Pengertian, Perbedaan, dan Contoh Aktiva Tidak Lancar

pengertian_perbedaan_dan_contoh_aktiva_tidak_lancar

Aktiva berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Biasanya akun ini akan tertera setiap periodenya pada laporan keuangan. Aktiva merupakan bagian dari aset yang dimiliki perusahaan, sehingga meningkatkan nilai keuntungan dan modal. Saat ini, kami akan membahas pengertian, perbedaan dan contoh dari aktiva tidak lancar.

Pengertian Aktiva Tidak Lancar

Aktiva tidak lancar adalah merupakan jenis aset dan bagian kekayaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dan dapat dilihat serta diukur secara jelas. Sifat aktiva ini adalah tahan lama, minimal bertahan 1 tahun sejak tanggal pembelian. Aktiva tidak lancar biasanya bersifat tidak bertujuan untuk dijual kembali dan berupa barang atau aset. Disebut tidak lancar karena tidak dapat diuangkan secara tunai dalam waktu singkat, dan tidak dapat dikategorikan sebagai alat pembayaran yang sah. Menurut bentuknya, aktiva tidak lancar di kategorikan menjadi 2, yaitu:

  1. Aktiva Tetap

Aktiva ini juga biasa disebut aktiva berwujud, karena bentuknya yang nyata dan jelas, serta sudah siap untuk digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap merupakan bagian yang cukup penting dalam jalannya proses produksi. Dari pernyataan diatas, maka disimpulkan sebagian besar aktiva tetap dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk digunakan kembali, bukan untuk dijual. Jika nantinya dijual pun, barang-barang tersebut telah digunakan manfaatnya. Contoh dari aktiva tetap adalah

  • Tanah
  • Gedung (dapat berupa kantor atau gudang)
  • Perlengkapan badan usaha (mesin fotocopy, alat tulis, printer, komputer dan lain sebagainya)
  • Peralatan badan usaha (mesin produksi, mesin cetak, atau yang berhubungan langsung dengan proses produksi)
  1. Aktiva Tidak Berwujud

Sesuai namanya, aktiva ini tidak berwujud namun memiliki nilai yang cukup fantastis dan masih dapat dirasakan manfaatnya, khususnya manfaat ekonomi. Sekalipun tidak berwujud, bukan berarti sama sekali tidak memiliki fisik. Bentuk dari aktiva ini biasanya berupa pengakuan sah yang tertulis di kertas, serta berkekuatan hukum. Contoh dari aktiva tidak berwujud adalah

  • Hak cipta

Merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak hasil karyanya atau memberikan izin untuk melakukan hal itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika ada pihak lain yang menggunakan hasil karyanya tanpa memiliki izin, maka perusahaan dapat menuntut secara hukum. Dalam perusahaan hak cipta biasanya berupa hasil produksi yang nantinya dijual ke konsumen.

  • Merk dagang

Merk yang digunakan perusahaan juga dapat didaftarkan ke lembaga hukum, tujuannya agar tidak ada pihak lain yang menggunakan merk tersebut untuk kepentingan pribadi. Merk ini juga memiliki nilai tersendiri. Contoh kaos dengan logo merk terkenal dan tanpa logo, tentu akan memiliki nilai jual yang berbeda.

  • Hak Paten

Merupakan hak tunggal yang diberikan negara kepada perusahaan, dikarenakan menemukan hasil penelitian atau inovasi.

  • Goodwill (nama baik)

Goodwill akan muncul dalam laporan keuangan, khususnya ketika terjadi akuisisi perusahaan. Nilai goodwill bergantung pada seberapa besar penilaian masyarakat atau konsumen terhadap merk perusahaan. Walaupun tidak berwujud, justru nilainya dapat cukup besar. 

  • Franchise

Hak yang diberikan perusahaan kepada entitas lain, untuk membuka usahanya di tempat yang diinginkan. Perusahaan akan memberikan hak jualnya untuk digunakan selama masa sewa.

  • Hak sewa 

Merupakan hak untuk memberikan ijin sewa kepada entitas lain. Jika perusahaan bekerja di bidang persewaan kantor, maka hak sewa ini akan digunakan dan merupakan bagian dari aset, karena menambah pendapatan. 

Perbedaan Aktiva Lancar dan Aktiva Tidak Lancar

Setelah mengetahui pengertian aktiva tidak lancar, lantas apa perbedaan signifikansinya dengan aktiva lancar? Sebelum mengetahui perbedaannya, maka harus mengenal terlebih dahulu mengenai aktiva lancar.Aktiva lancar menurut S. Munawir (2004) adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama 1 tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Menurut Alimsyah dan Padji (2006), aktiva lancar harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu relatif singkat, biasanya ukuran waktunya yang dipakai adalah siklus usaha atau tahun buku.Dari pernyataan tersebut, maka dapat disederhanakan bahwa aktiva lancar adalah aset perusahaan dalam bentuk uang tunai, atau bentuk lainnya yang dapat dicairkan (menjadi uang tunai) dalam kurun waktu paling lama 1 tahun. Aktiva ini digunakan untuk perputaran keuangan perusahaan. Contoh dari aset ini adalah:

  • Kas

Berupa uang tunai, baik uang kas di kantor maupun di bank. Uang ini sudah dipegang secara tunai oleh perusahaan. Kas bisa dari pendapatan penjualan produk, pembayaran piutang maupun hasil investasi perusahaan.

  • Piutang dagang

Uang kas yang tertahan oleh pihak lain, disebabkan adanya transaksi jual beli, dimana pihak tersebut menunda pembayaran sesuai kesepakatan yang disepakati sebelumnya.

  • Piutang wesel

Sama dengan piutang dagang, namun dinyatakan dalam bentuk wesel atau perjanjian yang telah diatur dalam undang-undang.

  • Persediaan barang (baik awal maupun akhir)

Merupakan barang hasil produksi yang akan dijual kepada konsumen. Nantinya hasil penjualan bisa masuk dalam kas atau piutang.

  • Investasi jangka pendek

Investasi yang hasilnya bisa dirasakan dibawah 1 tahun. Bisa berupa dividen atau bunga deposito.

Maka dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan beberapa perbedaan mendasar antara akitva tidak lancar dan aktiva lancar, yaitu:

  1. Jangka waktu

    1. Aktiva lancar dapat dicairkan secara tunai dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.
    2. Aktiva tidak lancar dari awal tidak berniat untuk dijadikan uang tunai, sekalipun dijadikan uang tunai, jangka waktunya lebih dari 1 tahun.
  1. Tujuan 

    1. Aktiva lancar memiliki tujuan untuk dimanfaatkan secepat mungkin. Entah itu untuk perputaran keuangan, membayar hutang, investasi dan keperluan lainnya.
    2. Aktiva tidak lancar dari awal kepemilikan sudah bertujuan untuk digunakan dalam kelancaran proses produksi dan tidak untuk dijual. Jika memutuskan dijual pun biasanya bukan bertujuan untuk menambah aktiva lancar, tapi karena habis masa manfaat atau untuk diganti dengan barang baru. Bahkan beberapa jenis aktiva ini dimanfaatkan untuk seumur hidup perusahaan.
  1. Manfaat

    1. Aktiva lancar sebagai alat pembayaran yang sah.
    2. Aktiva tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

Itulah perbedaan dari aktiva tidak lancar dan aktiva lancar. Posisi kedua aktiva tersebut memang sama-sama menambah nilai aset, hanya berbeda di jangka waktu pemakaian, tujuan dan manfaatnya. Sekalipun berbeda, namun fungsi aktiva-aktiva tersebut sama, yaitu untuk kelancaran operasional perusahaan.


You Might Also Like