Dalam memproduksi barang perusahaan Anda tentu akan menghitung dulu berapa cost yang keluar dalam satu kali proses produksi. Hal ini berhubungan dengan nilai jual barang yang Anda tawarkan. Jangan sampai harga jual jauh lebih rendah dari biaya produksi karena hal tersebut akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan Anda. Kecuali kalau Anda sedang melakukan promosi sehingga harga jual barang bisa ditekan lebih rendah dengan kuantitas yang banyak, sehingga akan tetap menghasilkan keuntungan. 

Dalam prinsip ekonomi terdapat konsep marginal cost = marginal revenue.

Marginal cost adalah tambahan biaya yang keluar setiap ada penambahan satu unit produksi. Sedangkan marginal revenue adalah tambahan laba yang diperoleh dari tambahan penjualan satu unit barang. Konsep MC=MR tersebut merupakan kondisi break-even point atau balik modal.


Secara konsep dengan mudah Anda dapat menemukan posisi kapan Anda harus menambah dan mengurangi jumlah produksi barang sesuai dengan kapan balik modalnya. Jangan hitung waktu balik modal, melainkan hitung berapa jumlah barang yang harus dijual jika Anda melakukan perampingan pada harga sebagai strategi promosi. Konsep antara MC dan MR adalah konsep yang ditawarkan dari sudut pandang ekonomi, sedangkan dari sudut pandang akuntansi dikenal dengan konsep standard cost of production. Apa itu standard cost of production? Berikut detail informasinya.

Pengertian 

Sebelum  Anda menetapkan harga barang yang akan ditawarkan ke pasar, idealnya Anda sudah menghitung berapa biaya produksi dari satu barang yang Anda jual. Tetapi, bagaimana metode yang tepat untuk menghitung biaya produksi tersebut yang menjadi pembahasan. Metode biaya standar adalah suatu metode perhitungan untuk menghitung biaya suatu produksi yang sudah memasukan variabel seperti efisiensi, kondisi ekonomi dan faktor lain yang berhubungan dengan unit tambahan produk dalam produksi. Metode biaya standar memungkikan pencatatan keuangan untuk menentukan berapa biaya yang keluar dari setiap unit produksi dan dilihat selisihnya dengan pendapatan untuk menghasilkan profit perusahaan di awal produksi. Karena biaya standar produksi ini adalah kondisi yang belum terjadi, sehingga prediksi biaya standar sangat mungkin untuk berbeda dengan biaya aktualnya. 

Beberapa Jenis Standard Cost in Production

  1. Standar Teoritis 

Standar teoritis adalah standar yang sudah ditentukan di awal, sehingga dengan perhitungan yang kasar. Penggunaan standar ini biasanya digunakan dalam periode yang relatif panjang walaupun tidak selalu tepat. Karena fungsinya hanya memberikan gambaran kasar saja.

  1. Biaya Rata-rata 

Tidak semua perusahaan menggunakan biaya rata-rata waktu. Jenis biaya standar ini digunakan hanya ketika perusahaan mulai menerapkan penggunaan Standard Cost in Production.

  1. Standar Lama 

Keunikan dari jenis standard cost ini adalah memasukan unsur norma juga prediksi biaya yang akan terjadi di masa yang akan datang. 

  1. Attainable High Performance 

Keunikan dari jenis standard cost Attainable high performance adalah memasukan kemungkinan terjadinya inefisiensi biaya dimasa yang akan datang. 

Menentukan Standard Cost in Production

Terdapat dua komponen utama dalam menentukan biaya standar produksi ini, pertama adalah biaya bahan baku dan kedua adalah biaya tenaga kerja. Masing-masing dari komponen utama disusun berdasarkan beberapa jenis unitnya, berikut penjelasannya. 

  1. Bahan Baku Standar 

Biaya bahan baku standar terdiri dari harga unit, perubahan harga, standar untuk menetapkan bahan-bahan dan departemen pembelian. Seluruh komponen tersebut merupakan komponen yang menyusun biaya bahan baku standar. Dalam menentukan harga, bahan baku standar harus dikali dengan kuantitasnya yang diperoleh dari catatan periode sebelumnya atau melakukan penyelidikan teknis. 

  1. Tenaga Kerja Langsung

Komponen kedua terpenting dalam proses produksi adalah tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan beban tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan menggaji karyawan-karyawannya. Biaya tenaga kerja langsung ditentukan oleh jam kerja yang terdiri dari:

  • Jumlah rata-rata jam kerja 

  • Menguji operasi produksi di bawah standar keadaan normal

  • Menilai produktivitas dari karyawan secara langsung

  • Menyesuaikan taksiran yang sesuai dengan kapasitas, pengalaman dan pengetahuan karyawan 


Selain memasukan unsur-unsur di atas, upah standar yang dibayarkan ke karyawan juga ditentukan berdasarkan surat kontrak dan perjanjian, data historis gaji periode-periode sebelumnya dan penentuan tarif dalam kondisi normal. 

Overhead Pabrik 

Biaya overhead standar ditentukan oleh kondisi dari produksi itu sendiri. Apakah proses produksi berjalan dengan normal atau sesuai dengan teori dimana kapasita maksimum sesuai dengan target terakhir adalah kapasitas yang diprediksi baru akan dicapai di periode mendatang. Pembebanan biaya disebar pada unit produksi, biaya material, biaya tenaga kerja, jumlah jam kerja tenaga kerja dan jam kerja mesin. 

Cara dan Contoh Perhitungan 

Bahan Baku Standar 

Komponen

Harga 

Harga Beli

Rp 5000

Biaya Angkut

Rp 500

Potongan Pembelian 

(Rp 50)

Harga Standar Bahan Baku 

Rp 5450


Tenaga Kerja dan overhead  Standar 

Produk Standar 

1500Kg

2000Kg

4000Kg

Jumlah Jam Tenaga Kerja

3500

4500

6000

Kapasitas

60%

80%

100%

BOP Variabel 

750.000

1.000.000

1.250.000

BOP Tetap 

1.500.000

1.500.000

1.750.000

Jumlah BOP

2.250.000

2.500.000

3.000.000


Sumber Tarif 




Tarif ov pabrik variabel 

1.000.000 : 4500

= 222.22/jam


Tarif ov pabrik variabel

1.000.000 : 4500

= 333.33/jam


Tarif ov pabrik standar normal


=555.55/jam


*sumber: internet  

Kelebihan dan Kekurangan Standard Cost in Production 

Setelah Anda mengetahui tentang standard cost in production, apa saja jenis-jenisnya bagaimana cara menentukannya sekarang Anda perlu mengetahui kenapa harus menggunakan metode ini dan kenapa tidak. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode standard cost in production. 

Kelebihan 

Indikator utama untuk merasakan manfaat atau kelebihan dari metode standard cost in production  ini adalah penentuan yang realistis. Ketika biaya sudah ditentukan dengan realistis makan biaya actual yang keluar dan biaya yang diprediksikan dapat digunakan dalam masa yang cukup panjang. Biaya standar bisa menjadi pedoman untuk manajemen. Kedua, penentuan biaya standar bisa mengevaluasi metode produksi ketika terjadi inefisiensi. Ketiga adalah penyeleksian terbaik untuk tenaga kerja- tenaga kerja yang masuk ke dalam jajaran karyawan. 

Kekurangan 

Elastisitas standar bisa menjadi sangat longgar atau sangat ketat. Hal ini akan membuat perusahaan terlalu kaku atau bahkan terlalu boros dalam jangka waktu pendek. Itulah mengapa penentuan yang realistis menjadi sangat penting dalam menentukan biaya standar. Dalam jangka panjang tingkat elastisitas yang terlalu longgar atau terlalu ketat bisa mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian yang justru akan mengakibatkan standar yang digunakan tidak efektif.