Pengertian, Tujuan, dan Jenis Arbitrase

pengertian_tujuan_jenis_arbitrase

Pernahkan Anda melihat barang yang sama di satu toko dengan toko lain mempunyai harga yang berbeda? Tentu hal tersebut cukup lumrah dialami. Secara alamiah, tentu kita akan memilih barang di toko yang menawarkan harga yang lebih rendah. Dengan begitu, kita merasa seolah mendapat keuntungan karena bisa memperoleh harga lebih murah.Berkaitan dengan contoh di atas, dalam ilmu ekonomi memang ada istilah yang bisa merujuk pada hal tersebut. Istilah yang dimaksud adalah Arbitrase. Istilah ini memang jarang terdengar lantaran hanya digunakan pada kondisi tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah kondisi ekonomi di mana dalam satu sisi menguntungkan tetapi bisa juga menjadi masalah.Agar lebih memahami konsep arbitrase ini, berikut pembahasan Arbitrase dilihat dari sudut pandang ekonomi.

Pengertian Arbitrase

Arbitrase (arbitrage) berakar dari bahasa Prancis yang merujuk pada putusan yang dibuat oleh arbiter pada suatu peradilan arbitrase. Dalam rujukan lain, Arbitrase juga dipercaya berasal dari Bahasa Latin ‘Arbitrare’ yang berarti kekuasaan untuk mengatasi sesuatu dengan kebijaksanaan. Oleh karenanya, dalam ilmu hukum istilah arbitrase sangat populer yang secara sederhana dipahami sebagai upaya menyelesaikan masalah melalui kebijakan di luar peradilan umum.Berbeda jika dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi, istilah Arbitrase dimaksudkan sebagai praktik untuk mendapat keuntungan akibat adanya perbedaan harga di antara dua pasar keuangan. Hal ini berarti ada kombinasi untuk menyesuaikan dua jenis pasar keuangan agar memperoleh keuntungan. Keuntungan yang dimaksud adalah dari selisih harga pasar yang satu dengan yang lainnya.Di dalam dunia akademis, istilah arbitrase bisa diartikan pula sebagai suatu transaksi tanpa arus kas negatif dan setidaknya ada arus kas positif pada satu keadaan. Hal ini secara sederhana sering disebut sebagai ‘Keuntungan Tanpa Risiko’. Implementasinya sendiri banyak dilakukan untuk obligasi, saham, mata uang, komoditi, dan lain sebagainya.Pertanyaan berikutnya adalah dalam kemungkinan apa Arbitrase bisa terjadi? Setidaknya ada 3 kondisi dimana arbitrase dimungkinkan, yaitu:

  1. Aset yang sama tidak diperdagangkan dengan harga yang sama di setiap pasarnya.
  2. Terdapat dua aset dengan arus kas yang identik tetapi tidak diperdagangkan dengan harga yang sama.
  3. Adanya suatu aset dengan nilai kontrak berjangka, dimana aset tersebut pada saat ini tidak diperdagangkan dengan harga kontrak lantaran ada biaya penyimpanan gudang atas aset yang tidak bisa diabaikan.

Tapi apakah semua tindakan arbitrase artinya mendapat keuntungan? Ternyata tidak selalu. Jika harga pasar tidak memungkinkan terjadinya arbitrase yang menguntungkan, maka harga yang dimaksud tergolong sebagai harga keseimbangan atau dalam hal ini dikenal sebagai ekuilibrium arbitrase alias pasar bebas arbitrase. Hal ini merupakan prakondisi dari teori keseimbangan yang sudah dikenal dalam ilmu ekonomi.

Tujuan Arbitrase

Arbitrase dalam ekonomi memiliki tujuan dasar untuk memperoleh keuntungan. Namun dalam cakupan yang lebih luas, berikut dua hal yang menjadi tujuan arbitrase.

  1. Memperoleh Keuntungan

Seperti yang sudah diungkap di atas dan dalam pengertiannya, Arbitrase dalam ilmu ekonomi memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan tersebut didapat dari selisih harga antara satu pasar dan pasar lainnya.

  1. Mengkonvergensi Harga

Arbitrase membuat konvergensi harga pada pasar yang berbeda. Ini artinya bahwa arbitrase menghasilkan nilai mata uang, harga komoditi, dan harga sekuritas pada pasar yang berbeda akan cenderung memiliki harga yang sama. Dengan kata lain, arbitrase bisa mengurangi diskriminasi harga dengan merangsang pasar melakukan pembelian pada harga murah dan menjual saat harga tinggi.

Akan lebih mudah dipahami tujuan dari Arbitrase ini jika melalui contoh kasus. Misalnya sebuah perusahaan ingin mendapat modal melalui pasar saham. Namun, kondisi keuangan perusahaan ternyata juga tidak baik. Maka, perusahaan tersebut artinya butuh suntikan modal dari pihak lain. Oleh karenanya upaya arbitrase dilakukan melalui pasar saham sebagai pihak mediasinya. Hal ini dilakukan agar ada pemodal yang bisa membeli saham perusahaan tersebut sehingga perusahaan terbebas dari risiko kerugian. 

Jenis-Jenis Arbitrase

Dalam sebuah perusahaan, arbitrase bisa mempengaruhi investasi dan di sisi lain bisa berkaitan dengan keuangan perusahaan. Berikut ini, jenis-jenis arbitrase yang umum ditemui dalam lingkungan perusahaan.

  1. Arbitrase Merger

Arbitrase merger terjadi jika dua perusahaan atau dua divisi menjadi satu bagian dalam upaya menyeimbangkan keuntungan perusahaan. Hal ini biasanya membuat perusahaan atau divisi yang tidak mendapat untung akan diakuisisi oleh yang mendapat untung (lebih kuat). Akuisisi inilah yang menjadikan istilahnya menjadi arbitrase merger.Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas bahwa umumnya perusahaan yang diakuisisi lebih rendah dari harga yang ditawarkan oleh perusahaan pengakuisisi. Rentang harganya tergantung pada waktu selesainya pelaksanaan akuisisi dan suku bunga yang berlaku.

  1. Depository Receipts

Arbitrase jenis Depository Receipts umumnya terjadi pada pasar saham atau valuta asing yang memiliki fungsi kontrol. Hal tersebut menjadikan perdagangan saham dan valuta asing bisa dioptimalkan keuntungannya. Dalam artian lain, Depository Receipts ini bertindak sebagai sekuriti yang ditawarkan sebagai pengikut saham pada pasar asing. Sekuriti ini sendiri dikenal sebagai ADR (American Depository Receipts).Perlu diketahui pula bahwa akan ada selisih antara nilai yang tertera dan nilai sesungguhnya. ADR yang diperdagangkan pada nilai yang lebih rendah, maka akan membuat orang yang membeli ADR tersebut mendapat keuntungan. Namun, akan ada resiko jika nilai saham turun.

  1. Arbitrase Peraturan

Arbitrase Peraturan atau Regulatory Arbitrage merupakan bentuk keputusan yang diambil perusahaan saat terjadinya risiko keuangan. Arbitrase ini diambil untuk memperoleh keuntungan atas selisih antara risiko nyata atau risiko ekonomis dengan posisi aturan yang ada. Sebagai contoh adalah saat pengajuan pinjaman dari pihak perusahaan kepada bank. Perusahaan tentu harus mengikuti aturan untuk mendapat pinjaman bank. Di sisi lain, perusahaan juga menghadapi risiko gagal bayar, sekalipun resikonya kecil karena mereka menerapkan sekuritas yang baik. 

  1. Arbitrase Obligasi Konversi

Pada jenis Arbitrase Obligasi Konversi, investor bisa mengembalikan obligasi kepada perusahaan penerbit dengan ditukarkan sejumlah saham perusahaan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Harga dari obligasi konversi ini sendiri sangat sensitif terhadap tiga hal, yaitu suku bunga, harga saham, dan obligasi selisih kredit.Demikianlah informasi seputar Arbitrase dalam pandangan ekonomi dan akuntansi. Pada kesimpulannya, arbitrase terjadi pada kasus-kasus khusus yang mungkin saja jarang terjadi tetapi bisa membuat perusahaan mengalami sengketa. Oleh karenanya, penting bagi tiap perusahaan melakukan penyusunan akuntansi dan keuangan yang baik untuk menghindari masalah bisnis. Penggunaan software akuntansi seperti yang disediakan oleh Ukirama ERP sangat bisa menjadi solusinya.


You Might Also Like