerlukan ilmu akuntansi khususnya biaya langsung dan biaya tidak langsung.Biaya merupakan uang yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga dalam rangka mendapatkan keuntungan atau laba usaha. Biaya bisa digolongkan menjadi berbagai macam seperti biaya variabel, biaya tetap, biaya operasional, biaya perawatan aset, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya langsung, biaya tidak langsung , dan biaya investasi. Dalam artikel ini, Ukirama akan mendalami tentang biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Pengertian dan Contoh Biaya Langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang dibebankan secara langsung kepada objek biaya. Biaya langsung mudah untuk dilacak dan diprediksi besaran biayanya. Penentuan biaya langsung biasanya dipegang oleh masing-masing departemen.Alasanya karena masing-masing departemen memiliki anggaran operasionalnya masing-masing. Anggaran ini nantinya diajukan kepada manajer di setiap departemen untuk meminta persetujuan.  Besaran biaya langsung biasanya bersifat konstan dan kontinyu atau berkelanjutan. Maka dari itu, mudah diketahui besarannya dan mudah untuk dilacak.Biaya langsung biasanya digunakan untuk membiayai karyawan pada saat menghasilkan suatu produk, membiayai semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, biaya yang terkait dengan peningkatan kualitas SDM, dan lain-lain. Biaya langsung dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

  1. Biaya material

Biaya ini terkait dengan hal-hal yang menjadi bahan baku maupun barang-barang yang dibutuhkan dalam setiap proses produksi. Biasanya berupa bahan baku yang bisa habis dan barang-barang produksi yang tidak cepat habis seperti mesin-mesin.Contohnya, ketika Anda ingin mendirikan bisnis konveksi. Maka biaya langsung yang dibutuhkan terkait dengan biaya material adalah biaya bahan baku yang meliputi benang jahit dan bahan. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian aset produksi yang tidak cepat habis seperti  alat mesin jahit, jarum, kendaraan, dan lain-lain juga termasuk biaya langsung.

  1. Biaya SDM (Sumber Daya Manusia)

Biaya langsung SDM adalah pengeluaran yang dibutuhkan oleh SDM seperti biaya program peningkatan keterampilan SDM, gaji SDM, biaya konsumsi SDM, biaya perjalanan, dan lain-lain.Contohnya dalam proses rekrutmen industri konveksi, pebisnis wajib mengeluarkan biaya yang bersifat langsung seperti gaji SDM rekrutmen. Dan pembayaran gaji karyawan ini tentu bersifat kontinyu atau berkelanjutan. Maka dari itu disebut sebagai biaya langsung.Begitu juga, misalnya Anda mengeluarkan biaya untuk pelatihan keterampilan SDM. Anda perlu mengeluarkan biaya secara langsung untuk trainer, membiayai gedung pelatihan, dan konsumsi pada saat pelatihan.

Pengertian dan Contoh Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak bisa dihubungkan dan dibebankan secara langsung kepada objek biaya, namun kedepannya tetap menjadi beban perusahaan. Contohnya, yaitu biaya perawatan gedung seperti listrik, pdam, dan perawatan gedung.Berbeda dengan biaya langsung yang bisa ditebak dan bisa langsung dikeluarkan besaran biayanya, biaya tidak langsung akan tetap dikeluarkan namun untuk jangka waktu pembayaran tidak pada waktu itu juga. Biasanya bisa model cicilan, pengeluaran yang sifatnya setoran di akhir, maupun biaya-biaya untuk kebutuhan yang tak terduga.Jenis-jenis biaya tidak langsung bisa dibagi menjadi:

  1. Biaya Overhead

Biaya overhead merupakan biaya tambahan yang tidak terikat langsung dengan proses produksi namun tetap harus disiagakan supaya produksi dapat berjalan dengan baik. Contoh dari biaya overhead adalah biaya pengurusan izin usaha, biaya pengurusan pembangunan gedung atau kantor, biaya kualitas kontrol produk, biaya untuk penyewaan kantor, dan lain-lain.Atau misalkan Anda ingin membangun kantor sendiri, maka anda perlu menyiapkan izin surat HO dan IMB (ijin mendirikan bangunan) kantor. Tentunya membutuhkan biaya dalam proses pengurusannya seperti biaya pembuatan ijin usaha (SIUP), serta membayar notaris untuk membuatkan izin usahanya.Bila perusahaan anda mengalami keterbatasan biaya untuk pembangunan gedung, maka anda perlu mengalokasikan anggaran untuk biaya sewa kantor. Penyewaan kantor tidak bisa hanya dilakukan misalnya untuk satu bulan saja. Biasanya, perjanjian sewa kantor minimal satu tahun keatas. Anda perlu mengeluarkan biaya sewa ini, dan bisa saja bersifat tidak langsung. Misalnya, Anda membayar DP sekian persen di awal. Kemudian mencicilnya setiap tahun.Contoh lainya adalah anggaran biaya kontrol kualitas produk. Bila anda memiliki produk makanan, maka anda perlu mendapatkan label halal oleh MUI dan ijin terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Tentu saja, dalam proses mendapatkan label MUI dan BPOM, anda perlu mengeluarkan biaya secara tak langsung.

  1. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga merupakan biaya yang disisihkan oleh pengelola bisnis untuk mempersiapkan bisnis di saat ada kondisi darurat pada waktu yang akan datang. Tidak ada yang bisa menebak kapan biaya tak terduga ini akan dikeluarkan. Namun, biaya ini harus dimiliki oleh setiap bisnis.Contohnya pentingnya biaya tak terduga yaitu seperti biaya cadangan untuk menghadapi krisis seperti wabah, krisis, ataupun bencana alam. Bila pengusaha tidak menyiapkan biaya tidak langsung, sangat besar potensi bisnis mengalami kebangkrutan.

Kesimpulan Perbedaan Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung

Dari pengertian diatas, bisa ditarik kesimpulan perbedaan utama antara biaya langsung dan biaya tidak langsung. Perbedaan yang utama, biaya langsung dapat diketahui besarannya di awal, sedangkan biaya tidak langsung tidak bisa.Perbedaan lainya bisa dilihat dari output alokasinya. Biaya langsung hanya dapat mendukung sebuah produk/proyek saya. Misalkan ketika mengeluarkan biaya langsung pembelian kain bahan masker, maka hanya mendukung produksi masker saja. Sedangkan biaya tidak langsung memiliki dampak ke beberapa produk/proyek sekaligus seperti pada gedung yang bisa digunakan dalam jangka panjang / gaji karyawan yang mendukung berjalannya operasional semua departemen.


You Might Also Like