Pengertian, Kegunaan, dan Contoh Cara Membuat Jurnal Pembalik (Reversing Entry)

pengertian__kegunaan_dan_contoh_cara_membuat_jurnal_pembalik__reversing_entry

Bagi Anda, mungkin istilah Jurnal Pembalik tak sepopuler seperti Jurnal Umum. Wajar karena memang jurnal ini sifatnya opsional, artinya tak wajib untuk digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Hanya dipakai ketika dibutuhkan saja oleh akuntan. Ingin tahu bagaimana lebih lengkapnya? Simak ulasannya di bawah ini!

Pengertian Jurnal Pembalik

Dalam akuntansi, jurnal pembalik berarti jurnal untuk membalikkan jurnal penyesuaian, dimana nantinya itu akan berefek terhadap akun neraca. Jurnal yang istilah lainnya Reverse Entry ini dibuat di awal periode akuntansi, fungsinya untuk membalik jurnal penyesuaian hingga nantinya muncul perkiraan riil yang baru. Jurnal ini sifatnya opsional karena akuntan boleh menggunakannya maupun tidak. Umumnya jurnal ini digunakan untuk membalik jurnal penyesuaian dari periode sebelumnya.

Kegunaan Jurnal Pembalik

Jurnal ini dibuat dengan beberapa kegunaan berikut ini :

  • Menyederhanakan penyusunan jurnal di akuntansi periode berikutnya, tentu saja akhirnya sangat bermanfaat khususnya untuk perusahaan yang membuat ayat jurnal sangat banyak. Riset jurnal penyesuaian lebih mudah, karena ada pemetaan pembukuan. 
  • Memudahkan akuntan mencatat transaksi di awal periode akuntansi, terutama jika itu berhubungan dengan ayat  jurnal penyesuaian. 
  • Mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh akuntansi, misalkan untuk menghindari pendapatan yang dobel saat penyusunan ayat jurnal penyesuaian. Selain juga ada potensi pengakuan biaya yang dobel. 

Perlu dipahami bahwa tidak semua akun dalam jurnal penyesuaian membutuhkan peran jurnal pembalik. Hanya akun yang memunculkan akun riil baru atau yang belum terlihat di neraca saldo saja yang membutuhkannya. Berikut ini beberapa akun yang membutuhkan jurnal pembalik :

  • Beban yang dibayar di muka 

Akun ini membutuhkan jurnal pembalik jika dicatat sebagai beban. Bagi Anda yang belum memahami, ini adalah akun yang digunakan untuk mengistilahkan biaya yang sudah dibayarkan oleh perusahaan, tapi belum dicatat sebagai beban di periode tersebut 

  • Beban yang masih harus dibayar 

Yang dimaksud disini adalah biaya yang masih dibayar oleh perusahaan hingga periode akuntansi berakhir, sehingga masih berlanjut di periode berikutnya. 

  • Pendapatan diterima di muka 

Seperti halnya beban yang dibayar di muka, akun ini membutuhkan jurnal pembalik jika dicatat sebagai pendapatan. Ini adalah akun yang digunakan untuk mencatat pendapatan yang diterima oleh perusahaan di awal transaksi, dimana hal itu belum dilakukan dengan pelanggan. 

  • Pendapatan yang masih akan diterima 

Hampir sama dengan poin kedua, bedanya ini adalah akun pendapatan. Artinya pendapatan sudah terjadi, tapi karena alasan tertentu hal itu belum diakui sebagai pendapatan. 

  • Pemakaian atas perlengkapan 

Akun ini membutuhkan jurnal pembalik jika dicatat sebagai beban. Diistilahkan sebagai biaya karena biasanya digunakan untuk menyebut perlengkapan yang dipakai secara rutin. 

Contoh Cara Membuat Jurnal Pembalik

Setelah memahami kegunaan dan akun yang bisa menggunakannya, kali ini akan kami bahas tentang contoh menerapkannya dalam akuntansi. 

  1. Jurnal Pembalik untuk Beban dibayar di muka 

Contoh kasus :Pada tanggal 1 Desember 2019 ada biaya yang harus dibayar di muka oleh perusahaan yakni uang sewa untuk gudang. Biayanya sebesar Rp. 500.000.000.Jurnal (1 Desember 2019)Beban sewa Rp. 500.000.000 Kas Rp. 500.000.000Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2019)Sewa dibayar di muka Rp. 300.000.000 Beban Sewa Rp. 500.000.000Jurnal Pembalik (1 Januari 2020)Beban sewa Rp. 500.000.000 Sewa dibayar di muka Rp. 500.000.000

  1. Jurnal Pembalik untuk pendapatan diterima di muka 

Contoh kasus :Pada tanggal 1 Desember 2019 perusahaan menerima pendapatan untuk penyewaan ruko. Biayanya sebesar Rp. 100.000.000.Jurnal (1 Desember 2019)Kas Rp. 100.000.000 Pendapatan sewa di muka Rp. 100.000.000Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2019)Pendapatan sewa Rp. 70.000.000 Sewa diterima di muka Rp. 70.000.000Jurnal Pembalik (1 Januari 2020)Sewa diterima di muka Rp. 70.000.000 Pendapatan sewa Rp. 70.000.000

  1. Jurnal Pembalik untuk Beban yang belum dibayar 

Contoh kasus :Pada tanggal 31 Desember 2019, perusahaan belum membayar gaji karyawan sebesar :

    • Gaji Karyawan Kantor Rp. 15.000.000
    • Gaji Karyawan Pemasaran Rp. 20.000.000

Berikut ini jurnal penyesuaian seandainya gaji itu akan dibagikan kepada karyawan tanggal 1 Januari 2017 :Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2019)Beban Gaji penjualan Rp. 20.000.000Beban Gaji pegawai kantor Rp. 15.000.000Beban utang gaji Rp. 35.000.000Jurnal Pembalik (1 Januari 2020)Beban utang gaji Rp. 35.000.000 Beban Gaji penjualan Rp. 20.000.000Beban Gaji pegawai kantor Rp. 15.000.000Jurnal (1 Desember 2019)Beban Gaji penjualan Rp. 20.000.000Beban Gaji pegawai kantor Rp. 15.000.000Kas Rp. 35.000.000

  1. Jurnal Pembalik untuk Pendapatan yang belum diterima 

Contoh kasus :Pada tanggal 1 April dan 1 Oktober, perusahaan mendapatkan pendapatan dari bunga bank sebesar Rp. 2.000.000. maka berikut ini penulisannya dengan jurnal pembalik :Jurnal Piutang Bunga Rp. 2.000.000Pendapatan bunga Rp. 2.000.000Jurnal Pembalik (1 Januari 2020)Kas Rp. 2.000.000Piutang Bunga Rp. 2.000.000Jadi itulah bagaimana contoh penerapan jurnal pembalik untuk beban yang dibayar di muka, pendapatan yang diterima di muka, beban yang belum dibayar dan pendapatan yang belum diterima. Masing-masing memiliki pola yang berbeda, namun maksud yang sama, yakni memudahkan untuk pencatatan pada jurnal di periode berikutnya. Pada dasarnya memang benar, jurnal ini bersifat opsional, artinya seorang akuntan boleh menggunakannya maupun tidak dalam penyusunan laporan keuangan. Tapi perlu dipahami bahwa ini juga hal yang penting untuk dipahami oleh seorang akuntan khususnya, karena akan membantu memudahkan pekerjaannya. Prinsip berikutnya adalah jurnal ini harus digunakan pada saat yang tepat dan tidak justru membuat orang yang membacanya bertambah bingung. Termasuk juga akuntan perlu memastikan hal ini tidak justru mengganggu pembacaan terhadap jurnal-jurnal yang wajib. Jadi sekiranya memang pencatatan berpotensi memunculkan akun dobel, lebih baik akuntan menggunakan jurnal pembalik ini. Entah itu untuk akun biaya ataupun akun pendapatan, seperti yang sudah dipaparkan di atas. Dengan begitu, manajer perusahaan maupun direksi lain yang terkait akan lebih mudah untuk memahami laporan keuangan. Semoga bermanfaat!


You Might Also Like