Setiap perusahaan, baik manufaktur atau jasa, pasti menyusun laporan keuangan berupa neraca keuangan. Laporan berupa neraca keuangan ini merupakan bentuk aktivitas akuntansi yang berkaitan dengan kegiatan operasional suatu perusahaan. Salah satu komponen yang ada dalam neraca keuangan tersebut adalah liabilitas (liabilities). Liabilitas merupakan salah satu bentuk kewajiban perusahaan berupa utang yang harus dibayarkan pada pihak lain. Tak hanya berbentuk uang, liabilitas juga bisa berupa barang atau jasa, tergantung dari kebutuhan perusahaan itu sendiri.


Berkaitan dengan liabilitas sebagai suatu kewajiban, dikenal pula istilah operating liabilities atau liabilitas operasi. Liabilitas ini bersifat kewajiban dalam jangka pendek yaitu jangka waktu pembayarannya biasanya tidak lebih dari satu tahun. Beberapa contoh bahkan bersifat rutin bulanan. Untuk lebih memahami tentang operating liabilities ini dan apa saja ciri serta contohnya, berikut akan dibahas penjelasan dan pemaparannya.


Pengertian Operating Liabilities

Operating liabilities adalah bentuk kewajiban jangka pendek yang dihasilkan karena operasional suatu perusahaan. Kewajiban atau akrab dikenal sebagai utang ini tidak dikenakan bunga dan terdiri atas biaya yang masih harus dibayar serta utang pajak penghasilan. Jika liabilitas operasi dikurangi dari total aset, maka hasilnya merupakan aset operasi bersih perusahaan.


Liabilitas operasi bisa timbul karena suatu peristiwa masa lalu yang bersifat kontraktual atau berdasar perjanjian antara perusahaan dengan pihak ketiga. Seperti pengertiannya yang sudah dijelaskan di atas, liabilitas operasi yang merupakan kewajiban jangka pendek ini harus dibayarkan dalam waktu secepatnya. Biasanya, jangka waktu selain untuk kewajiban upah adalah maksimal satu tahun.


Ciri-Ciri Operating Liabilities

Suatu kewajiban perusahaan bisa dikatakan sebagai operating liabilities jika memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

  1. Kewajiban untuk membayar bersifat pasti.

  2. Bisa diselesaikan pembayarannya dalam kurun waktu operasional normal perusahaan.

  3. Jatuh tempo pembayaran dalam jangka pendek, paling lama dua belas bulan.

  4. Jumlah yang harus dibayarkan sudah pasti.

  5. Pembayaran dilakukan secara langsung dan tidak dalam bentuk cicilan.

  6. Dimiliki perusahaan untuk maksud diperdagangkan.

  7. Tidak membutuhkan jaminan, biasanya hanya berdasar perjanjian tertulis atau bahkan kepercayaan.


Di dalam akuntansi, operating liabilities ini akan tercatat di setiap periode laporan keuangan. Keberadaan operating liabilities ini sendiri bagi perusahaan bertujuan untuk mempercepat perputaran uang. Jika dilihat secara sistem, maka sebenarnya kewajiban ini secara tak langsung dibayarkan oleh pelanggan itu sendiri, bukan perusahaan, karena tidak mengganggu modal atau keuntungan.


Contoh Operating Liabilities

Di dalam kewajiban jangka pendek, terdapat beberapa klasifikasi contohnya berdasarkan beberapa hal yaitu kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa dalam operasional perusahaan, pembayaran diterima dimuka yang mengakibatkan kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di masa depan, serta kewajiban lain yang jatuh tempo di periode berjalan.


Berkaitan dengan operasional bisnis utama perusahaan, berikut adalah contoh dari operating liabilities ini:

  1. Utang Dagang

Utang dagang merupakan sejumlah uang yang belum dibayar atas barang atau jasa yang sudah diserahkan dari supplier kepada perusahaan. Utang dagang ini timbul ketika perusahaan melakukan pembelian secara tunai atau kredit. Pengakuannya adalah pada tanggal terjadinya penyerahan barang atau penyelesaian jasa.


Contoh ilustrasi dari utang dagang ini adalah PT. ABC membeli peralatan secara kredit pada 1 Oktober 2019 sebesar Rp10 juta. Syarat pembelian yang diberlakukan adalah 2/10, n/30. Berdasarkan syarat pembelian, diketahui 2/10 berarti perusahaan mendapat potongan 2% bila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari. Sedangkan n/30 artinya jangka waktu kredit adalah 30 hari. Maka berdasarkan keterangan tersebut, jika perusahaan melakukan pelunasan pada 10 Oktober 2019, maka akan mendapat potongan pembelian sebesar Rp200.000 alias hanya membayar Rp 9.800.000.Sedangkan jika membayar setelah tanggal 11 Oktober sampai 31 Oktober, maka pembayaran full Rp10 juta.

  1. Utang Dividen

Utang dividen merupakan kewajiban yang terjadi ketika perusahaan melakukan jenis perseroan serta memiliki saham di IDX. Jumlah terutang oleh perusahaan pada pemegang saham adalah hasil dari pembagian dividen berdasar rapat umum pemegang saham. Dalam prosesnya, pembagian dividen ini melalui tiga tanggal yang berpengaruh pada pencatatan akuntansi, yakni tanggal pengumuman, tanggal pendaftaran, dan tanggal pembayaran.

  1. Utang Upah dan Gaji Karyawan

Seperti namanya, utang upah dan gaji karyawan merupakan kewajiban yang harus dikeluarkan perusahaan atas kerja yang dilakukan seseorang atau karyawan mereka. Upah dan gaji ini dibayarkan secara berkala sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Upah biasanya berkaitan dengan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan pelaksana (buruh). Sedangkan gaji berkaitan dengan pembayaran atas jasa yang dilakukan karyawan dengan jenjang manajerial di perusahaan.

  1. Utang Pajak

Utang pajak adalah biaya yang belum dibayarkan ke kas negara termasuk sanksi administrasinya baik bunga, denda, atau kenaikan lain. Dalam kondisi formal, utang pajak yang timbul karena petugas pajak mengeluarkan surat ketetapan. Contohnya adalah pelunasan Pajak Bumi Bangunan yang surat ketetapan pajaknya dikeluarkan oleh KPP yang berisi besaran pajak terutang setiap tahun. Artinya, wajib pajak tak perlu lagi melakukan penghitungan pajak melainkan langsung membayar berdasar surat yang diberikan.


Ada Pula utang pajak dalam kondisi materiil yaitu utang pajak timbul karena undang-undang atau sebab khusus tertentu seperti karena mendirikan bangunan, impor dan ekspor, atau mendapat hadiah. Contoh dari utang pajak karena kondisi materil ini adalah karyawan menerima hadiah dari undian perusahaan, maka ia juga memiliki utang pajak atas hadiah tersebut.

  1. Utang Biaya

Utang biaya merupakan kewajiban perusahaan yang dibebankan secara rutin dalam tempo tertentu. Biasanya, utang ini memiliki jangka waktu atau tempo rutin setiap bulan. Contoh dari utang biaya ini adalah tagihan listrik, air, pulsa, atau internet.


Pemahaman tentang operating liabilities ini penting bagi perusahaan termasuk akuntan karena berkaitan dengan pembuatan neraca keuangan. Liabilitas operasi ini bisa berbentuk utang bank atau utang kepada pihak lain. Kewajiban liabilitas ini harus diselesaikan sesuai kesepakatan dan tepat waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban. Di sisi lain, ketepatan pembayaran ini membantu perusahaan jika ingin melakukan utang di kemudian hari.